SMK Level Nasional & Rantai Pasokan Lulusan PNP ke Perusahaan Raksasa Riau

LAPORAN KHUSUS

Target Kerja Bareng PNP dan SMKN 2 Dumai: SMK Level Nasional & Rantai Pasokan Lulusan PNP ke Perusahaan Raksasa Riau

 

PNP News. Jika PT Trakindo menyetujui lulusan Teknik Alat Berat (TAB) SMKN 2 Dumai ditampung di D-3 TAB Politeknik Negeri Padang (PNP) di luar sistem rekrutmen yang lazim, kedua pihak yang tercatat sebagai anak asuh dealer resmi perusahaan Caterpillar asal California ini akan mengubah SMKN 2 Dumai dari lokal sentris menjadi terbuka untuk calon siswa senusantara. Selanjutnya mereka juga berusaha membangun rantai pasokan SDM dari lulusan D-3 TAB- PNP ke perusahaan raksasa Riau.

Hal itu mengemuka dalam hari pertama Orientasi dan Supercamp Siswa Teknik Alat Berat SMKN 2 Dumai di PNP yang berlangsung hangat di Aula Gedung C lantai 2 PNP, 19 Juli 2019. Selain melibatkan 22 orang siswa, tampak hadir Setyo Sunarso, S.Pd., selaku Pengawas Sekolah, Darwin, S.Pd. dan Miftahul Hafiz, S.Pd., guru SMKN 2 Dumai, Rino Sukma, ST.,MT., Kordinator Program Studi TAB PNP, Dr. Junaidi, ST., MP., Ketua Jurusan Teknik Mesin PNP, unsur pimpinan, dosen, serta teknisi lainnya dari kedua lembaga.

 

 

Orientasi dan Supercamp Siswa Teknik Alat Berat SMKN 2 Dumai di Aula Gedung C lantai 2 PNP, 19 Juli 2019

 

Dalam sambutannya, Setyo Sunarso, S.Pd. selaku Pengawas menyatakan, sebagai “anak asuh” PT Trakindo, kegiatan praktik siswa SMKN 2 Dumai di bawah pantauan PT Trakindo. Dengan alasan itu mereka minta kebijakan pimpinan PNP untuk bisa menerima 1 lokal siswa lulusan Teknik Alat Berat yang dihasilkan SMKN 2 Dumai itu, di luar jalur tes yang lazim.

Dalam orientasi tersebut, siswa yang dikirim SMKN 2 Dumai ke PNP adalah siswa yang duduk di kelas X atau baru diterima pada semester ini. Mereka dibawa berkunjung ke PNP agar bisa menambah motivasi untuk mendalami bidang teknik alat berat sedari dini. Di samping itu, kalaupun setamat nanti mereka tidak diberdayakan oleh PT Trakindo, minimal mereka bisa langsung melanjutkan pendidikan ke PNP, jelas Sunarso yang mengaku mengabdi pada 10 sekolah binaan, lima di Kabupaten Bengkalis, dan 5 lagi di Kota Dumai.

 

Lebih Terkesan Berburu Jadi Polisi

 

Setyo Sunarso, S.Pd., selaku Pengawas Sekolah

 

“Selama ini lulusan SMKN 2 Dumai Program Studi TAB menekuni pekerjaan yang kurang berhubungan dengan ilmu TAB, padahal Dumai, daerah mereka, padat industri. Ironis! Alumni SMKN 2 Dumai lebih terkesan berburu jadi polisi atau profesi yang tidak linear dengan ilmu yang didapat saat di SMK”, keluh Pengawas yang baru jadi pengawas pada Januari 2019.

“Untuk itu, kami sengaja ajak mahasiswa baru ke sini agar sedari dini mereka sudah memikirkan karier dan pekerjaan yang akan mereka tekuni nanti. Trakindo sudah memberikan banyak kesempatan, masukan kurikulum yang sesuai dengan tuntutan industri, sarana praktik, kemungkinan direkrut perusahaan atau industri, bahkan peluang untuk meneruskan ke perguruan tinggi untuk mereka yang berminat atau belum terberdayakan. Sayang, tidak semuanya termanfaatkan dengan baik, keluh Pengawas Sekolah yang juga pernah membawa siswa SMA Negeri Binaan Khusus Kota Dumai ke PNP pada tahun-tahun silam ini.

