Revalin Herdianto

 

Revalin Herdianto: “Brand Ambassador Politeknik Negeri Padang”

 

Debut pria yang dijuluki “Brand Ambassador Politeknik Negeri Padang” ini dimulai saat berhasil mengantar Program Studi Teknik Sipil memperoleh akreditasi A pada 2010 sebagai salah satu kontribusi hibah kompetisi TPSDP (2004) yang meraup Rp. 500.000.000 di samping Semi-QUE (2002).

 

 

 

 

 

Technological Skills Development Sector Project (TPSDP) adalah beasiswa yang bersumber dari Asian Development Bank (ADB) melalui Dirjen Dikti Depdiknas yang diperuntukkan bagi mahasiswa perempuan dari pelosok yang berprestasi secara akademik tetapi kurang mampu. Calon pengusul biasanya berasal dari mahasiswa baru yang menggunakan seleksi nilai SMA (NEM/STTB/UAN).

Revalin Herdianto, S,T., M.Sc., Ph.D. dilahirkan di Pekanbaru, pada 16 Juli 1973. Pria yang terkadang diakrabi “Eddy”, “Reva”, “Palin” ini menamatkan S-1 di Institut Teknologi Bandung, Jurusan Teknik Sipil pada 1996-1999. S-2 diselesaikannya di Flinders University, Australia, Jurusan Hydrodynamics pada 2001-2002. Gelar “Ph.D.” diperolehnya dari University of Western Australia di Jurusan Hydrology pada 2009-2013.

 

Revalin terkenal karena pendekatan terapannya dalam teknik sipil, terutama dalam rekayasa sumber daya air dan struktur hidrolik. Dia terlibat intens dalam berbagai penelitian dan proyek sumber daya air di seluruh Indonesia, begitu juga dengan berbagai organisasi profesi di bidang hidrologi dan rekayasa sumber daya air, pembuatan kebijakan serta desain dan pengembangan konstruksi.

Selama perjalanan gelar doktornya, Revalin menyempatkan diri belajar di Universitas Korea pada tahun 2009 dan 2010. Saat ini menjadi dosen di Politeknik Negeri Padang dengan jabatan Wakil Direktur 1 untuk Bidang Akademik.

Di samping mempunyai kemampuan critical thinking yang baik, beliau merupakan tipikal pemimpin yang memiliki kemampaun problem solver yang sistematis dan dapat mengambil keputusan dengan cepat. Kemampuan bekerjasama dan kemampuan meng-organize beberapa tim yang berbeda dalam rentang waktu yang bersamaan mencerminkan kemampuan leadership yang mumpuni.

Dalam setiap pekerjaan yang didelegasikan kepada tim yang membantunya, di samping memberikan perhatian yang baik, Revalin juga senantiasa membuat perencanaan dan sistematika yang dapat membantu tim menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Hal ini membuat tim yang membantunya dapat bekerja dengan efektif dan efisien, demikian komentar Alhapen Ruslin Chandra, S.E., M.T., M.Com., Kepala UPT Kerjasama PNP.

Jika sebagian dosen, terutama dosen Matematika PNP, Dra. Sri Nita, M.Pd., menjulukinya “Brand Ambassador Politeknik Negeri Padang”, Bupati Tanah Datar, Eka Putra, S.E., M.M. menjulukinya sebagai simbol “Kesejahteraan Anak Nagari yang Bergizi”. “Baru ada pada generasi Revalin anak nagari di Batusangkar yang sejangkung dia, kalau yang ganteng-ganteng dari dulu juga ada”, terangnya setengah bercanda dalam Evaluasi Capaian Kinerja Triwulan 4 dan Persiapan Penyusunan Laporan Kinerja PNP Tahun 2022, di Emersia Hotel & Resort, Batusangkar, Sumbar, 18 November 2022.

Revalin yang wajahnya semakin “membule” sepulang kuliah dari Aussie, dulunya saat menjadi mahasiswa D-3 Jurusan Teknik Sipil mempunyai sikap yang baik dengan komitmen yang tinggi dalam menjalani pendidikan. Sikap baik itu terlihat saat dia mengikuti perkuliahan. Dia tekun, tenang dan serius mengikuti perkuliahan, termasuk bergaul dengan teman-temannya. Jika bicara tidak pernak kasar. Jika ada temannya bertanya, dia berusaha menjelaskan dengan baik, terang Mantan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil, Ir. Syaifullah Ali, M.T.

