PNP Beri Peluang Praktisi dan Profesional Pariwisata Jadi Dosen

PNP Beri Peluang Praktisi dan Profesional Pariwisata Jadi Dosen

 

PNP News. Dalam mewujudkan pendidikan vokasi yang berkualitas dan diakui industri di Era Revolusi Industri 4.0, Politeknik Negeri Padang (PNP) siap membuka ruang kerja sama yang erat dengan cara memberikan kesempatan kepada praktisi industri/profesional di sektor pariwisata untuk mengajar di kampus perguruan tinggi vokasi ini. Hal ini juga dimaksudkan untuk mempermudah setiap mahasiswa melakukan praktik kerja industri dan project work dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) sektor pariwisata.

 

Hal itu diungkapkan Direktur PNP, Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom., dalam Semiloka “Implementasi Kurikulum Berkarakter Kearifan Lokal Berbasis Industri” di Hotel Grand Zuri Padang, Senin, 26 Oktober 2020. Semiloka tersebut merupakan implementasi dari Program Penguatan Perguruan Tinggi Vokasi (P3TV) yang diluncurkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam rangka meningkatkan relevansi pendidikan di perguruan tinggi dengan dunia industri (link and match).

Direktur merinci, semiloka tersebut juga dimaksudkan untuk memberikan kesempatan kepada profesional atau pekerja untuk berkontribusi dalam institusi pendidikan vokasi sekaligus meningkatkan kualitas lulusan Program Studi Usaha perjalanan pariwisata (UPW) yang sesuai dengan kebutuhan industri kepariwisataan. Caranya dengan mengajak semua stakeholder yang terkait pariwisata untuk terlibat aktif dalam perancangan dan pelaksanaan kurikulum dan program pemagangan mahasiswa. Selain itu juga untuk menggalang kerja sama yang sinergis dan kolaboratif dengan pemerintah daerah penyelenggara pendidikan.

 

Adat dan Agama Melahirkan Kearifan Lokal

Kepala Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Agam, Syatria, S.Sos, M.Si. menyatakan, Kearifan lokal adalah seperangkat pengetahuan dan praktik-praktik baik yang berasal dari generasi-generasi sebelumnya maupun dari pengalaman berhubungan dengan lingkungan dan masyarakat lainnya milik suatu komunitas di suatu tempat, yang digunakan untuk menyelesaikan baik dan benar berbagai persoalan dan atau kesulitan yang dihadapi. Kearifan lokal berasal dari nilai-nilai adat istiadat, nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal yang secara alami terbentuk dalam suatu kelompok masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar.

Kabupaten Agam mempunyai potensi kepariwisataan yang cukup besar untuk dikembangkan, tidak hanya berupa objek wisata alam tapi juga wisata sejarah atau cagar budaya, seni budaya, wisata religi, dan wisata kuliner yang terjaga dari generasi ke generasi. Agam dinilai memiliki tradisi budaya yang masih kental, perpaduan antara adat dan agama yang banyak melahirkan tradisi bertajuk kearifan lokal masyarakat, jelasnya. Menurut Kepala Dinas, hingga saat ini Kabupaten Agam tercatat memiliki 55 jenis wisata budaya. Sepuluh (10) Top Potensi Wisata Budaya di Kabupaten Agam adalah “Batagak Panghulu”, “Pulang Basamo”, “Makan Bajamba”, “Silek Sitaralak”, “Alat Musik Tambua Tasya dan Rabano”, “Kawasan Pusako Koto Gadang”, “Tradisi Barakik-rakik”, “Maelo Pukek”, “Masjid Bingkudu”, dan “Makam Tuanku Aluma”.

 

 

Dicontohkan, “Batagak Pangulu” merupakan upacara adat Minangkabau dalam rangka meresmikan seseorang menjadi penghulu. Dalam hal ini pengangkatan atau peresmian penghulu tidak dapat dilakukan oleh keluarga yang bersangkutan saja. Peresmian haruslah berpedoman kepada petitih adat “maangkek rajo, sakato alam, maangkek penghulu sakato kaum”. Tata tertib meresmikan penghulu dimulai dari rapat atau mufakat kaum, kemudian dibawa kehalaman yang artinya dibawa masalahnya ke dalam kampung lalu diangkat ke tingkat suku dan akhirnya di bawa dalam Kerapatan Adat Nagari (KAN). Orang yang berhak memasangkan “deta panghulu” (tutup kepala kebesaran penghulu) bagi penghulu yang baru diangkat ialah pucuk adat, terang Syatria.

 

 

Strategi Kemendikbud

Dalam Rencana Strategis Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi (BBPPMPV) Bisnis dan Pariwisata 2020-2024 tercantum strategi yang dilakukan Kemendikbud dalam rangka mewujudkan pendidikan dan pelatihan vokasi untuk Revolusi Industri 4.0 yang berkualitas dan diakui industri. Di antaranya, perguruan tinggi harus membuka ruang kerja sama yang erat dengan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI). DUDI dapat langsung terlibat dalam menginformasikan kebutuhan pasar tenaga kerja dan memastikan kualitas program pendidikan dan pelatihan vokasi dimutakhirkan sesuai dengan standar industri.

