Lulus dalam Tahap Bebas Korupsi, PNP Sampai pada Tahap Evaluasi Bersih Melayani

Lulus dalam Tahap Bebas Korupsi, PNP Sampai pada Tahap Evaluasi Bersih Melayani

PNP News. Sejak Program Beasiswa Bidikmisi launching pada 2012, Politeknik Negeri Padang (PNP) berusaha mengakses daerah-daerah yang dikenal sebagai kantong kemiskinan agar putra daerahnya bisa kuliah di PNP. Visitasi dilakukan pada sekitar 600 calon mahasiswa sebelum menjadi mahasiswa. Saat visitasi tersebut, PNP bekerjasama dengan sekolah dan menyerahkan formulir yang harus diisi. Jadi, ada alasan pihak sekolah merekomendasikan siswa tertentu, selanjutnya Tim Bidikmisi PNP mengeceknya ke walinagari. Visitasi dilakukan saat sudah ada data, kunjungan ke sekolah dimaksudkan sebagai promosi dan ke nagari untuk mengenalkan keberadaan PNP.

 

Hal itu diungkapkan Direktur Politeknik Negeri Padang, Surfa Yondri menjawab pertanyaan Laurensia Aryani dari Reformasi Birokrasi Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan (RB-Kunwas) dalam Evaluasi Pembangunan Zone Integritas (ZI) oleh Tim Kemendikbudristek, yang digelar secara daring dan luring pada Selasa, 2 November 2021.

 

 

Zona Integritas merupakan predikat yang diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) melalui reformasi birokrasi, khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Laurensia melancarkan pertanyaan itu sehubungan dengan klaim Politeknik Negeri Padang yang pernah meraih prestasi sebagai Perguruan Tinggi Vokasi Terbaik 1 Nasional dalam Pengelolaan Beasiswa Bidikmisi pada 2018. Ia juga mengejar dengan pertanyaan, apa yang dilakukan oleh agen perubahan dalam program beasiswa Bidikmisi tersebut.

 

 

Direktur Surfa Yondri lebih lanjut menyatakan, setelah calon mahasiswa diterima secara resmi, mereka diberikan pelatihan motivasi agar yang minder dan yang berasal dari kalangan ekonomi lemah bisa didampingi psikolog seperti mahasiswa lainnya. Mereka bisa menjalani outbond, mendapatkan les bahasa Inggris secara gratis di LIA dan Pusat Bahasa. Pengelolaan ini dilakukan secara terus-menerus.

Sehubungan dengan terobosan yang dilakukan oleh agen pembaru, Surfa Yondri justru melihat inovasi justru muncul dari kalangan mahasiswa penerima bidik misi. Mereka saweran dan menyisihkan sedikit dana Bidikmisi yang mereka terima untuk disumbangkan lagi dalam bentuk beasiswa dalam program Sumbangan Peduli Mahasiswa Bidikmisi. Lebih lanjut dikisahkan, Tim Zone Integritas PNP dibentuk pada 2019 dengan persyaratan punya integritas, menjabat sebagai kepala unit, berasal dari satuan, bagian, jurusan, dan lainnya yang punya kemampuan menggerakkan perubahan di internal dengan sangat cepat sehingga agen pembaru cepat menyerap dan menyampaikan informasi ini ke semua anggota.

Baru-baru ini mahasiswa Politeknik Negeri Padang juga dianjurkan mendaftar sebagai Agen Covid-19 agar mereka bisa langsung menyampaikan informasi tersebut kepada keluarga. Dalam 2-3 hari ini, secara melembaga juga dilakukan penandatanganan MoU dengan Polda Sumbar atas peran serta PNP dalam pembuatan Aplikasi “Lapor Hoax”. Aplikasi ini dibuat oleh mahasiswa Jurusan Teknologi Informasi.

 

 

Keterangan Gambar: Direktur Politeknik Negeri Padang, Surfa Yondri menandatangani MoU PNP dengan Kapolda Sumbar Inspektur Jenderal (Irjen) Pol. Teddy Minahasa Putra di Mako Polda Sumbar, 1 November 2021.