 

Basic Engine yang Sama Mempermudah Adabtasi

 

Direktur PNP, Surfa Yondri

 

Menanggapi keluhan Pengawas SMKN 2 Padang yang didampingi guru dan teknisinya, Direktur PNP, Surfa Yondri menyatakan, PNP adalah satu dari 43 politeknik se-Indonesia. Di awal berdirinya, PNP bergabung dengan Unand pada 1987. Saat itu hanya ada prodi keteknikan enjinering, sehingga bernama Politeknik Enjinering Unand. Sesuai perkembangan, pada 1992 berganti nama menjadi Politeknik Teknologi Unand, dan pada 1997 bernama Politeknik Unand. Terakhir pada 2014 berganti lagi menjadi Politeknik Negeri Padang (PNP) sampai sekarang.

Di Sumbar, PNP adalah 1 dari 3 besar perguruan tinggi negeri yang terpisah, yakni Universitas Andalas (Unand) dan Universitas Negeri Padang (UN). Hingga saat ini PNP memiliki 20 program studi dari 7 jurusan. Jurusan tersebut adalah Jurusan Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknik Elektro, Akuntansi, Administrasi Niaga, Bahasa Inggris, dan Teknnologi Informasi. Dari segi penjenjangan, PNP terdiri dari D-3 dan D-4, sarjana terapan yang setara dengan S-1.

Khusus Prodi TAB, awal kerjasamanya dengan PT Trakindo dimulai pada 2007. Lulusannya cukup banyak, ada yang bekerja di Trakindo, bekerja sendiri, dan memperkuat berbagai perusahaan lokal maupun nasional, bahkan ada juga yang bekerja di luar negeri. Selain membuka kelas kerjasama dengan PT Trakindo, 2 tahun belakangan ini PNP juga membuka kelas reguler TAB. Jika sebelumnya PNP menerima mahasiswa 1 kelas langsung untuk Kelas Kerjasama PT Trakindo, mulai 2018, PNP menambah 1 kelas non kerjasama atau kelas reguler, dan tahun 2019 ini kelas reguler bertambah 1 lokal lagi. Jadi pada Tahun Akademik 2019/2020, PNP membuka 3 kelas Prodi TAB, dengan rincian, 1 Kelas Kerjasama PNP-PT Trakindo, dan 2 kelas non kerjasama atau kelas reguler.

Kenapa PNP membuka 2 kelas reguler lagi untuk Prodi TAB? Menurut Yondri, alasan yang sangat masuk akal untuk pertanyaan tersebut adalah karena kebutuhan akan lulusan TAB itu meningkat. Kedua, masukan dari alumni, yang menyatakan, di saat mereka bekerja, misalnya di PT Semen Padang, PN TBO Bukit Asam, mereka dihadapkan dengan persoalan beragam jenis merk alat berat.

Mereka yang bekerja di PT Trakindo, otomatis mindset mereka itu adalah Caterpillar-nya Trakindo, tapi jika mereka bekerja di perusahaan besar lain yang sejenis, mereka berhadaapan dengan alat berat dengan brand lain, seperti Hitachi, Komatsu, Sumitomo, jelas Yondri. Yondri menilai, PT Semen Padang banyak yang menggunakan alat berat dengan merk lain, selain Caterpillar, dan ini membantu pengembangan wawasan mahasiswa TAB yang tengah magang di sana.

 

 

 

 

Nasirwan, ST., MP salah seorang dosen Prodi Teknik Alat Berat mengusulkan, solusi untuk lulusan SMKN 2 Dumai adalah menempatkan mereka di kelas khusus, karena sejak kontrak kerjasama ditandatangani, PT Trakindo konsisten dalam mempertimbangkan kinerja calon mahasiswa dan lulusan. Di sisi lain, secara umum, Prodi TAB tidak bermasalah dengan ketersediaan kelas karena mereka punya gedung kuliah yang memadai, kecuali dengan masalah ketersediaan alat untuk praktik.

