Mahasiswa D-3 PNP Jalani Fast Track 5 September 2022 di Malaysia
PNP News. Politeknik Negeri Padang (PNP) siap memberangkatkan 13 orang lulusan D3 untuk melanjutkan pendidikan program Bachelor (S1) dan Master (S2) di Management & Science University (MSU) Malaysia, sebelum akhir Juli 2022. Program Fast Track atau percepatan perkuliahan yang memungkinkan mahasiswa D3 meraih gelar S1 & S2 dalam waktu 5 tahun tersebut akan dimulai pada 5 September 2022.
Ahmad Pitra, S.Par., M.M. selaku Counntry Manager for Indonesia dalam acara sosialisasi untuk keberangkatan mahasiswa PNP ke MSU di Aula Gedung C Lantai 2 PNP Rabu (30/6) menginformasikan, perkuliahan di MSU akan dimulai pada 5 September 2022.
Disarankan Pitra, peserta berangkat sebelum 21 Juli 2022 karena ini adalah tanggal terbaik bagi mereka dalam rangka persiapan kuliah. Meskipun demikian, tidak datang pun lebih awal tidak masalah asal jangan sampai melewati tanggal 30. Kenapa? karena akan ada orientasi kembali bagi peserta mengenai kampus dan sistem perkuliahannya. Meskipun sebagian peserta sudah tahu dari angkatan 2019, namun pada 2022 mengalami banyak perubahan, sesuai perkembangan zaman dan kebutuhan, terangnya.
Menjawab hal itu, Ronal Hadi, S.T., M.Kom., Ketua Jurusan Teknologi Informasi yang didampingi Kepala UPT Kerjasama, Alhapen R. Chandra, SE.,MT.,M.Com. menjelaskan, awal Agustus 2022 peserta sudah bisa menjalani ujian sidang karena Ujian Akhir Semester berakhir 29 Juli 2022. Mereka yang akan mengikuti program doble degree ke MSU tersebut adalah Hafis Hidayatullah, Rahmialis Yakub, Arrafi Herosya Putra, Aulia Permana, Hafizah Nurul Salsabila, Muhammad Fikri Afansyah, Ayyubi Fauzihan Jefry, Nabila Ridwan, Nois Arya Chaerunianisa, Arinanda Satrya Hakim, Noviana, Sarah Fitri Khairatunnisa A., dan Yusuf Baihaqi Amanda.
Bagi mahasiswa yang mengikuti program kerjasama ini, menurut Pitra harus mengikuti program orientasi yang akan di selenggarakan di PNP dan MSU. Untuk orientasi yang dilaksanakan di MSU, biaya transportasi pergi pulang dari Padang ke Malaysia, dan konsumsi ditanggung oleh mahasiswa, sedangkan akomodasi dan transportasi selama di Malaysia disediakan oleh MSU.
Ia mengilas balik, waktu pendidikan double degree yang ditempuh oleh peserta tersebut 5 tahun dengan rincian 3 tahun di PNP untuk program D3 dengan gelar Ahli Madya, kemudian dilanjutkan untuk 1 tahun pertama di MSU untuk program S1 dengan gelar Bachelor, dan 1 tahun kedua di MSU untuk program S2 dengan gelar Master dalam bidang keilmuan Information Technology.
Pihaknya siap memfasilitasi peserta dalam mengurus dokumen keberangkatan. Namun, pihaknya tidak bisa mengecek satu per satu dokumen, tapi per nama peserta. Jika peserta sudah mengirimkan dokumen, maka diperkirakan mereka akan aman selama menuntut ilmu dan mungkin bekerja sampingan di sana. Jika ada kendala, ia mengimbau peserta agar menginformasikan hal itu via email.
Lebih lanjut dikatakan Pitra, pihaknya akan mengadakan sosialisasi sekitar tanggal 1-4. Karenanya, dia mengimbau agar peserta bisa hadir sehingga tidak ada masalah ketika sudah mulai kuliah. Banyak hal yang bisa dipelajari peserta pada sosialisasi tersebut, contoh yang paling familiar adalah tindakan saat blocked account ‘rekening yang dibekukan’.
Rekening tidak bisa digunakan karena bank menganggap rekening kita tidak aktif karena tidak terjadi transaksi. Rekening bisa dibuka kembali dengan datang ke kantor cabang terdekat untuk minta diaktifkan kembali. Kalau sampai periode dormant berakhir (biasanya 3 bulan, tapi bisa beda tergantung banknya) rekening masih belum diaktifkan kembali, rekening akan ditutup otomatis.