 

Menjawab pertanyaan lanjutan, sehubungan dengan penetapan pengawasan program bidik misi ini, Direktur memastikan dari Politeknik Negeri Padang sendiri, bukan dari Pusat. Para pengawas adalah Wakil Direktur, Ketua Jurusan, Koordinator Program Studi, dan Pembimbing Akademik (PA). Efek psikologisnya dipantau dan dievaluasi. Selain itu, mahasiswa penerima bidik misi senior terus memotivasi yunior mereka agar tetap berprestasi di tingkat nasional, bahkan internasional.

Tim Evaluasi Zone Integritas yang terdiri dari Fidhiyah, Dewi Nila Sari, dan beberapa orang lainnya juga mengarahkan pertanyaan terhadap peta risiko, identifikasi dan mitigasinya. Benturan kepentingan pun ditanyakan bagaimana cara mengidentifikasi dan mitigasinya. Tim Zone Integritas PNP yang juga menghadirkan Kepala Satuan Penjamin Mutu, Sukatik dan Sekretarisnya, Varietmi Wira ini juga menjawab dengan lancar.

 

 

Sejak 2019, peta risiko yang terkait dengan pembelajaran sudah dimulai. Pada 2020 peta risiko sudah mengarah pada keuangan dan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga (RKKL). Anggaran dan dana yang ditetapkan dianalisis sebagai peta risiko: terserap atau tidak atau sasarannya: berisiko rendah atau sedang. Satuan Pengawasan Internal (SPI) yang diketuai oleh Elfitri Santi dan Sekretarisnya Apwiddhal melakukan monitoring dan evaluasi (monev) sekali dalam 3 bulan. Identifikasi risiko ini dinilai sudah membaik dan berlaku ketat karena data dukung harus lengkap. Ketercapaian luaran di-monev oleh SPM. Misalnya, pendidikan di PNP harus ada kompetensi lulusan. Luarannya adalah Audit Mutu Internal (AMI) yang diberlakukan rutin sejak 2019.

Tidak hanya di kalangan karyawan saja, praktik sosialisasi dan cara pelibatan mahasiswa dalam pelaksaan ZI juga diselidiki. Namun Tim ZI PNP seperti sudah memiliki jawaban jitu. Sosialisasi ZI dilakukan melalui Ormawa, MPM, dan Hima. Mahasiswa juga difasilitasi kegiatan mereka, misalnya dengan memberi wadah Pekan Kreatifitas Mahasiswa (PKM) yang diisi mahasiswa dengan berbagai kegiatan non akademis. Saran dan kritik mahasiswa didengar dan ditindaklanjuti, sehingga mahasiswa menjadi agen perubahan dan bisa terlibat dalam pelaksanaan ZI.

Beralih kepada maghasiswa, pertanyaan Tim Evaluasi ZI menyangkut pada layanan kemahasiswaan. Apakah layanan kemahasiswaan ini sudah diintegrasikan kepada semua mahasiswa dan apa yang menjadi unggulan dalam layanan ini? PNP membuat sendiri aplikasi untuk menggambarkan kondisi riel di PNP dan agar mudah digunakan secara internal, terutama saat Work from Home (WfH).

Selain menciptakan absensi virtual berupa Logbook, untuk menampung dan memantau kegiatan lainnya juga diciptakan Siakad dan data gabungan Siak. Aplikasi yang dibuat oleh Ahmad Dahlan, dosen senior dari Jurusan Teknik Elektro ini diharapkan bisa menggambarkan kondisi riel tentang nilai mahasiswa, registrasi, dan besaran Uang Kuliah Tunggal (UKT).

 

 

Siak terintegrasi pada masalah keuangan dan Siakad adalah “rumah besarnya”. Selain yang dua itu ada lagi aplikasi Sistem Informasi Mahasiswa (Simawa). Simawa adalah aplikasi penunjang Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang berfungsi sebagai wadah atau tempat mahasiswa untuk mengelola seluruh kegiatan mahasiswa dari organisasi, sampai kegiatan kewirausahaan. Output yang didapatkan dari Simawa yaitu SKPI (Surat Keterangan Pendamping Ijazah).

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

d®amlis

Fotografer/Kemeramen: Naswiradianto