PNP Pertimbangkan Tawaran Program Magang 2 Tahun Markija di Eropa

PNP Pertimbangkan Tawaran Program Magang 2 Tahun Markija di Eropa

PNP News. Untuk mewujudkan visi 2025, menjadi perguruan tinggi terbaik di Asia Tenggara, Politeknik Negeri Padang (PNP) harus mengejar target magang di luar negeri. Oleh karena itu, tawaran magang 2 tahun di Eropa yang digagas Markija menjadi perhatian pimpinan PNP meski dinilai cukup dilematis

Dalam zoom meeting yang digelar Senin, 14 Maret 2022, Pimpinan Markija Berdaya Bersama, Gregah Yudha, menjelaskan, perusahaan penyalur ini bertujuan untuk memberdayakan mahasiswa, alumni, dan profesional muda Indonesia dengan memberikan kesempatan pada mereka untuk belajar dan bekerja di Eropa dengan memastikan kondisi belajar, bekerja, dan hidup sesuai dengan standar tinggi.

 

 

 

Perusahaan ini bekerja sama dengan politeknik dan sekolah vokasi di Indonesia. Sebagian program tersebut memberikan kredit akademik, tambahan gelar dan sertifikat serta surat rekomendasi dari perusahaan.

Ada 5 solusi yang ditawarkan Markija untuk kondisi di Indonesia. Pertama, membuka lapangan kerja industri Hungaria yang berkualitas kepada pelajar dan lulusan sekolah vokasi Indonesia, dan mendapat gaji dan fasilitas standar Eropa.

Kedua, menjadikan pengalaman kerja pelajar sekolah vokasi di Hungaria sebagai bagian dari kurikulum sekolah vokasi di Indonesia dan dihitung sebagai kredit semester.

Ketiga, menjadikan pengalaman kerja lulusan sekolah vokasi untuk dihitung sebagai nilai Fasilitasi Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk mendapatkan sertifikat Indeks Prestasi (IP) dan Sertifikasi Kompetensi Insinyur (PII).

Setelah bekerja profesional selama 2 tahun, pelajar atau mahasiswa dapat kembali ke politeknik/ sekolah vokasi untuk mendapatkan gelar “S.Tr.” dan bisa mendapatkan sertifikat IP (dan gelar “Insinyur”, sekembalinya ke Indonesia.

Peluang kerja selanjutnya diberikan kepada adik kelas berikutnya sehingga program ini terus bergulir dan membesar.

 

 

 

Sosialisasi dan koordinasi program dijalankan Markija melalui Rapat Koordinasi Program Markija bersama Direktorat Jenderal Penddidikan Vokasi Kemendikbudristek RI serta Politeknik dan Sekolah Vokasi; sosialisasi Program Magang Markija dengan Forum Direktur Politeknik Negeri se-Indonesia (FDPNI), Politeknik, dan Sekolah Vokasi Indonesia; Koordinasi dan persiapan keberangkatan peserta Program Magang Markija bersama Kedutaan Besar RI di Budapest.

Dijelaskan, sejauh ini telah diselenggarakan MoU PII-FDPNI-Gemtech Kft (Industri Hungaria) dan MoU PII-UGM-Kedubes Hungaria. Kunjungan delegasi Kemendikbudristek juga sudah dilakukan oleh Uuf Brajawidagda, S.T., M.T., Ph.D., Direktur Politeknik Negeri Batam yang mengunjungi perusahaan magang di Hungaria dan melakukan pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Hungaria.

Gregah Yudha juga menjelaskan tentang Talenta Pool. Talenta Pool adalah wadah database para kandidat potensial untuk dapat direkrut oleh perusahaan-perusahaan Eropa Tengah dan relasi Markija Berdaya.

Kepala Pusat Pengembangan dan Peningkatan Aktifitas Instruksional (P3AI) PNP, Sukartini menilai tantangan itu lumayan berat. Untuk mengubah kurikulum magang 1 tahun saja sudah susah apalagi 2 tahun. Namun demikian, semua keputusan berdasarkan sejauh mana perubahan kurikulum mampu mengakomodasi beberapa mata kuliah yang relevan yang diaplikasikan di saat magang. Keberadaan Dosen Pembimbing Industri juga sangat menentukan dalam program ini untuk menunjang program Tugas Akhir.

Ia memprediksi, kemungkinan Sidang Praktik Kerja Lapangan jika tidak hilang akan melebur dalam Sidang Tugas Akhir karena mahasiswa dihukum oleh waktu dan paket 3 tahun tamat. Itu pun kalau jurusan yang relevan berhasil menciptakan perubahan kurikulum yang relevan dan aplikatif serta berdaya guna.

 

 

 

Ihsan Lumasa Rimra, Kepala Kantor Urusan Internasional menilai, penempatan mahasiswa magang di Eropa terkadang kurang sesuai dengan disiplin ilmu mereka. Mahasiswa Jurusan Teknik Mesin saat magang ada yang ditempatkan di lahan pertanian. Sebaliknya Markija tidak memberi peluang magang bagi disiplin ilmu non eksakta atau ilmu sosial.

Sebaiknya hal ini jadi pertimbangan bagi Markija sehingga magang ke Eropa tidak sekedar mengejar target pernah keluar negeri saja tapi benar-benar ada pengalaman dan wawasan tambahan sesuai disiplin ilmu yang didapatkan dan menjadi bekal setelah mahasiswa terjun ke dunia kerja, pungkasnya.

Sekilas Mengenai Hungaria

Negara ini memiliki lingkungan hidup yang aman dan ramah. Biaya hidup masyarakat dengan populasi 9.9 M ini lumayan terjangkau. Bahasa Hungaria adalah bahasa resmi yang digunakan selain bahasa Inggris dan Jerman. Hubungan industrinya ke Eropa Tengah dan Timur.

Negara ini memiliki performa ekonomi yang kuat dan stabil dalam kondisi pandemi. Meskipun demikian, jumlah SDM-nya masih terbatas. Ini bisa jadi peluang bagi politeknik dan sekolah vokasi umumnya, menurut Uuf Brajawidagda, Direktur Politeknik Negeri Batam.

 

 
 

 

Lebih dari 65% penduduk Hungaria sudah divaksin lengkap. Di antaranya adalah lebih dari 700 WNI yang memiliki KBRI di Budapest.

Negara yang menjadi salah satu negara tertua yang terletak di jantung Eropa ini (896 M) ini kaya akan budaya dan sejarah. Negara ini juga memiliki banyak tempat bagus untuk dijelajah dan termasuk salah satu dari 15 tujuan wisata paling populer di dunia.

Hungaria juga tercatat sebagai salah satu negara penerima Nobel ilmiah dengan jumlah tertinggi. Inovasi Hungaria yang terkenal adalah komouter, mesin diesel, helikopter, korek api, pulpen, karburator, kubus rubik, dan lainnya.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

d®amlis