Wadir 2 PNP, Sarmiadi: “PBL Solusi Bisnis Utama Jika PNP Menjadi BLU”
PNP News. Politeknik Negeri Padang berharap program Project Based Learning (PBL) bisa memberi solusi untuk menentukan bisnis utama jika perguruan tinggi vokasi ini dijadikan Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU).
Hal itu diungkapkan oleh Wakil Direktur 2, Sarmiadi, S.E., M.M. dalam Workshop Implementasi Project Based Learning (PBL) Politeknik Negeri Padang dengan Penyelenggara Jurusan Administrasi Niaga PNP di Hotel Truntum, Padang, Rabu, 23 November 2022.
PBL tersebut menurut Sarmiadi adalah metode pembelajaran yang mengacu pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020 dan Peraturan Dirjen Vokasi Kemendikbudristek Nomor 27 Tahun 2022 agar mahasiswa memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan bekerja dalam jangka waktu tertentu untuk menginvestigasi dan menanggapi pertanyaan, masalah, atau tantangan outentik, menarik, dan kompleks dari sebuah proyek dan/atau permasalahan yang nyata. Biasanya luaran dari PBL adalah produk (media dan teknologi, tulisan/laporan, rancangan, dan perencanaan, terangnya.
Di sisi lain, Ketua Jurusan Administrasi Niaga, Dr. Primadona, S.E., M.Si. melaporkan, beberapa bulan lalu pihaknya sudah mendengar dan melihat penerapan PBL di Batam. Pada semester sekarang juga tengah dicoba melaksanakan beberapa proyek yang sebenarnya dilaksanakan hanya dengan modal semangat saja. Harapannya, dengan adanya narasumber, dosen Jurusan Administrasi Niaga dapat melihat bagaimana implementasi sebenarnya dari PBL itu.
“Penilaiannya yang kita inginkan sebenarnya untuk PBL yang mulai kita terapkan. Hal itu beberapa kali sudah disampaikan juga pada staf pengajar saat merevisi kurikulum berbasis PBL. Direktur yang saat itu hadir juga menekankan, PBL adalah amanat undang-undang, dan metode pembelajaran PBL ini mau tak mau harus diterapkan. Kita berharap setelah sharing atau pemaparan contoh-contoh dari narasumber, staf pengajar dari Jurusan Akuntansi, Bahasa Inggris juga bisa mengadopsinya”, terangnya.
Narasumber Arniati, S.E., M.Si., menyatakan, “Dosen jangan hanya mengejar project saja tapi mengabaikan learning yang menjadi hak mahasiswa. Di sisi lain, dengan PBL, mahasiswa mendapatkan softskill: komunikasi dan presentasi, manajemen organisasi dan waktu, penelitian dan penyidikan, penilaian dan refleksi, partisipasi kelompok dan kepemimpinan, dan pemikiran kritis”.
Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Batam ini merinci, dalam PBL proyek terbagi dalam 3 skala, kecil, sedang, dan menengah. Dalam proyek skala kecil, 1 angkatan dalam 1 prodi maksimal 1 semester. Dalam proyek skala sedang, terdapat beberapa angkatan atau program studi yang berbeda, maksimal 1 semester. Dalam proyek skala besar, terdapat beberapa angkatan atau program studi yang berbeda, maksimal 4 semester.
Pembelajaran berbasis proyek berbeda dengan pembelajaran tradisional yang berbasis pada arahan dosen, melibatkan produksi khir yang biasanya semuanya terlihat sama, bersifat tertutup, kurang konteks bagaimana mereka terlihat di dunia nyata/ industri; melibatkan mahasiswa sebagai mahasiswa, tidak memberikan banyak kesempatan untuk pilihan mahasiswa; melibatkan hasil akhir yang dibagikan dengan kelas, dan biasanya terjadi setelah pembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek berbasis pada permintaan, diarahkan oleh mahasiswa, melibatkan produk akhir yang berbeda untuk setiap mahasiswa, bersifat terbuka, didasarkan pada pengalaman dunia nyata/ industri, melibatkan mahasiswa sebagai ahli, memberikan pilihan mahasiswa untuk hampir setiap komponen, melibatkan hasil akhir yang dibagikan dengan audiens asli, dan pembelajaran itu sendiri, terangnya.
VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!
d®amlis