PNP Gelar Pelatihan K-4 untuk Paket “Isolasi Mandiri” Hotel Whiz Prime

PNP Gelar Pelatihan K-4 untuk Paket “Isolasi Mandiri” Hotel Whiz Prime

 

PNP News. Sepinya pengunjung menuntut pengelola bisnis perhotelan berinovasi dalam pemasarannya agar bisa tetap bertahan. Salah satunya, melalui penawaran “paket isolasi mandiri” bagi warga setempat yang dinyatakan positif terpapar Covid-19, terutama sejak RSUP M. Jamil Padang dan rumah sakit lainnya dinyatakan penuh, tak bisa menampung pasien yang terpapar Covid-19 lagi. Namun demikian tidak semua hotel memiliki kesiapan SDM dari segi kebersihan, kesehatan, keselamatan, kelestarian lingkungan terkait Covid-19. Menyadari fenomena tersebut, Politeknik Negeri Padang (PNP) menawarkan paket pelatihan CHSE yang lebih dikenal sebagai Kebersihan, Kesehatan, Keselamatan, Kelestarian Lingkungan (K-4L).

 

Program Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE) adalah salah satu luaran dari penelitian terapan yang merupakan kolaborasi penelitian lintas bidang ilmu yaitu Perhotelan dan K-3. Oleh karena itu PNP mengutus peneliti Ranti Komala Dewi, SS., M.Par., MGATH dari Jurusan Administrasi Niaga, dan Fardinal, SST.,M.PdT. dari Jurusan Teknik Mesin. Sebagai mitra, kami memilih Whiz Prime Hotel yang berdasarkan riset kami memang memiliki visi yang sama untuk memutus rantai penyebaran Covid-19 di Sumatera Barat, terang Ranti.

 

 

Menurut jebolan Manajemen Pariwisata dan Perhotelan Universite Paris 1 Pantheon Sorbonne Prancis ini, hasil penelitian mengenai penerapan CHSE pada Hotel Whiz Prime Padang dipaparkan dan didiskusikan ke segenap pengelola dan karyawan Whiz Prime. Terakhir PNP memberikan pemahaman yang lebih dalam melalui pelatihan CHSE dengan menghadirkan narasumber handal, Yanuar Wahyono Adi.

Harapan kami, mitra kami Whiz Prime bisa mendapatkan sertifikasi CHSE. Kebetulan saat ini Kemenparekraf memprioritaskan untuk usaha hotel, restoran/rumah makan, pondok wisata/homestay, daya tarik wisata, usaha wisata arung jeram, usaha wisata selam, dan usaha lapangan golf, juga desa wisata. Semua tahapan proses sertifikasi ini dibiayai oleh Kemenparekraf, artinya biaya tidak dibebankan ke pengelola destinasi dan usaha pariwisata, alias sertifikasi gratis!” jelas Fardinal, anggota peneliti bersemangat.

 

 

Di sisi lain, Ranti melihat, pandemi Covid-19 memberikan dampak langung terhadap industri pariwisata Indonesia, khususnya industri perhotelan di Sumatera Barat. Berdasarkan data Perhimpunan Hotel dan Restoran Indosesia (PHRI) Sumatera Barat sudah 50% hotel tutup, 30% melakukan kegiatan 50% dengan cara merumahakan karyawan dengan sistem unpaid dan 50% digaji, 20% lagi masih beropersai dengan melakukan kegiatan katering dan menjual makanan siap saji, dan ada juga dengan cara menyewakan kamar untuk isolasi mandiri.

Kondisi ini menuntut pihak hotel melakukan inovasi demi tetap bisa bertahan di tengah gempuran wabah virus Covid-19. Salah satunya dengan memunculkan penawaran “paket isolasi mandiri” selama 14 hari, seperti yang dilakukan oleh mitra kami, Hotel Whiz Prime. Ranti melihat ini sebagai wujud nyata pihak hotel untuk memutus mata rantai penyebaran virus Covid-19. Saat ini, industri perhotelan dituntut inovatif dalam membuat program kegiatan dan proaktif menghadapi perubahan agar dapat bertahan dan menjadi market leader di kawasannya, terangnya.

 

 

 

Inovasi tersebut menurut dosen yang juga menjabat Sekretaris Jurusan Administrasi Niaga ini menuntut pengelola perhotelan untuk berbenah diri dengan melakukan banyak terobosan dan pembaharuan. Salah satunya adalah menyediakan sumber daya manusia yang mumpuni, yang mempunyai ilmu yang cukup di bidang perhotelan dan mempunyai keberanian bersaing serta inovatif dalam menghadapi persaingan.

Bagi kami, peneliti dan akademisi, hal ini menjadi tangungjawab sekaligus tantangan, terutama bagi perguruan tinggi yang memiliki program studi Usaha Perjalanan Wisata, seperti Politeknik Negeri Padang. Perguruan tinggi tidak saja dituntut untuk menghasilkan sumber daya manusia pariwisata yang mumpuni dalam ilmu kepariwisataan tapi juga mampu memberikan sumbangsih pemikiran dalam menangani permasalahan yang terjadi, seperti pandemi Covid-19 sekarang ini, imbuhnya.

 

 

Di sisi lain Fardinal menjelaskan, setelah dilakukan pelatihan dan diskusi mengenai penerapan CHSE pada Hotel Whiz Prime Padang, dilanjutkan dengan pengembangan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sesuai degan panduan CHSE di Hotel. Hal itu dimaksudkan sebagai penerapan protokol kesehatan untuk pencegahan dan pengendalian Covid-19. Pelatihan ini diikuti secara daring oleh GM Incharge, Panitia Satgas Covid-19, Front Office Department, Housekeeping Department dan Security Department Whiz Prime Hotel Padang, pungkas Fardinal.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

 

 

d®amlis