Ia juga mengimbau agar peserta jangan pernah menganggap enteng kuliah di MSU dan Malaysia umumnya, karena tantangan mereka cukup besar, baik mengenai bahasa maupun kurikulum yang berbeda. Anda harus serius belajar agar tak gagal dalam satu mata kuliah pun, pesan orang yang bertanggung jawab sebelum kedatangan mahasiswa ke kampus MSU ini.
Ditekankan, biaya per mata kuliah biasanya sangat fantastis, minimal satu mata kuliah berharga 2500 RM yang otomatis hampir Rp. 9 Juta lebih. Saking mahalnya, peserta jangan sampai gagal dalam mengambil mata kuliah. Ia selalu mengingatkan pada peserta baru untuk tidak mengaggap remeh kuliah di sana dan patah semangat, termasuk peserta yang baru mengalami musibah kehilangan orang tua. Jangan sampai pengalaman yang mengecewakan yang dialami oleh salah seorang peserta dari Politeknik di Pulau Jawa menimpa mahasiswa asal PNP juga, pesannya.
Dalam pertemuan tersebut wali peserta program atau calon mahasiswa MSU bertanya sekitar kemudahan yang mungkin mereka dapatkan jika berkunjung mengantar dan melihat anak mereka ke MSU, menegaskan kembali besaran uang kuliah, anak yang masih lemah dalam Bahasa Inggris dan mereka yang belum menjalani vaksin ketiga atau booster serta pesan agar anak-anak mereka tolong dijaga selama menuntut ilmu di rantau orang.
Menjawab tanya orang tua mahasiswa, Ronal Hadi menjelaskan, biaya kuliah yang berbeda sudah dijelaskan saat wawancara seleksi dengan ortu dan mahasiswa. Pada awal semester pungutannya memang agak besar karena ada uang orientasi dan pembelian baju seragam, misalnya. Biaya Pendidikan berupa SPP MSU Semester 1 Rp. 15 Juta, Semester 2-6 Rp. 10 Juta, Semester 7 adalah 10.000 Ringgit Malaysia (RM), Semester 8-10 adalah Rp. 7.500 Ringgit Malaysia (RM).
Ahmad Pitra dalam menjawab pertanyaan orang tua peserta menyatakan, bagi mereka yang lemah dalam berbahasa Inggris masih punya waktu untuk latihan dan mengikuti les. Khusus untuk mereka yang belum melakukan vaksin booster karena belum masanya, menurut Pitra bukanlah masalah serius. Mereka yang belum vaksin pun biasanya tetap dibiarkan masuk asal menjalani karantina sesampai di sana.
Pitra juga mengisahkan tentang lulusan MSU yang bekerja di Singapura atau mereka yang bekerja paruh waktu untuk mendapatkan penghasilan karena gaji teknisi IT relativ besar. Sebagian mereka bahkan menjalani praktik kuliah sambil kerja; bahkan ada yang mengerjakan kuliah master di saat weekend dan sisa harinya untuk bekerja. Namun peserta program diimbau untuk lebih memilih kuliah yang serius di awal-awal perkuliahan.
Sehubungan dengan pertanyaan ada tidaknya penerbangan langsung Padang-Malaysia, Ronal memberikan kabar gembira, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) berencana membuka kembali penerbangan Padang-Kuala Lumpur melalui Bandara Internasional Minangkabau (BIM) yang sebelumnya, penerbangan antarnegara itu terhenti lantaran pandemi Covid-19. Wakil Gubernur Sumbar, Audy Joinaldy sudah bertemu dengan perwakilan maskapai Air Asia di Jakarta dan dalam waktu dekat akan segera diwujudkan, jelas Ronal.
Management & Science University adalah universitas swasta di Malaysia yang berlokasi di Shah Alam, Selangor. Universitas ini didirikan pada tahun 2001 sebagai University College of Technology & Management Malaysia sebelum secara resmi menjadi universitas penuh pada Oktober 2007 sebagai Universitas Manajemen & Sains. Seleksi penerimaan dilaksanakan dengan tahapan seleksi administrasi, tes kemampuan akademik, wawancara, dan Bahasa Inggris.
VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

d®amlis