Karena basic engine dan basic sains-nya sama, maka untuk ketiga lokal TAB itu tetap dipakai pola seperti yang diterapkan dalam kerjasama PNP dengan Trakindo. Kurikulumnya juga sama, namun pematangan di lapangan tergantung pada proses On the Job Training (OJT) yang diberlakukan PT Trakindo dan diterjemahkan sebagai praktik kerja lapangan atau magang oleh PNP.

Dosen-dosen TAB juga ditraining di Trakindo setiap tahun. Berdasarkan permintaan Kajur dan Kaprodi, pada tahun ini PNP merekrut langsung beberapa orang karyawan Trakindo sebagai dosen untuk Prodi TAB. Di antaranya ada yang pernah menjabat kepala cabang. PNP sedang menguruskan profesi rekayasa perangkat lunak atau RPL-nya ke Dikti supaya keluar NIDN dan NIDK-nya. Mereka diharapkan membantu dalam basic sains dan link karena mantan kepala cabang biasanya masih mempunyai koneksi ke beberapa perusahaan, dan PNP sangat terbantu sekali dalam penyaluran mahasiswa yang mesti menjalani praktik magang di industri atau perusahaan, terang Yondri.

Kelas Nusantara: Heterogenitas Dalam Kelas Meningkatkan Kualitas

 

 

Siswa Teknik Alat Berat SMKN 2 Dumai di PNP

 

Menurut Koordinator Prodi TAB, Rino Sukma, S.T., M.T., tercatat, alumni SMK 2 Dumai yang melanjutkan studi ke PNP atau sudah kuliah di PNP 4 orang, sementara secara umum PT Trakindo mengamanahkan rekrutmen hanya 20 orang kepada PNP. Kenapa hanya 20? Mungkin itu karena kebutuhan Trakindo. Namun karena Trakindo adalah perusahaan yang mengalami perkembangan, maka kebutuhan SDM-nya pasti juga berfluktuasi, ada naik turunnya, imbuhYondri.

Diperkirakan, siswa SMKN 2 Dumai mungkin homogen, lebih banyak berasal dari Dumai dan berkomunikasi dengan bahasa daerah mereka. Dengan terjalinnya kerjasama PNP-SMKN 2 Dumai nanti yang disetujui oleh ‘Bapak Asuh” PT Trakindo, SMK N 2 Dumai akan membuka peluang penerimaan bagi siswa se-Indonesia. Diperkirakan minat siswa untuk kelas nusantara [untuk membedakan dari SMK Nasional yang sudah ada, red.] itu tinggi karena ada jaminan setamat SMK mereka langsung bisa melanjutkan ke perguruan tinggi negeri, demikian Yondri.

“Kalau mahasiswa atau siswa kita ini berasal dari latar geografis dan budaya yang berbeda, otomatis daya saing atau daya kompetisinya lebih baik dan kita pun mendapatkan bibit yang baik. Biasanya juga yang terjaring dari luar provinsi Dumai adalah mereka yang memiliki kemampuan lebih. Program ini baik bagi SMKN 2 Dumai yang mematok uang kuliah yang tidak terlalu mahal, Rp.230.000/ semester, sama murahnya dengan uang kuliah di PNP yang cuma Rp. 3.000.000 per semester atau Rp. 500.000/ semester.

Yondri mengimbau agar calon peserta kedua lembaga mendiskusikan masalah kelas khusus ini dengan serius sampai akhirnya menemukan titik temu yang melegakan bagi kedua belah pihak. Kepada calon peserta yang berminat memasuki Prodi tAB juga tidak terlalu ekstrem mempersoalkan biaya kuliah. Dibandingkan dengan biaya operasional yang dikeluarkan, anggaran di Prodi TAB jelas tidak mencukupi. “Pak Rino [Kaprodi, red.] ini sering minta solar sekian jam sekian drum atau sekian liter untuk membersihkan peralatan setelah praktik mahasiswa, ia mencontohkan.

Meskipun demikian, Yondri berani mengatakan, dari 6 politeknik di Indonsia yang bekerjasama dengan Trakindo, peralatan teknik alat berat yang paling lengkap itu adanya di PNP. Ia yang sudah mengunjungi hampir seluruh politeknik dan perguruan tinggi lainnya di Indonesia, yakin semua engine yang dimiliki Prodi TAB PNP memenuhi kompetensi TAB.

