Mendikbud Luncurkan “Forum Pengarah Vokasi”: Sekitar 2.600 Lebih Perusahaan Siap Dukung Pengembangan Vokasi

Mendikbud Luncurkan “Forum Pengarah Vokasi”: Sekitar 2.600 Lebih Perusahaan Siap Dukung Pengembangan Vokasi

 

PNP News. “Kemitraan strategis antara dunia industri dan dunia kerja untuk mewujudkan ‘pernikahan massal’ atau link & match merupakan suatu keniscayaan guna menyiapkan sumber daya manusia yang siap menyongsong masa depan. ‘Rumah Vokasi’ akan menjadi salah satu wadah bagi para aktor yang dapat mendukung terwujudnya hal tersebut. Jika rekrutmen dunia industri berjalan tak semangat berarti pengelolaan pendidikan tak serius dari industri.”

 

Hal itu diungkapkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim dalam gelar wicara sekaitan dengan Peluncurkan ‘Forum Pengarah Vokasi’ untuk Mendukung Link & Match Pendidikan Vokasi dengan Industri dan Dunia Kerja, secara daring, Rabu, 15 Juli 2020. Forum tersebut adalah bagian dari rangkaian program yang sesuai dengan prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.

 

 

Adapun tugas dan tanggung jawab ‘Rumah Vokasi’ adalah memberikan masukan dalam perumusan kebijakan, strategi dan program pengembangan pendidikan vokasi, meliputi kurikulum, asesmen, akreditasi, model pembelajaran, praktik kerja lapangan, pengembangan sumber daya manusia pendidikan vokasi, dan sarana prasarana pembelajaran; memberikan masukan berupa informasi job title yang dibutuhkan oleh industri serta memberikan rekomendasi job title kepada industri terkait ketersediaan lulusan pendidikan vokasi; memberikan rekomendasi pelatihan berbasis industri bagi pendidik dan tenaga kependidikan.

Di samping itu juga memberikan rekomendasi peningkatan atau pengembangan sarana prasarana yang digunakan di lembaga pendidikan dan pelatihan vokasi; memfasilitasi rekrutmen lulusan dan pola ikatan dinas untuk peserta didik pendidikan vokasi; memfasilitasi kerja sama dalam hal riset terapan dan pengembangan; dan memfasilitasi pendidik tamu dari industri mengajar di pendidikan vokasi.

Pernikahan massal melalui Rumah Vokasi melahirkan program penyelarasan lembaga pendidikan vokasi dengan industri dan dunia kerja (Iduka) berupa penyelarasan kurikulum, penyelarasan proses pembelajaran, peningkatan kapasitas SDM vokasi, magang, praktik kerja lapangan terstruktur, dosen/guru tamu, penyerapan lulusan, beasiswa, sertifikasi kompetensi, bantuan sarana prasarana, memperkenalkan teknologi dan proses kerja industri, serta riset terapan, dan sebagainya. “Rumah Vokasi diharapkan dapat memberikan masukan, rekomendasi, dan fasilitasi dalam pengembangan pendidikan vokasi,” pesan Mendikbud.

Jika rekrutmen dunia industri berjalan tak semangat berarti ada yang tak serius dalam pengelolaan pendidikan di industri. Kewenangan intervensi program magang sudah diberikan dalam waktu relatif panjang agar kualitas lulusan semakin baik sehingga industri bisa menyeleksi mereka sebagai bibit unggul, terang Nadiem.

 

 

Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto dengan semangat menambahkan, upaya sinergi bersama dunia industri dan dunia kerja serta sekolah vokasi dapat mencetak sumber daya manusia yang unggul dan berdaya serap tinggi di industri. “Dengan pendidikan vokasi yang lebih mumpuni, ke depannya kita akan melihat antrean masuk SMK atau Politeknik. Mereka akan mendapatkan pengalaman dan praktik kerja yang kuat untuk kepentingan modal karier masa depan mereka nantinya,” imbuh Wikan.

 

 

Sementara itu, Ketua Umum Kadin Indonesia Rosan Roeslani menyampaikan komitmen pihaknya untuk mendukung pengembangan pendidikan vokasi. Hal tersebut dilakukan untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden Joko Widodo dengan Kanselir Jerman Angela Merkel di Jerman pada 2016. Terbentuknya Rumah Vokasi antara Kemendikbud dan industri dapat mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memenuhi kebutuhan industri. “Pembentukan ekosistem ini didahului dengan pilot model untuk program kemitraan dunia industri dan dunia kerja dengan dunia pendidikan. Hingga saat ini, lebih dari 2.600 perusahaan sudah siap mendukung pengembangan vokasi,” jelasnya.

 

 

 

Ketua Umum Apindo, Hariyadi B. Sukamdani mengungkapkan upaya pemerintah terkait vokasi telah sejalan dengan misi asosiasi Apindo yang menginginkan dunia usaha terlibat aktif dalam mengembangkan vokasi, termasuk memberikan dorongan untuk pilot project menjadi mitra pendidikan di wilayah yang disepakati untuk pembentukan lembaga serupa. “Apindo juga mendorong keterlibatan leading company di masing-masing sektor dan untuk memastikan bahwa dukungan vokasi ini bisa berjalan, perlu adanya tempat praktik sebagai playground. Melalui dual system bisa menjadi jembatan solusi untuk vokasi yang lebih baik,” terang Hariyadi.

Saat ini Apindo tengah fokus pada penguatan fondasi Technical and Vocational Education and Training (TVET) yang meliputi percepatan standardisasi dan sertifikasi serta pelatihannya. Apindo juga memberikan perhatian pada terwujudnya ekosistem sistem perencanaan tenaga kerja, industrial council, hingga sistem pendanaan. Hal terpenting dari fokus tersebut adalah memastikan program tersebut sejalan dengan strategi dunia industri. “Untuk lebih meningkatkan efektivitas vokasi, sistem pendidikan harus berkaitan dengan ketenagakerjaan. Untuk itu sangat penting mengembangkan ekosistem terkait. Sebagai contoh, sertifikasi perlu dikaitkan dengan sistem kompensasi atau skala upah, serta kompensasi berbasis kompetensi,” terangnya.

 

 

Pembentukan Rumah Vokasi tersebut ditandai dengan peluncurannya secara daring oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim, diikuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman dan Perjanjian Kerjasama antara Kemendikbud dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin), Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), dan Himpunan Kawasan Industri (HKI). Hadir juga dalam acara tersebut, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Sanny Iskandar, serta perwakilan Lembaga/Asosiasi/DUDI sebagai anggota forum pengarah vokasi.

 

d®amlis