KSR-PNP Harus Berani Pasang Target Sebagai Antisipasi Krisis Darah
PADANG PNP NEWS Sejak berdirinya 16 tahun lalu, Unit Kegiatan Mahasiswa Korps Sukarela (UKM-KSR) tercatat punya kontribusi penting dalam mengatasi krisis darah dan penyelamatan korban kritis, baik di lingkungan Politeknik Negeri Padang maupun di Sumatera Barat umumnya. Namun sampai usianya menginjak remaja, UKM ini belum berani memasang target dalam kegiatannya menggalang donor darah.
Evaluasi itu diungkapkan Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom., Direktur PNP merangkap Pembina KSR dalam sambutan peringatan HUT UKM-KSR yang ke-16 di Gedung Kapal AB, Lantai 2, Kamis, 2 Mei 2019.
Siapapun kita dan apapun yang kita lakukan memerlukan sebuah target. Seperti halnya kehidupan, organisasi juga membutuhkan tujuan, dan tujuan tersebut disebut target. Target yang dipasang dan direncanakan sebelum melakukan sesuatu mempengaruhi cara kerja. Selain mempengaruhi hasil yang diraih, target pun mempengaruhi sebuah proses. Saat mewujudkan target, perlu aturan dan rencana agar tindakan menjadi fokus, tekannya.
Di samping berani memasang target, anggota UKM-KSR juga dituntut berani dan bertanggung jawab jika target tidak tercapai. Jika jumlah kantong yang ditargetkan ternyata meleset, jika perlu semua anggota berani mengambil peran sebagai pendonor untuk menalangi jika memang situasi sangat kritis dan menuntut solusi konkret, pesan Direktur yang diamini anggota UKM-KSR dengan serius.
Sekretaris Jenderal UKM KSR-PNP, Purnama Liza Putri dalam laporannya menyatakan, jumlah darah yang berhasil mereka kumpulkan sama dengan tahun-tahun sebelumnya, 100 kantong darah. Setiap hari UKM-KSR berhasil mengumpulkan 50 kantong darah, karena acara donor darah ini diselenggarakan selama 2 hari di sela-sela PKM, maka kami berhasil mengumpulkan 100 kantong. Sebetulnya, dalam perkiraan kami, tidaklah sebanyak itu, jelasnya.
Sekretaris Jenderal UKM KSR-PNP, Purnama Liza Putri
Ketua Pelaksana Peringatan 16 Tahun UKM KSE-PNP, Indah Permata A., menyatakan, sebagai relawan PMI yang berdiri sebulan setelah proklamasi kemerdekaan, KSR juga bertujuan meringankan penderitaan sesama manusia yang disebabkan bencana dan sebab lain tanpa diskriminasi. Dalam pengabdiannya itu, KSR dan PMI dilandasi 7 prinsip dasar: kemanusiaan, kesamaan, kenetrakan, kemandirian, kesukarelaan, kesatuan, dan kesamaptaan ‘kesiapan fisik, seperti lari, _push up, sit up, dan sejenisnya.
PMI terdiri dari komponen: pengurus, anggota, relawan, dan karyawan. Namun pengurus, anggota, dan karyawan hanyalah komponen inti yang menjalankan fungsi organisasi PMI dari segi tugas kemanusiaan. Komponen terbesar dan menjadi ujung tombak PMI sesungguhnya adalah relawan, seperti KSR.
Ketua Pelaksana Peringatan 16 Tahun UKM KSE-PNP, Indah Permata A
Mengingat tridharma perguruan tinggi adalah pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat, KSR mengambil bentuk dari dharma ketiga: pengabdian masyarakat. Kehadirannya di tengah masyarakat dalam setiap peristiwa yang menuntut kinerja dan pengabdian mereka kian bermakna, baik bagi diri mereka sendiri maupun nama almamater. Oleh karena itu, keberadaan KSR sebagai salah satu UKM, patut diberi penghormatan dan penghargaan, apresiasi Yondri.
Di tempat berbeda, Direktur Unit Donor Darah PMI Kota Padang, Widyarman mengatakan, kebutuhan darah di Padang pada 2018 berkisar 150 kantong setiap hari, sementara pada 2017 kebutuhan darah 100 kantong per hari. Kebutuhan darah yang terus meningkat menuntut jumlah pendonor yang juga lebih banyak.
Selain masyarakat umum, tercatat 33 instansi yang rutin memberikan donor darah setiap bulan. Selain jumlah, stok darah PMI Kota Padang juga dituntut aman untuk dipergunakan. PMI Kota Padang sudah mendapatkan ISO, dan sekarang sedang berupaya mendapatkan Good Manufacturing Practice (GMP),” terangnya.
Aksi KSR-PNP saat Simulasi Gempa Serempak Nasional
Suci Mai Fitri selaku Humas PMI Kota Padang mengimbau masyarakat terutama generasi muda agar mau dan rutin berdonor darah. Banyak manfaat yang didapatkan dari mendonorkan darah diantaranya, menjaga kesehatan jantung dan membuat darah mengalir lebih lancar, meningkatkan produksi sel darah merah sekaligus mengecek kesehatan” jelasnya.
Saling Mengawasi, Bentuk Kepedulian Antarmahasiswa
Dalam kesempatan yang sama Direktur PNP, Surfa Yondri juga mengimbau agar audiens yang dominan mahasiswa tersebut saling menjaga dalam pergaulan, baik di kampus maupun di luar almamater. Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan bebas mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Kecanggihan teknologi komunikasi serta ketersediaan beragam fasilitasnya justru rentan membuat pergaulan remaja melewati batas, seperti narkoba, lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT), minuman keras, dan sejenisnya. Mereka mudah mengakses beragam informasi yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan norma, bahkan sebagian mereka menirunya karena menganggap hal tersebut membuat mereka hebat dipandang dalam pergaulan.
Antisipasi pergaulan bebas tidak bisa dilakukan dari satu sisi remaja atau mahasiswa saja, orang tua dan lingkungan juga mendukung dan mempengaruhi. Butuh kepribadian kuat sejak dini agar seseorang dapat menentukan sendiri hal yang baik dan buruk. Nilai moral dan agama yang ditanamkan orang tua dan guru penting untuk menjauhkan remaja atau mahasiswa dari berbagai cara hidup yang salah dan merusak. Namun kesalingpedulian antarmahasiswa adalah bentuk pengawasan yang lebih hangat dan saling bertanggung jawab, pesan Yondri.
d®amlis