“Memang, satu-satunya perguruan tinggi dan politeknik di Indonesia yang memiliki jenis alat berat ini cuma Politeknik Negeri Padang, jelas Ir. Darman Dapersal Dinar, M.Pd., BME, salah seorang dosen merangkap asesor ini menimpali tanpa maksud berpromosi.

 

 

 

peralatan di Prodi Teknik Alat Berat

 

Selanjutnya ia merinci, peralatan di Prodi TAB terdiri dari unit laboratorium simulator alat berat dan untuk praktik di laapangan. Peralatan yang ada di laboratorium simulator alat berat terdiri dari excavator, bulldozer, dan wheel loader. Satu-satunya perguruan tinggi di Indonesia yang memiliki peralatan tersebut.

 

 

 

Peralatan yang ada di laboratorium simulator alat berat

 

Sementara itu, unit untuk praktik di lapangan terdiri dari Excavator 320D, Bulldozer D3g, Excavator Mini 304 E, Forklift Dp35nd, Compactor Cb34, Skid Steer Loader 266b, Engine C Series C9, Dan Engine 3306.

 

 

 

Unit Peralatan untuk praktik di lapangan

 

Rantai Pasokan SDM ke Perusahaan Raksasa Riau

Melalui Dewan Pengawas, Yondri mengamanatkan kepada Kepala Sekolah SMKN 2 Dumai untuk tetap menjaga link, terutama dengan perusahaan yang bisa menampung lulusan SMKN 2 Dumai atau PNP. “Karena di Riau terdapat banyak industri, setelah tamat nanti, lulusan PNP bisa langsung kita salurkankan ke perusahaan yang membutuhkan, tentunya setelah memenuhi terlebih dahulu kebutuhan PT Trakindo. Menurut saya, hal-hal seperti itu bisa kita laksanakan, yang penting kita paham dan sepakat terhadap peraturan teknis yang kita buat bersama-sama”, ujarnya.

Dumai tempat SMKN 2 Dumai berdomisili dikenal sebagai kota minyak. Tiga industri yang memajukan Dumai secara tidak langsung adalah PT. CPI (dahulu Caltex Pacific Indonesia sekarang Chevron Pacific Indonesia) yang bergerak mayoritas dalam bidang pertambangan dan ekspor minyak dan gas bumi. Kedua, PT. Pertamina yang bergerak dalam bidang pengolahan dan pendistribusian minyak dan gas bumi dalam negeri. Ketiga, industri pengolahan minyak sawit (CPO) PT. BKR (Bukit Kapur Reksa). Selain industri skala besar tersebut, terdapat juga beberapa industri kecil atau home industri yang mengolah kelapa menjadi VCO minyak kelapa murni.

 

 

 

 

Dok. Pemko Dumai

Ke depan Dumai memiliki 5 kawasan industri yang strategis, yaitu Kawasan Industri Dumai (KID) di Pelintung, Kawasan Industri Lubuk Gaung, Kawasan Industri Dock Yard, Kawasan Industi Bukit Kapur dan Kawasan Industri di Bukit Timah. Sampai September 2018, telah beroperasi 10 kawasan industri yang termasuk proyek strategis nasional (PSN). Kesepuluh kawasan industri tersebut, berlokasi di Morowali, Bantaeng, Konawe, Palu, Sei Mangkei, Ketapang, Gresik, Kendal, Banten, dan termasuk Dumai.

Perkembangan terakhir, beberapa perusahaan besar yang bergerak di bidang perkebunan sawit dan turunannya sudah membangun pabrik di kota Dumai, tepatnya di Lubuk Gaung seperti PT. Sari Dumai Sejati (Asian Agri), PT. Ivo Mas Tunggal (Sinarmas), PT. Energi Sejahtera Mas (anak perusahaan Sinarmas Cepsa Pte.Ltd.) dan PT Energi Unggul Persada. Ini baru Dumai, belum Riau secara keseluruhan.

 

d®amlis