Jangan Gagalkan Sidang TA Mahasiswa Vokasi Karena Tak Mengacu & Menghasilkan Teori

Jangan Gagalkan Sidang TA Mahasiswa Vokasi Karena Tak Mengacu & Menghasilkan Teori

 

PNP News. Pembuatan aplikasi komputer tertentu oleh mahasiswa di perusahaan tempat mereka magang, sah dianggap sebagai penelitian tugas akhir asal tidak sekedar memaparkan Standard Operating Procedure (SOP) ‘acuan dalam melakukan proses pekerjaan’. Mereka harus melengkapinya dengan laporan bagaimana aplikasi itu diterapkan dan respon karyawan perusahaan terhadap pengoperasiannya sehingga mahasiswa tersebut dapat mengisikan kesimpulan dan saran dalam Bab 5 Tugas Akhirnya.

 

Hal itu diungkapkan pakar riset kualitatif Hafiz Rahman, S.E., MSBS, Ph.D dalam Workshop Metodologi untuk Penelitian Vokasi Jurusan Administrasi Niaga di Truntum Hotel, 19 Mei, 2022.

Hafiz juga mengimbau para dosen peserta untuk tidak membebani mahasiswa D3 dan D4 untuk melahirkan teori baru dalam penelitian tugas akhir mereka.

Di sisi lain, perkembangan teori akhir-akhir ini tidak secepat munculnya aplikasi teknologi yang baru. Jadi tidak bijaksana jika memaksakan tugas akhir tersebut punya acuan teori dan grand theory, serta menggagalkan sidang mereka karena tak ditemukannya teori yang relevan. Pembimbing dan penguji harus menghargai proses ilmiah yang mereka lakukan, jika prosesnya sudah benar, namun bahasan dan kesimpulannya salah, solusinya adalah memperbaiki, bukan merombak isi laporan secara keseluruhan atau menggagalkan mahasiswa.

Namun jika metode dan proses yang keliru, bisa jadi pembimbinglah yang salah atau lalai. Pembimbing harus serius membimbing agar tidak terjadi kesalahan fatal, seperti kesalahan metodologi, tegasnya.

Menjawab Agustina, dosen Jurusan AN yang sedang menjalani program S3, Hafiz menganjurkan agar pembimbing bisa memotivasi mahasiswa dengan memilihkan topik riset yang sesuai dengan minat mereka. Jika mereka hobi berselfi-ria, tawarkan pada mereka riset tentang fenomena foto selfie dan media sosial, misalnya.

 

 

Jika mereka serius mengerjakan dan penelitian itu sukses dan dimuat pula di jurnal terakreditasi, karya itu akan membantu mereka untuk menambah poin penilaian jika mereka bermaksud melanjutkan studi, terang Hafiz.

Action Research adalah penelitian yang tepat untuk mengamati penerapan aplikasi dimaksud. Penelitian ini mengamati kegiatan atau tindakan perbaikan dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang dikerjakan secara tersusun sehingga validitas dan reliabilitasnya mencapai tingkatan riset. Action research atau penelitian tindakan ini merupakan salah satu bentuk rancangan penelitian yang memungkinkan peneliti mendeskripsikan, menginterpretasikan dan menjelaskan suatu situasi sosial pada waktu yang bersamaan dengan melakukan perubahan atau intervensi dengan tujuan perbaikan atau partisipasi.

Metode penelitian tindakan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji, mengembangkan. Menemukan dan menciptakan tindakan baru, sehingga tindakan tersebut kalau diterapkan dalam pekerjaan, maka proses pelaksanaan kerja akan lebih mudah, lebih cepat, dan hasilnya lebih banyak dan berkualitas.

Action research termasuk ke dalam penelitian kualitatif, suatu pendekatan untuk mengeksplorasi dan memahami makna individu atau kelompok yang terkait dengan masalah sosial. Tujuannya adalah untuk menginterpretasi, mengeksplorasi, atau memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang aspek tertentu dari keyakinan, sikap, atau perilaku manusia. Penelitian ini fokus pada persepsi dan pengalaman peserta, juga cara mereka memahami kehidupan. Sedangkan analisis data dibangun secara induktif dari tema khusus ke tema umum, lalu peneliti membuat interpretasi tentang makna data. Selain itu, peneliti lebih memperhatikan pendapat secara individu dan dituntut untuk mampu menerjemahkan kompleksitas situasi.

Secara umum, Hafiz juga mengkritik peneliti yang seringkali kurang atau tidak paham dengan topik penelitian yang dilakukannya. Mereka pun lemah dalam mengelaborasi dasar dan sistem berpikir dalam melakukan penelitian sehingga terjadi ketidaksesuaian antara topik riset dengan tujuan serta bagaimana melakukan penelitian atau metodenya.

Lebih lanjut dikatakan, peneliti adakalanya kurang memahami struktur metode penelitian yang standar. Di sisi lain, pembimbing, reviewer, dan penelaah seringkali tidak paham dengan riset yang dilakukan sehingga masukan atau input yang diberikan justru kontraproduktif terhadap peneliti.

Koordinator Bidang Inovasi dan Inkubasi Pusat Dukungan Teknologi dan Inovasi (PDTI) Universitas Andalas ini menyarankan kepada peneliti untuk selalu mengawali penelitian dengan fenomena serta topik permasalahan secara umum agar permasalahan secara spesifik dapat ditentukan lebih lanjut.

Sumber utama dalam pemilihan permasalahan penelitian menurut Hafiz dapat berupa teori atau konsep, studi empiris sebelumnya, dan pengalaman peneliti. Permasalahan yang baik mempunyai beberapa karakteristik tertentu. Pernyataan permasalahan yang baik juga memenuhi beberapa kriteria tertentu.

Dalam banyak kasus, topik yang sudah terlalu sering diteliti oleh peneliti lain atau terlalu sederhana menjadi tidak menarik dan tidak perlu diangkat sebagai permasalahan dalam penelitian karena kurang greget, pungkas alumnus Universitas Leipzig, Jerman (MBA, 2004) dan University Of Huddersfield, Inggris (Ph D., 2014) ini.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

d®amlis