Dosen Bahasa Indonesianya, Dra. Fitri Adona, M.Si. mengakui, terkadang Revalin dulu itu lebih mencerminkan seorang orator yang menguasai cara berkomunikasi daripada mahasiswa Jurusan Teknik Sipil yang berurusan dengan labor, bengkel, dan gambar Teknik. Teman-teman Revalin lebih paham penjelasan Revalin daripada penjelasan darinya. Tak ayal, nilai Bahasa Indonesia untuk Revalin 98, bombastis! Kecaman datang bukan dari Ketua Jurusannya tapi dari tetangga, Ketua Jurusan Teknik Mesin, Dr. Maimuzar, S.T., M.T. Nilai itu dinilai abstrak dan tak terukur. Terakhir diketahui, Dr. Maimuzar hanya bermaksud bercanda.

Jiwa kepemimpinan (leadership) alumnus SMA 1 Lintau ini sudah terlihat sejak masa kuliah. Ia sempat menjabat Ketua Himpunan Mahasiswa (Hima) Jurusan Teknik Sipil, Senat Mahasiswa, dan jabatan organisasi lainnya, bahkan dia juga didaulat sebagai Ketua Panitia Kemah Bakti Mahasiswa di Lintau, kampung halamannya. Pada masa tersebut sudah metradisi Perkemahan Sabtu-Minggu (Persami) di kalangan dosen dan mahasiswa yang rata-rata masih muda, setidaknya berjiwa muda untuk menggalang silaturrahmi.

 

 

 

 

Terima Tawaran Jadi Dosen

“Di bidang akademis, Revalin termasuk mahasiswa yang rajin, pintar, dan nilainya tiap semester pun bagus-bagus. Hal inilah yang membuat Takdir Alamsyah dan Syaifullah Ali yang kala itu menjabat sebagai Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil pada akhir semester 5 menawarkan padanya dan seorang temannya untuk menjadi instruktur di Jurusan Teknik Sipil, almamaternya. Ia juga diimingi, jika ada kesempatan, dapat pula melanjutkan kuliah. Revalin menyambut tawaran itu sedangkan temannya menolak.

Kepada Dosen Bahasa Indonesia yang sering memotivasi mahasiswa untuk bekerja di perusahaan dan industri besar di luar Sumatera Barat, ia sempat menyatakan tak jadi mencari kerja keluar provinsi. Revalin menyatakan, abangnya yang juga dosen di Fakultas Pertanian Unand menganjurkan agar dia meniti karier sebagai dosen. Tidak jelas, kenapa Revalin tidak berterus terang akan niat pimpinan jurusannya. Terkesan Revalin sangat menjaga sikap dan tutur kata supaya tidak ada yang tersinggung, padahal belum tentu demikian.

 

Syaifullah Ali, Mantan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil

 

Sementara, dari lulusan perdana Politeknik Engineering Unand hingga angkatan Revalin masih kencang hembusan isu: menjadi PNS adalah “warga kelas dua” bagi alumni Politeknik. Mereka diharapkan bekerja di industri bukan jadi pegawai negeri. Di lingkungan Unand [Politeknik “dilahirkan” Unand], Politeknik boleh diledeki “SMA/STM Unand” karena sistem paket, 3 tahun tamat, namun di luar, alumninya digandrungi, baik oleh industri perekrut yang notabene swasta maupun oleh para “calon mertua”.

Kesungguhan niat mengangkat Revalin menjadi instruktur dibicarakan Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil dengan Direktur Politeknik Engineering Universitas Andalas, Ir. Hanafiah. Direktur asal Banjar itu langsung setuju, karena ia juga sempat mengajar Revalin di kelas, Gedung F, lokal tertua. Hanafiah sepenilaian dengan Ketua dan Sekretaris Jurusan Teknik Sipil: Revalin pintar, nilainya bagus, dan orangnya sopan!

Di sisi lain, Hanafiah juga segan dengan Takdir Alamsyah karena pria ini adalah Pimpinan Proyek Pembangunan Politeknik Engineering Unand yang pertama dan putra daerah. Takdir pasti khatam SDM potensial, apalagi mahasiswanya sendiri.

