Hendrick, Dosen PNP Hasilkan Detektor Model Mata Untuk Beragam Kondisi

Hendrick, Dosen PNP Hasilkan Detektor Model Mata Untuk Beragam Kondisi

 

PNP News. Hendrick, S.T., M.T., Ph.D. berhasil menghasilkan model mata yang mampu mendeteksi mata meskipun dalam pencahayaan rendah, subjek menggunakan kacamata, memiliki kecepatan dalam mendeteksi hingga 45 fps ukuran gerakan gambar dalam mendeteksi objek, dan gambar pupil berhasil didapatkan dari model mata dan mampu secara spesifik menampilkan gambar pupil yang diinginkan untuk riset selanjutnya.

 

Dalam Orasi Ilmiahnya dalam rangka Dies Natalis PNP ke-34, Alumnus S-3 National Kaohsiung University of Science and Technology (2020) ini menyatakan, sistem syaraf otonom atau Autonomic Nervous System’ (ANS) merupakan salah satu komponen pendukung dalam sistem syaraf manusia. ANS ini tanpa disadari dan tidak dapat dikontrol oleh manusia seperti detak jantung, tekanan darah, pernafasan, pencernaan, dan gairah seksual.

 

 

ANS secara umum dapat dikelompokkan ke dalam Sympathetic Nervous System (SNS) dan Parasympathetic Nervous System (PNS). Secara sederhana PNS dapat memicu adrenalin sedangkan SNS cenderung untuk menggambarkan kondisi tubuh saat relaksasi atau sedang santai. Untuk memunculkan ANS ini dapat dilakukan dengan memberikan stimulasi pada subjek melalui audio dan video. Sistem ANS sangat berguna untuk menganalisis kondisi fisiologis pasien.

Fisiologis adalah sesuatu yang berkaitan dengan faal (ciri-ciri tubuh),

Beberapa parameter yang dapat dianalisis untuk mendapatkan gambaran ANS saat beraktifitas adalah dengan memganalisis pupil, detak jantung, dan tekanan darah.

Dalam penelitian tersebut, Hendrick menganalisis salah satu komponen yang berfungsi mempresentasikan aktifitas ANS melalui mata, secara spesifik pada pupil.

Untuk memberikan kenyamanan kepada pasien, maka dalam penelitian tersebut dia mengajukan Teknik Computer Vision dalam mendeteksi mata.

 

 

Diakuinya, teknik Computer Vision dalam mendeteksi mata sudah banyak dilakukan akan tetapi menghadapi beberapa masalah jika diterapkan pada pendeteksian mata, khususnya pupil.

Masalah yang sering ditemui adalah objek yang terdeteksi memiliki resolusi gambar yang rendah sehingga pupil tidak dapat terdeteksi dengan baik. Masalah selanjutnya adalah model gagal mendeteksi objek disebabkan intensitas cahaya yang rendah. Masalah yang ditemui berikutnya adalah ketidakcocokan gambar yang diambil sebagai dataset untuk objek yang spesifik dideteksi. Terakhir, ketidakmampuan model untuk mendeteksi objek saat subjek menggunakan kacamata.

Pemeroleh HKI Antena Mikrostrip Array untuk Penerimaan Sinyal Televisi berupa Paten Sederhana (2019) ini mengajukan metode baru dalam pembuatan model mata, menggunakan kamera “ArduCam IR Cut” yang mampu bekerja saat intensitas cahaya normal dan saat intensitas cahaya rendah dengan dukungan sensor cahaya, penambahan cahaya eksternal dengan bantuan lampu infra light untuk mengantisipasi jika pencahayaan kurang, melakukan variasi dataset dengan mengambil gambar atau saat subjek menggunakan kacamata, tanpa kacamata, intensitas cahaya yang baik, dan intensitas cahaya yang rendah. Selain itu juga melakukan komputasi Computer Vision, khususnya deep learning dengan dukungan CUDA yang ada di embedded device seperti NVIDIA Jetson Nanom, untuk mengatasi masalah tadi.

 

 

Menurut pria kelahiran Padang, 7 Desember 1977 ini, beberapa metode yang diajukan dalam penelitiannya itu berhasil mendeteksi mata, khusus pupil dengan yang baik. Pengujian berhasil dilakukan saat intensitas cahaya rendah, intensitas cahaya normal, dengan kacamata, dan tanpa kacamata. Berkat dukungan komputasi dengan CUDA, maka fps yang didapatkan mencapai 45 fps saat melakukan deteksi mata secara real time.

CUDA adalah akronim dari salah satu teknologi eksklusif Nvidia: Compute Unified Device Architecture . Tujuannya? Komputasi paralel yang efisien. Hitung Arsitektur Perangkat Terpadu mempercepat proses komputasi GPU . Teknologi ini dikembangkan untuk unit pemrosesan grafis oleh Nvidia.

Tingkat bingkai atau Frame Per Second adalah ukuran bagaimana gerakan gambar yang ditampilkan secara berurutan. Istilah ini biasanya digunakan dalam video film, video digital, grafik komputer, dan sistem tangkapan bergerak. Tingkat bingkai ini umumnya dinyatakan dalam satuan detik yaitu bingkai per detik.

Pria yang menyelesaikan S-1 dan S-2 di Institut Teknologi Sepuluh November ini berorasi bareng dengan Dr. Elvi Roza Syofyan, S.T., MPSDA dengan judul orasi “Kajian Model Hidrologi Terdistribusi untuk Estimasi Runoff dengan Variasi Resolusi DEM.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

d®amlis

Fotografer/ Kameramen: Naswiradianto