PNP Ambil Tanggung Jawab Lahirkan Lulusan SMK Siap Pakai Hadapi Revolusi Industri 4.0 dan Banjir Tenaga Kerja Asing

PNP Ambil Tanggung Jawab Lahirkan Lulusan SMK Siap Pakai Hadapi Revolusi Industri 4.0 dan Banjir Tenaga Kerja Asing

 

PNP News. Tidak hanya melahirkan lulusannya yang siap pakai, Politeknik Negeri Padang (PNP) juga mengambil tanggung jawab melahirkan lulusan SMK yang siap pakai melalui Digital Talent Scholarship (DTS). Pelatihan atas kerjasama Kominfo dan Dikti itu dimaksudkan untuk menyambut bonus demografi dan persaingan antarnegara yang semakin ketat, serta banjirnya masuk tenaga kerja asing meramaikan Revolusi Industri 4.0

 

 

 

Hal itu tersirat dalam TDS, Vocational School Graduate Academy: Pelatihan Bidang IT Bagi Lulusan SMK yang berlangsung di Gedung PKM, Senin pagi, 29 Juli 2019.

Kepala Balai Besar Pengembangan SumberDaya Manusia dan Penelitian Kemenkominfo Wilayah Medan, Irbar Samekto dalam sambutannya menyatakan, di tengah kondisi negara yang masih kekurangan SDM di bidang komunikasi dan informasi, sebagian lulusan teknologi dan informasi masih belum siap pakai dan kesulitan dalam mencari lapangan pekerjaan. Sehubungan dengan itu, DTS diharapkan mampu menjadikan generasi muda jadi tuan rumah di negerinya sendiri dan tidak terpinggirkan oleh masuknya tenaga ahli (expert) dari luar saat menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Surfa Yondri, Direktur PNP

 

Surfa Yondri, Direktur PNP yang juga tampil sebagai pemateri pertama dalam pelatihan itu mengamanatkan agar tidak alergi pada perubahan, tapi melihatnya sebagai peluang yang bisa dimanfaatkan.

Setidaknya Revolusi Industri berpeluang dalam peningkatan: pendapatan (income), kualitas hidup melalui teknologi tinggi, pengurangan biaya transportasi dan komunikasi, penciptaan produk dan pasar baru, tempat kerja yang lebih aman karena pekerjaan berbahaya diambil alih oleh robot, dan peningkatan layanan kesehatan, jelasnya.

Secara global McKinsey Global Institute (2017) memprediksi pada tahun 2030 sebanyak 800 juta pekerjaan di seluruh dunia akan hilang akibat otomatisasi.

Namun Indonesia memiliki keistimewaan tersendiri sebab akan lebih banyak pekerjaan yang tercipta—daripada yang hilang—menuju tahun 2030 mendatang.

Meskipun Revolusi Industri 4.0 dikhawatirkan memangkas jumlah tenaga kerja secara besar-besaran seperti revolusi-revolusi sebelumnya, dengan penguasaan digitalisasi, Indonesia mampu mewujudkan permintaan 113 juta tenaga kerja yang memiliki keterampilan khusus pada tahun 2030.

Di sisi lain, sesuai instruksi Presiden, fokus dunia pendidikan saat ini adalah memberikan keterampilan kerja bagi generasi muda. Pendidikan dan pelatihan vokasi/kejuruan semakin diperkuat seiring bergesernya strategi pembangunan dari pembangunan infrastruktur fisik menjadi pembangunan manusia, di antaranya dalam bentuk pelatihan DTS.

Merujuk Kepala Balai Besar Pengembangan SDM dan Penelitian Kemenkominfo Wilayah Medan, ia menggambarkan, robot, mesin, dan aplikasi digital berangsur mengambil alih pekerjaan-pekerjaan manusia yang membutuhkan keterampilan dasar, mekanis, rutin, atau yang memerlukan presisi tinggi.

Digitalisasi berpotensi memberikan peningkatan net tenaga kerja hingga 2,1 juta pekerjaan baru pada tahun 2025, tekannya optimis.

 

Ronal Hadi, Ketua Panitia Penyelenggara melaporkan, DTS 2019

 

PNP Dipercaya Kemenkominfo

Ronal Hadi, selaku Ketua Panitia Penyelenggara melaporkan, DTS 2019 ini adalah tindak lanjut kebijakan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang menyediakan beasiswa untuk 25.000 orang lulusan SMK.

Dari 218 peserta yang mendaftar online, hanya 191 orang yang berkesempatan mengikuti. DTS yang berlangsung 18 hari kalender, dua sesi sehari ( lpagi dan siang) dengan alokasi waktu 4 jam sehari, demikian Ronal.

 

Panitia Seksi Acara, Cipto Prabowo, S.T., M.T

 

Menurut Panitia Seksi Acara, Cipto Prabowo, S.T., M.T., untuk wilayah Sumatera, PNP diberi kepercayaan dan tanggung jawab untuk menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi talenta digital yang terbagi dalam 4 bidang: Fresh Graduate Academy (FGA); Akademi Pascasarjana Sekolah Kejuruan (VSGA); Coding Teacher Academy (CTA); Akademi Online (OA) ini.

“Kita berharap peserta tidak hanya sekedar dapat meningkatkan kemampuan mereka, tapi semua peserta juga bisa memperoleh sertifikat kompetensi yang dituntut dunia kerja, usai pelatihan ini”.

Cipto yang juga menjabat staf pengajar dan banyak membimbing penemuan mahasiswa yang inovatif ini menyadari, meskipun peserta DTS baru berstatus lulusan SMK, saat lulus nanti kemampuan mereka nyaris menyamai D-3.

Dengan demikian Digital Talent Scholarship merupakan salah satu langkah untuk mendapatkan SDM yang handal sekaligus berjiwa enterpteneurship dalam mendukung transformasi digital dan peningkatan ekonomi digital, pungkasnya.

 

d®amlis