Kemendikbud juga mendorong pembentukan forum kerja sama DUDI dengan lembaga pendidikan yang relevan agar setiap program pendidikan vokasi baik di SMK, pendidikan tinggi vokasi, maupun kursus dan pelatihan menghasilkan kompetensi lulusan yang standarnya diakui oleh industri; sekaligus memfasilitasi kerja sama yang mumpuni dengan DUDI dalam setiap pembukaan atau pengembangan Prodi di pendidikan tinggi vokasi.

 

 

Agar peserta didik dapat mengembangkan technical skills dan soft skills sesuai dengan standar DUDI, Kemendikbud mendorong upaya meningkatkan kualitas pembelajaran pada pendidikan dan pelatihan vokasi dengan metode problem-based learning; mendorong pengembangan produk dan atau jasa melalui riset terapan dan inovasi dengan kerja sama industri dan masyarakat; peningkatan kapasitas technical skills, soft skills, dan pedagogical skills sumber daya manusia di pendidikan dan pelatihan vokasi bagi dosen agar sesuai dengan standar DUDI; dan mendorong kapasitas kepemimpinan dan kemampuan manajemen usaha pimpinan (kepala sekolah, direktur) dalam mengembangkan institusi pendidikan dan pelatihan vokasi.

Dalam rangka optimalisasi perencanaan layanan pendidikan vokasi dan perguruan tinggi berdasarkan kebutuhan lapangan kerja diterapkan strategi mengembangkan dan mengevaluasi program pendidikan dan pelatihan vokasi agar sesuai dengan standar DUDI, termasuk pengembangan kurikulum, peningkatan kapasitas SDM (dosen/pimpinan), pemutakhiran fasilitas, dan asesmen terhadap hasil pembelajaran peserta didik; memfasilitasi exchange of information dari DUDI dan pendidikan dan pelatihan vokasi mengenai kebutuhan kompetensi atau profesi di pasar tenaga kerja melalui platform yang dapat digunakan seluruh peserta didik; melakukan analisis terhadap relevansi pendidikan dan pelatihan vokasi melalui data yang dikumpulkan dari lulusan pendidikan vokasi melalui tracer study.

Strategi lainnya adalah mengembangkan pendidikan tinggi vokasi dan pelatihan vokasi yang disesuaikan dengan (1) Permintaan pasar dan kebutuhan DUDI (demand driven); (2) Kebersambungan (link) antara pengguna lulusan pendidikan dan penyelenggara pendidikan kejuruan serta; dan (3) Kecocokan (match) antara pekerja dengan pemberi kerja. Selain itu juga mengembangkan asesmen kompetensi peserta didik agar sesuai dengan kebutuhan DUDI; menjalankan program penempatan kerja dan praktik kerja industri langsung dengan DUDI; mendatangkan pengajar dari DUDI atau praktisi industri untuk mengajar di pendidikan tinggi vokasi; pengalaman  langsung  dan  pelatihan  di  industri  bagi dosen pendidikan tinggi vokasi; meningkatkan  keterhubungan/kesinambungan  antara  program  studi vokasi dari jenjang pendidikan SMK dan pendidikan tinggi vokasi.

Fleksibilitas pendidikan vokasi dan pendidikan akademik juga perlu dikembangkan melalui skema Multi Exit, Multi Entry System, untuk pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan dunia kerja. Selain itu juga memberikan otonomi yang lebih besar bagi pendidikan tinggi vokasi untuk berinovasi dan berkembang dan mendorong peningkatan citra pendidikan vokasi melalui kerja sama dengan media dan praktisi komunikasi serta mendorong pendidikan tinggi vokasi untuk berbagi sumber daya seperti dosen dan sarana prasarana praktik (bengkel, lab) khususnya yang memiliki bidang keahlian yang sama; dan melakukan aktivitas pembelajaran bersama DUDI seperti riset gabungan (joint research) dan/atau proyek (project work) berdasarkan permasalahan riil di tengah masyarakat.

 

 

 

Enam Puluh-an Pegiat Pariwisata

Semiloka tersebut diikuti oleh sekitar 60 orang peserta, termasuk dinas pariwisata kabupaten/kota dan penggiat pariwisata. Dalam semiloka tersebut juga diselenggarakan penandatanganan MoU PNP dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Agam, Kabupaten Limapuluh Kota, Kabupaten Sijunjung, Kota Sawahlunto dan Kota Pariaman. MoU dengan dinas pariwisata kabupaten/kota di Sumbar tersebut merupakan salah satu tindak lanjut dari MoU dengan dinas pariwisata provinsi Sumbar dan asosiasi pariwisata yang telah dilaksanakan pada 22 Juli 2020, demikian Ketua Panitia Penyelenggara, Sarmiadi, S.E., M.M.

 

 

Koordinator Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, PNP, Yudhytia Wimeina, S.E., M.M., didampingi staf pengajar, Rini Eka Sari, SS., M.Par, MMTHRL melaporkan, UPW awal berdirinya pada 2008 hanya satu kelas, namun dengan meningkatnya peminat, dalam 3 tahun terakhir PNP membuka 2 lokal. Ratusan lulusannya sudah berkiprah di dunia industri pariwisata di Sumbar.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

 

d®amlis

MITRA PNP

Mitra Kerjasama Politeknik Negeri Padang