Pembangunan Mesjid Tertinggi Kota Padang, Jamiatul Ilmi, Diharapkan Selesai Akhir 2020

Pembangunan Mesjid Tertinggi Kota Padang, Jamiatul Ilmi, Diharapkan Selesai Akhir 2020

 

PNP News. Perlahan namun pasti, pembangunan mesjid tertinggi di Kota Padang dan termegah di Bukit Limau Manis, jelang tutup tahun akan sekesai. Pembangunan Mesjid Jamiatul Ilmi yang diperkirakan mampu menelan biaya Rp. 500 Juta dan sempat tertunda itu, akhir September 2020 akan selesai dipasangi kubah emasnya yang berdiameter 7 dan akhir Desember 2020, bangunannya selesai dikembangkan hingga ke shaf ‘pembatas’ perempuan.

 

Tertundanya pembangunan mesjid itu menurut Busri Boy, Sekretaris Panitia, karena tak terealisasinya bantuan dari Arab Saudi akibat suksesi atau pergantian Dubes. Sementara, ada perjanjian bilateral, mulai 2018, Panitia Pembangunan Mesjid Jamiatul Ilmi diminta untuk tidak menerima bantuan dari pihak manapun karena Arab Saudi akan menjadi donatur tunggal, sebagaimana halnya pembangunan lanjutan Masjid Nurul ‘Ilmi di kawasan Universitas Andalas.

Besarnya harapan untuk menuntaskan pembangunan hingga ke shaf perempuan dikarenakan sejak pembangunan lanjutan pada 2018, kaum ibu shalat di lantai yang masih kasar, jendela mesjid yang bolong-bolong, binatang banyak keluar masuk, malah meninggalkan kotoran. Hari ini dibersihkan, besok dikotori lagi, capek dech…, jelas Busri Boy.

Tim Teknis, Hendra Alexander dari Pekanbaru melaporkan, pada 3 Agustus 2020, Politeknik Negeri Padang sudah “tekan kontrak” dengan CV. Sindo Harind yang berdomisili di Jalan Adinegoro Nomor 15, Padang untuk pemasangan kubah mesjid tipe panel interlock powder coatings plus plafond, topi kubah berbentuk terompet, pucuk atas berbentuk bulan bintang, motif batik dan warna emas.

 

 

 

 

 

 

 

 

Contoh plafon batik yang akan dipasang

 

Asrial, Anggota Tim Teknik merinci, mesjid ini juga menggunakan pipa hollow 30 x 30 x 1,2 untuk rangka panel dan hollow 25 x 25 x 1,2 untuk plafond. Selain itu, juga menggunakan plat luar zincalumn ketebalan 0,4 mm, lapis dalam plat zincalumn 0.4 mm. Di samping itu, pengecatannya menggunakan cat Jotun Powder Coating di oven 200 derajat Celcius. Mesjid tertinggi di Kota Padang ini juga dilengkapi anti petir tanpa instalasi, lampu sorot 4 unit, rantai, dan kabel.

 

Asrial, Anggota Tim Teknik

 

Busri Boy membenarkan hal itu dan mengaku senang karena CV Sindo Harind yang jadi mitra mengerti kebutuhan dan keinginan warga Politeknik Negeri Padang. “Mestinya dari 3 Agustus-3 September 2020 mereka masih melakukan pekerjaan kubah di bengkel, tapi pada 24 Agustus 2020 mereka sudah melakukan pekerjaan tahap 2 untuk 30 hari ke depan di kampus”, jelasnya.

 

Busri Boy, Sekretaris Panitia

 

Menurutnya, dalam waktu dekat akan ada paket Rp. 200 Juta dari Pimpinan Politeknik Negeri Padang melalui dana Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) untuk pemasangan plafon dan pengecatan warna putih.

Sementara, Takdir Alamsyah yang disebut-sebut sebagai “relawan motivator” yang punya ide penggalangan dana melalui imbauan di media sosial WhatsApp, menyatakan, pemasangan kubah tersebut bisa menelan Rp. 170 Juta dan pemasangan lantai granit bisa menelan Rp. 48 Juta. “Untuk angka pastinya silakan menghubungi Ketua Panitia, Pak Albar atau Tim Teknik, Alexander”, ujarnya saat meninjau puncak kubah sebelum Ashar, Rabu, 26 Agustus 2020.

 

Takdir Alamsyah “relawan motivator”

 

Tercatat sampai hari ini penggalangan dana via WhatsApp mencapai Rp. 202 Juta, jelas Takdir. Selain itu, Panitia juga berhasil mengumpulkan dana infak dan sedekah dari Jurusan Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro dan alumni. Dari karyawan (termasuk dosen), Panitia mendapatkan sumbangan potong gaji per bulan yang mencapai Rp. 10.800.000.

 

 

 

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

d® amlis

Naswiradianto