Politeknik Negeri Padang Gelar Kuliah Umum Bersama Persatuan Insinyur Indonesia

Politeknik Negeri Padang Gelar Kuliah Umum Bersama Persatuan Insinyur Indonesia

 

Politeknik Negeri Padang (PNP) menggelar kuliah umum yang menghadir pengurus pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) sebagai nara sumber. Kuliah umum ini digelar di Gedung C PNP pada hari Senin, 8 Juli 2024.

Kuliah umum dengan tema “PNP Menuju Pengembangan Karier dan Profesionalisme Insinyur di Indonesia” menghadirkan pembicara Sekretaris Jenderal PII Pusat Ir. Bambang Geiritno, M.Sc. MPA., IPU., APEC Engineer dan Wakil Ketua Komite Anggota dan Sertifikasi PII Ir. Catur Hernando, MM, IPU, ASEAN Eng, APCE, yang dihadiri oleh Wakil Direktur  Bidang Akademik PNP Ir. Revalin Herdianto, S.T, M.Sc., Ph.D, Wakil Direktur Bidang Kerjasama PNP Ir. Ihsan Lumasa Rimra, S.ST, M.Sc, D.E.C.N., Wakil Ketua PII Sumbar, Ir. Muhammad Dien, sejumlah dosen serta mahasiswa PNP.

Kuliah umum ini dibuka oleh Wakil Direktur Bidang Akademik PNP mewakili Direktur PNP. Dalam sambutannya Bapak Revalin Herdianto, menyampaikan UU No. 11 Tahun 2014 tentang Keinsinyuran menjadi dasar bagi PNP untuk menghadirkan Program Studi Profesi Insinyur atau PSPPI. “Kita memiliki 37 program studi, 16 di antaranya merupakan program studi sarjana terapan (DIV) dan hampir 70 persen mahasiswanya di bidang keteknikan,” kata Beliau.

“Dosen di kejuruan di bidang teknik dan teknologi harus memiliki surat tanda registrasi insinyur. Jadi, inilah kenapa kita di PNP ingin membuka PSPPI,” sambung Bapak Revalin.

Beliau menyebutkan, bentuk keseriusan untuk menyiapkan program studi profesi insinyur, 2 tahun lalu PNP telah mengirimkan 23 dosennya untuk mengambil profesi insinyur. Saat ini PNP juga telah memiliki Insinyur Profesional Pratama (IPP), Insinyur Profesional Madya (IPM), dan Insinyur Profesional Utama (IPU). Oleh sebab itu melalui kuliah umum ini PNP berharap para narasumber dan tamu undangan dari berbagai instansi yang hadir dapat menyampaikan bahwa PNP sedang mengusulkan PSPPI.

“Jika ini terealisasi, PSPPI akan menjadi program studi profesi pertama yang dimiliki PNP. Mudah-mudahan ini terwujud,” lanjut Beliau.

“Untuk itu, kami berharap kerjasama dan kolaborasi, dan masukan dalam pendirian program studi ini, dapat memperkaya kurikulum, mengembangkan kerjasama untuk profesionalisme insinyur di Indonesia, dan bermanfaat terutama bagi alumni PNP,” di akhir sambutan Beliau.

Wakil Ketua PII Sumbar Muhammad Dien dalam sambutannya juga mendukung PNP untuk membuka PSPPI. “Pada prinsipnya kita sangat mendukung PNP membuka PSPP. Karena, UU No 11 tahun 2014 tentang Keinsinyuran mengharuskan setiap yang berpraktik insinyur harus memiliki STRI,” ujar Beliau.

Bambang Geiritno dalam paparannya menyampaikan bahwa Pengurus Pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII) mendorong Politeknik Negeri Padang (PNP) segera membuka Program Studi Program Profesi Insinyur (PSPPI). Dorongan itu disampaikan, karena saat ini baru 43 perguruan tinggi yang telah menerbitkan sertifikat profesi insinyur di Indonesia.

“Jika PNP menjadi penyelenggara pendidikan profesi insinyur, maka akan berdampak terhadap peningkatan anggota PPI yang saat ini berjumlah 86.000 lebih. Kami di PII mendorong PNP untuk menyelenggarakan PSPI. Karena peluangnya sangat besar,” kata Beliau.

 

 

Lebih lanjut Bambang Geiritno juga berharap PNP menjadi perguruan tinggi yang selanjutnya akan menyelenggarakan pendidikan profesi insinyur. Karena, dengan penandatanganan nota kesepahaman yang dilakukan PII dan PNP diharapkan dapat mendukung percepatan keberadaan program studi profesi insinyur di kampus PNP.

Hal yang sama juga disampaikan Wakil Ketua Komite Anggota dan Sertifikasi PII Catur Hernando. Beliau mengatakan peluang untuk pendirian pendidikan insinyur sangat luas. Karena setiap tahun ada sekitar 200 ribu sarjana teknik yang dihasilkan dari berbagai kampus di Indonesia. Sementara sekarang ini, baru 43 perguruan tinggi penyelenggara PSPPI di Indonesia.

Sarjana teknik, teknologi, dan sarjana bidang sains yang berpraktik keinsinyuran, menurut Beliau wajib memiliki Surat Tanda Registrasi Insinyur (STRI). Pengajuannya harus memiliki sertifikat profesi insinyur yang diterbitkan oleh perguruan tinggi penyelenggara PSPPI.

“Kita melihat PNP memiliki peluang besar menjadi perguruan tinggi penyelenggara PSPPI. Terdapat 16 program studi sarjana terapan yang dimiliki PNP, dan sebagian besar bidang keteknikan. Semua alumni bisa kembali ke kampus masing-masing, atau kampus lain yang menjadi penyelenggara PSPPI,” lanjut Beliau.