Politeknik Negeri Padang (PNP) resmi menjalin kemitraan strategis dengan Forum Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan Limau Manis (FPMKLM), SMKN 6 Padang, dan berbagai pihak lainnya dalam program Riset Berdikari 2025 yang didanai oleh LPDP. Melalui pendekatan pentahelix yang melibatkan unsur akademisi, komunitas, pelaku usaha, pemerintah, dan media—riset ini bertujuan memperkuat ekosistem inovasi pangan lokal berbasis jamur tiram sebagai oleh-oleh khas Sumatera Barat yang sehat dan berdaya saing global.
Penandatanganan nota kesepahaman antara PNP dan FPMKLM serta SMKN 6 Padang yang dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2025 lalu menjadi titik awal sinergi berbagai pihak untuk mengembangkan budidaya dan produk olahan jamur tiram. Wakil Direktur Bidang Kerjasama PNP, Ir. Ihsan Lumasa Rimra, S.T., M.Sc., DECN menyatakan bahwa kerja sama ini merupakan bagian dari komitmen kampus vokasi dalam menjawab tantangan nyata di masyarakat.
“Pentahelix bukan hanya konsep, tetapi praktik nyata kolaborasi yang bisa mempercepat dampak riset. Hibah ini kompetitif, dan keberhasilannya adalah prestasi akademik sekaligus pengabdian,” jelas Ihsan.
Ketua P3M PNP, Dony Marzuki, S.S.,M.Ed., Ph.D, menambahkan bahwa kolaborasi ini membawa semangat pemberdayaan komunitas, khususnya perempuan dan rumah tangga prasejahtera yang selama ini menjadi pelaku utama budidaya jamur.
“Kita ingin jamur tiram tidak sekadar komoditas, tapi menjadi ikon kuliner dan oleh-oleh Sumbar. Potensinya besar, dan kita hadir untuk mengangkatnya dengan pendekatan ilmiah dan kolaboratif,” tuturnya.

Dr. Amy Fontanella, SE., M.Si.Ak.CA, selaku ketua tim riset menyampaikan bahwa kolaborasi lintas sektor ini adalah contoh nyata penerapan riset untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Amy menyampiaikan harapan bahwa program ini tidak hanya berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat, tetapi juga mampu memperkuat kemandirian pangan dan ekonomi lokal.
Tim riset terdiri dari dosen lintas disiplin dari dua kampus, PNP dan Universitas Negeri Padang (UNP). Dari PNP terdiri dari 5 orang dosen, yaitu dari jurusan Akuntansi, Teknik Mesin, dan Tata Niaga. Kemudian 2 orang dari UNP yaitu Program studi Tata Boga dan Teknik Penginderaan Jauh. Mereka bekerja dalam agenda riset yang mencakup lima pilar utama: peningkatan kuantitas dan kualitas jamur, diversifikasi produk olahan, penguatan branding, pengelolaan berbasis digital, serta integrasi dengan pariwisata dan ekonomi kreatif.
Produk olahan yang telah dikembangkan di antaranya Rendang Jamur, Dendeng Jamur, Sambal Jamur, Mie Basah Jamur, dan Bakso Jamur. Selain itu, tim juga merancang prototipe mesin produksi seperti mesin pengaduk, mesin pres, dan alat sterilisasi baglog. Dokumen Business Model Canvas (BMC) pun disusun untuk memperkuat tata kelola UMKM jamur dan rencana pembentukan koperasi tengah disiapkan bersama masyarakat.
Penelitian ini tidak hanya akan menghasilkan luaran akademik seperti prototipe alat, produk olahan, dan dokumen BMC, tetapi juga menciptakan rintisan teaching factory, pendampingan UMKM, serta potensi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat. Harapannya, inovasi ini dapat menjadi acuan kebijakan lokal dan nasional dalam pengembangan pangan lokal berbasis komunitas.