Sarmiadi

 

Orientasi:

Sarmiadi, S.E., M.M. lahir pada 25 Mei 1977 di Padang, Sumatera Barat. Wakil Direktur 2 Politeknik Negeri Padang (PNP) ini pernah menjabat sebagai Ketua Jurusan Administrasi Niaga ke-3. Putra bungsu dari pasangan St. Labaiti dan Zainab (keduanya sudah almarhum) asal Pariaman ini juga pernah menjabat sebagai Kepala UPT Hubungan Masyarakat PNP (2011-2013), Koordinator Rintisan Akademi Komunitas Negeri/Program Studi di Luar Domisili (AKN/PDD) PNP (2013-2020), Koordinator Program Studi di Luar Kampus Utama (PSDKU) PNP (2021-2022), dan Sekretaris Senat PNP (2020-2022).

 

 

 

Peristiwa penting:

Alumnus S-2 Ilmu Ekonomi/Perencanaan Pembangunan, Universitas Andalas ini cukup visioner. Di tengah perguruan tinggi pariwisata yang ada kewalahan untuk bertahan, ia justru mengajukan pembukaan Program Studi Usaha Perjalanan Wisata (2008). Para praktisi pariwisata dan pelaku usaha pariwisata lokal serta tenaga handal pada Dinas Pariwisata dilibatkannya sebagai dosen. Ini terjadi jauh sebelum Program Praktisi Mengajar diluncurkan pada awal Juni 2022.

“Dengan melibatkan mereka, kurikulum yang diajarkan otomatis sesuai dengan keterampilan tenaga kerja yang mereka inginkan karena yang merekrut lulusan nanti adalah perusahaan pariwisata mereka sendiri. Selain itu, Sumbar bukanlah daerah pabrik industri, sektor pariwisata tetap diharapkan menupang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan mesti dijadikan primadona!” dalih pria yang hobi travelling dan membaca berita politik-ekonomi-budaya-hankamnas ini.

Ia pun dinilai cukup bernyali dan perhitungannya jarang meleset. Di tengah kecemasan warga akan terjadinya gempa susulan pasca Gempa Bumi Sumatra Barat 2009 yang berkekuatan 7,6 Skala Richter pada 30 September 2009, ia harus bertolak ke Perancis meninggalkan keluarga. Tindak lanjut dari pembukaan Prodi UPW, ia mesti menjajaki kerjasama pendidikan tinggi bidang pariwisata dan perhotelan Indonesia-Perancis. Kerjasama yang dijalin di antaranya adalah pertukaran tenaga pengajar, gelar ganda, serta pendidikan jenjang pascasarjana (S-2) dan doktoral (S-3). Kerjasama ini difasilitasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, Bagian Kerjasama dan Kebudayaan Besar Perancis, dan Campus France Indonesia.

 

 

Pria dengan panggilan sayang “Cuwa” (Si Bungsu) ini adalah penggemar berat kesebelasan Persib Bandung dan jika tidak disibukkan dengan rutinitas, ia adalah pelanggan tetap GOR H.Agus Salim untuk menonton duel kesebelasan Semen Padang. Selain olahraga, Sarmiadi juga menyukai musik dan tembang-tembang cantik, konon Febriyani Kamiel yang dinikahinya pada 3 Maret 2003 adalah artis lokal bersuara merdu. Bersama Febriyeni yang juga mantan mahasiswa bimbingannya itu, Sarmiadi dikaruniai 3 orang anak: Faiz Fadian Hakim, Alinka Tania Anandita, dan Ashila Rifania.

 

Keterangan gambar: Foto bersama keluarga tercinta sebelum pelantikan sebagai Wadir 2 PNP.

 

Sepertinya pengampu mata kuliah MICE, Etika Profesi, Kewirausahaan, Pengantar Managemen, Manajemen Pengelolaan Atraksi Wisata, dan Operasional Perjalanan Wisata ini sudah ditakdirkan berpikir logis dan menjalani kehidupan yang sering memacu adrenalin. Karena vonis dokter yang menyatakan Ayahandanya, Abak St. Labaiti hanya bisa bertahan hidup beberapa hari saja, ia melarikan mobilnya dengan kecepatan tinggi untuk mendesak calon mertua untuk mempercepat waktu pernikahan yang telah ditetapkan.

Alhasil, jadilah mereka pasangan yang dinikahkan tanpa sidang di Kantor Urusan Agama (KUA). Ijab kabul berlangsung di hadapan Ayahanda tercinta yang dihadirkan dari rumah dalam posisi terbaring untuk mengikuti prosesi pernikahan dan menyetujui ijab kabul tersebut. Kedua orang tua bisa berfoto dengan menantunya, dan acara akad nikah pun selesai dengan lancar pada tanggal cantik semi palindrom: 03-03-2022. Abak tercinta pun sempat menikmati kebersamaan yang indah menjelang detik-detik berpulang ke rahmatullah.

 

Keterangan gambar: Bersama Ketua Jurusan Administrasi Niaga, Primadona.

 

Reorientasi:

Siapa Abak St. Labaiti? Sosok ini merintis kuliner Sate Pariaman berkuah merah [ciri khas sate yang berasal dari daerah pantai] semenjak 1970. Usaha Keluarga ini harus terhenti pada awal 2003 karena kondisi kesehatannya yang mulai menurun. Sampai sekarang branding “Sate Labai” yang mengutamakan kualitas masih cukup kuat untuk dikenang konsumennya. Di antara banyak usaha sate di Kota Padang, yang paling mendekati enaknya Sate Labai adalah dalah Sate Laweh di Jalan Andaleh Padang. Pemiliknya seangkatan dengan Abak Labaiti dan tahu persis sejarah keluarga dan perjalanan Usaha Sate di daerah ini.

Seprinsip dengan keluarga etnis Cina kebanyakan, jika di antara anak-anak mereka ada yang lebih cenderung sukses di luar usaha dagang yang mereka kelola, maka anak tersebut diupayakan untuk melanjutkan sekolah setinggi-tingginya agar bisa menjadi dokter, guru, atau pegawai. Prinsip itu juga dianut oleh Abak Labaiti.

 

Keterangan gambar: Diapit teman seangkatan di Fakultas Ekonomi Unand, Nurhayati bersama suami dan Novirwan Trinanto bersama istri.

 

Keterangan gambar: Bersama kolega Jurusan Administrasi Niaga.

 

Keterangan gambar: Bersama teman alumni SMP 4 Padang

 

“Lanjutkan sekolah, cari ilmu yang banyak agar dapat pekerjaan yang baik, jadi pegawai…jan sato lo ma awai kunik, menusuak daging… cukuiklah kami nan karajo kareh dari pagi sampai patang” [Lanjutkan sekolah, tuntut ilmu sebanyak-banyaknya agar dapat pekerjaan yang baik, jadi pegawai. Jangan ikut memegang bumbu sate dan menusukkan daging ke tusukan sate, cukup kami (orang tua) yang kerja keras dari pagi hingga petang]”. Demikian pesan Abak Labaiti.

 

Keterangan gambar: Sesama Wakil Direktur terpilih, Nasrullah: optimis mengukir prestasi!

 

Meski tak sempat menghadiri acara pelantikan anak kesayangannya, pesan Abak Labaiti selalu terngiang-ngiang di telinga Wakil Direktur 2 PNP, Sarmiadi yang meneliti dan menerbitkan jurnal ilmiah seputar Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini.

d®amlis