Ny. Noeva Joni Sosli Juara 1 Lomba Baju Kuruang Basiba Dies Natalis PNP 2018

Ny. Noeva Yuhedmi  Joni Sosli keluar sebagai pemenang Lomba Baju Kuruang Basiba Tingkat Politeknik Negeri Padang setelah mengungguli 24 orang peserta yang diakui dewan juri sama cantik dan anggunnya.

Dr. Sukatik, M.Sc selaku Panitia menjelaskan, meskipun lomba tersebut dinilai secara langsung, tidak memberlakukan babak final, dewan juri ternyata kewalahan karena adanya skor yang sama dari 9 orang kandidat, sehingga para kandidat diminta tampil lagi tanpa diiringi musik.

Akhirnya setelah terlibat diskusi serius, dewan juri mantap untuk memutuskan 5 orang pemenang. Juara 1 diraih oleh Ny. Joni sosli ( Noeva Yuhedmi), Juara 2 diraih oleh Ny. Nina Aguskamar, dan Juara 3 diraih oleh Ny. Elvi Yanti Wisafri. Adapun Juara Harapan 1 diraih oleh Satwarnirat dan Juara Harapan 2 diraih oleh Reni Endang Sulastri.

Persyaratan Baju Kuruang Basiba

Menurut Dewan Juri yang diketuai oleh Ny. Ida Mahmud dari Bundo Kanduang Kota Padang, secara umum penilaiannya mencakup: keaslian pakaian (40 %), keserasian (30 %), dan penampilan (30 %).

Baju kuruang basiba dari jenis pakaian adat Minangkabau. Basiba atau  bakikiak,  berbelah sedikit di depan, tidak memakai resleting, tangan baju lurus, dalam/panjang bajunya di bawah lutut dan tidak boleh sempit atau membentuk tubuh (harus lurus dan longgar), ujung lengan baju tergantung model daerah masing-masing, memakai tangkuluak (tutup kepala), memakai kain, dan tidak dimodifikasi modelnya.

 

 

Sementara, baju kuruang basiba dari jenis pakaian harian tetap berupa baju kuruang basiba, memakai kain (boleh batik/ sarung biasa/songket), memakai tutup kepala dan 2 selendang,  tidak boleh transparan, dan produk kainnya berasal dari Provinsi Sumatera Barat.

Khusus untuk pakaian harian boleh memakai ornamen berupa sulaman tangan atau bordir, modelnya tidak boleh  dimodifikasi.

Untuk pakaian pengantin dianjurkan menurut adat masing masing daerah, tidak modifikasi, menggunakan sendal atau tarompa bertutup, asesoris pakaian sama dengan  pakaian adat/harian/pengantin.

 

 

Adanya persyaratan tersebut membuat Mama Tonga (Herlina Ritonga), tenaga kependidikan dari Jurusan Administrasi Niaga tidak kecil hati saat tahu dirinya tidak masuk ke babak final yang 9 orang.

“Mama Tonga sudah lega karena sudah dapat merasakan pengalaman bertanding. Toh, baju Mama Tonga tidak dijahit seperti persyaratan baju basiba yang filosofis. Lagian Mama Tonga kan Bundo Medan, bukan Bundo Kanduang….”, komentarnya sambil terkekeh.

Meski gagal di lomba fashion show, Herlina Ritonga yang bersuara “dingin-dingin empuk” ini tercatat sebagai Jawara 3 Lomba Solo Song Dies Natalis PNP 2018.

d®amlis