Setelah Revalin tamat dan diwisuda, Takdir Alamsyah langsung mengurus pengangkatan Revalin sebagai instruktur dengan status tenaga honor ke Direktur. Sekitar 1,5 tahun kemudian, muncul Program Kuliah Alih Jenjang dari D-3 ke S-1 bagi instruktur, kerjasama Polytechnic Education Development Center (PEDC) dengan Institut Teknologi Bandung. Maka ikutlah Revalin dan teman lainnya kuliah di ITB dan berhasil menamatkan S-1 di ITB.

Selama kuliah di ITB, Revalin tetap mengikuti proses kepegawaian atau menaikkan status PNS-nya dari Instruktur Honorer menjadi Instruktur PNS. Ia juga melanjutkan kuliah S-2 ke Australia dan mengubah status dari instruktur menjadi dosen. Sebelum melanjutkan kuliah S-3 ke Australia, Revalin sempat dipercaya menjadi Direktur Polytechnic Education Development Project (PEDP) di PNP.

 

 

Keterangan Gambar: Kebijakan spektakuler Wadir 1 ini: mengharuskan Dosen Calon Pegawai Negeri Sipil melanjutkan S-3 ke luar negeri 1,5 tahun pasca pengangkatan, seperti dirinya untuk mewujudkan visi PNP.

 

 

Proyek PEDP dimaksudkan untuk membentuk sistem pendidikan yang responsif terhadap kebutuhan pasar tenaga kerja sehingga menghasilkan lulusan yang berkontribusi terhadap peningkatan produktivitas di sektor ekonomi prioritas (makanan dan minuman, otomotif, kimia, elektronik, tekstil dan pakaian jadi). Tersisip juga program penyetaraan gender yaitu peningkatan partisipasi SDM perempuan.

Setelah menyelesaikan S-3, Revalin kembali menjalankan amanah di PNP sebagai dosen sekaligus Ketua Program Studi Perencanaan Irigasi dan Rawa D4-PIR. Saat menjadi Ketua Program Studi D4- PIR ini, ia sering sharing dengan dosen, terutama senior demi kemajuan Prodi yang mereka pimpin. Akhirnya berkjat ide-idenya yang bernas, Revalin diusulkan menjadi Wakil Direktur 1 dan dipercaya oleh Senat PNP sampai dua periode.

 

 

 

Revalin yang menikahi Dr. dr. Susmiati ini dikaruniai 3 orang anak: Faris Aslam Revalin (kuliah di ITB), Naufal Avicenna Aslam Revalin (SMA 10 Padang), dan Puti Rania Revalin (SMP 1 Padang).

Sebagai seorang ayah dari 3 anak tersebut, Revalin sangat mempercayai storytelling dalam membantu tumbuh kembang otak anak. Storytelling berefek baik dalam “meningkatkan kemampuan bahasa pada anak, yang meliputi keterampilan komunikasi, tulisan hingga memahami alur cerita. Storytelling juga menumbuhkan kreativitas anak untuk berimajinasi dan memberikan ide-ide baru,” terangnya dalam kesempatan workshop penerjemahan yang digagas oleh Jurusan Bahasa Inggris.

 

Keterangan Gambar: Saat kuliah di luar negeri, anaknya yang nomor 2 meskipun belum bisa membaca serial Dino Saurus, tapi rajin menyimak saat didongengkan istrinya. Hasilnya, anaknya berhasil memenangkan lomba storytelling dengan kompetitor orang Australia.

 

(Koleksi Pribadi/FB)

 

 

Bagi Felisha, mantan Sekretarisnya di Technological and Professional Skill Development Project (TPSDP), Revalin yang selalu menjadi kenangan tersendiri oleh tetamu yang pernah mengunjungi “Kampus Oranye” ini adalah sosok yang baik, humble, humoris, dan suka senyum serta paling demen lagu-lagu “Karena Wanita”, “Manusia Bodoh” dan lainnya dari kelompok musik Ada Band.

Hal yang tidak terlupakan saat Revalin menjabat Ketua [sekarang, Koordinator] Prodi D4-PIR, pagi-pagi kami di kantor sering minum kopi, tapi selera kami beda, Revalin sukanya kopi pahit dan saya sukanya yang manis- manis, kenang Ir. Syaifullah Ali mengakhiri.

 

d®amlis