CPNS 48 Dituntut Produktif dan Berinisiatif Kelola Jurnal Ilmiah

CPNS 48 Dituntut Produktif dan Berinisiatif Kelola Jurnal Ilmiah

 

PNP News. Sebagai seorang dosen sekaligus peneliti, CPNS 48 dituntut produktif dalam menghasilkan publikasi jurnal ilmiah sebagai bukti utama orisinalitas penelitian yang nantinya menjadi penilaian pada akreditasi prodi, lembaga pendidikan, bahkan menjadi modal rekam jejak kompetensi peneliti sebagai akademisi. Di samping itu, jurnal ilmiah menjadi salah satu syarat kenaikan pangkat dosen.

 

Hal itu diungkapkan Direktur Politeknik Negeri Padang, Dr. Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom. dalam pembukaan Workshop Optimasi Jurnal Menuju Terindeks Scopus, di Aula Gedung C Lantai 2, Kampus Oranye, 20 Juli 2022.

 

 

Sehubungan dengan pentingnya publikasi ilmiah tersebut, Calon Pegawai Negeri Sipil
(CPNS) 48 Politeknik Negeri Padang harus antusias untuk berinisiatif dan berinovasi, jangan malah jadi beban bagi lembaga, tekan Direktur.

Narasumber tunggal, Ir. Rahmat Hidayat, S.T., M.Sc., I.T. (Editor IJASEIT dan JOIV) menyatakan, sebagai dosen muda, CPNS harus bersemangat menggeluti jurnal ilmiah.

 

 

Ia mengisahkan, saat menjadi CPNS dulu, Rahmat rajin mengelola jurnal, bahkan dia bertekad, jika jurnalnya terindeks Scopus nanti, dia akan melanjutkan studi ke S3. Harapan itu ternyata terwujud. JOIV yang dikelolanya terindeks dan dia segera berangkat melanjutkan studi, padahal saat itu ia menjabat Sekretaris Jurusan.

 

Semakin banyak bendera yang tercantum dalam jurnal internasional tersebut berarti semakin banyak negara yang berkontribusi untuk jurnal tersebut dan semakin tinggi pamornya.

 

Dikisahkan Rahmat, Brazilian Journal of Biology terkadang mendahului takdir Tuhan. Artinya, jurnal ini sudah menerbitkan artikel untuk 2024. Sebagai jurnal besar dunia, hal ini tak menjadi masalah namun bagi jurnal yang terbit di Indonesia dan bagi pengambil kebijakan, soal waktu ini akan menjadi masalah. Di sisi lain, dengan terbitan lebih awal, sitasinya segera jalan.

Sitasi diartikan sebagai referensi yang berasal dari buku, artikel jurnal, naskah arsip, koran, situs web, laporan, dan lainnya. Sitasi berisi informasi yang jelas mengenai sumber tersebut. Jadi sitasi mengacu pada sumber yang dipakai dalam penulisan karya tulis ilmiah. Tujuan dilakukannya sitasi untuk menjunjung kejujuran akademik/intelektual dan menghindari plagiarisme. Semakin banyak karya ilmiah tersebut dijadikan sitasi, semakin berbobot.

Menurut Prof. Dr. Yuli Yetri, M.Si., kebijakan Brazilian Journal of Biology sepertinya cocok dengan kondisi CPNS 48 yang ditargetkan dalam tempo 1,5 tahun sudah harus melanjutkan studi S3 ke luar negeri. Setidaknya mereka sudah memiliki data awal sebelum menyelesaikan kuliah.

 

 

Masalahnya, ada kecenderungan dosen dan mahasiswa saling rebutan untuk jadi penulis pertama. Hal ini perlu jadi perhatian karena berkemungkinan artikel itu adalah hasil penelitian mahasiswa. Jangan sampai mereka tak sengaja dijadikan anggota atau bahkan namanya hilang sama sekali, kritisi Yuli.

Jika kita sempat tidak menjadikan mahasiswa tersebut sebagai apapun, berarti kita sebagai insan akademis sudah melanggar etika. Apa gunanya mahasiswa dilibatkan jika tidak untuk meningkatkan akreditasi, imbuhnya.

Di sisi lain, Dr. Ir. Sukatik, M.Si. menyarankan agar pimpinan membuat kebijakan agar jurusan mewajibkan mahasiswa membuat artikel yang diterbitkan pada jurnal internal masing-masing. Saat ini hampir seluruh Program S1 di Indonesia memberlakukan kewajiban publikasi jurnal sebagai syarat pengambilan ijazah.

 

 

Menanggapi hal itu, Rahmat berjanji akan mengusulkan masukan tersebut ke pimpinan. Peserta workshop juga sepakat agar pimpinan menurunkan aturan yang mengharuskan minimal sarjana terapan untuk menjalankan wajib publikasi artikel ilmiah dalam jurnal.

Sebagai pengelola jurnal, Rahmat juga mendorong CPNS 48 untuk berinovasi, minimal bergabung sebagai editor di jurnal yang ada di jurusan masing-masing dan akan lebih baik lagi jika mereka membentuk jurnal baru, pungkas Rahmat.

Di akhir workshop yang digagas Pusat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Politeknik Negeri Padang itu, Rahmat membagi-bagikan uang Turki dan Dollar kepada peserta workshop yang bertanya dan responsif.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

d®amlis