PNBP Diharapkan Jadi Solusi untuk Problem Mesin Tua, Kualitas Penelitian & Pengabdian Masyarakat, dan Penyelesaian Studi Dosen S-3

 

PNP News. Sebelum mahasiswa Teknik Mesin praktik, mereka disuruh hormat dulu ke mesin-mesin yang ada di bengkel jurusan itu karena mesin itu lebih senior dari mahasiswa yang rerata kelahiran 1995. Mesin-mesin itu kebanyakan dibeli pada 1985 dan mulai digunakan untuk praktik mahasiswa angkatan pertama pada 1987.

 

Satire ‘sindiran kocak’ itu dilontarkan Direktur PNP Surfa Yondri dalam pembukaan Koordinasi Pengelolaan PNPB serta Penandatanganan Berita Acara RPP Jenis dan Tarif PNPB oleh PTN dan Kemenristekdikti, di Aula Gedung C, Lantai 2, Kamis, 12 September

Penyelenggaraan Koordinasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) itu terselenggara atas kepercayaan untuk kesekian kalinya dari Kemenristekdikti terhadap PNP yang memiliki kampus tertinggi di Kota Padang dan menempati peringkat ke-8 perguruan tinggi vokasi se-Indonesia.

Tercatat perguruan tinggi yang menyatakan kesediaan hadir dalam pertemuan dimaksud, di antaranya: ISI Padangpanjang, Politeknik Negeri Bandung, Politeknik Negeri Batam, Politeknik Negeri Bengkalis, Politeknik Negeri Medan, Politeknik Sriwijaya, Politeknik Pertanian Payakumbuh, Universitas Maritim Raja Ali Haji.

 

 

 

“Kemaren kami bingung juga karena Pak Menteri bilang, untuk pembangunan gedung-gedung dan kelengkapan sarana dan prasarana lain, silakan gunakan dana PNBP. Kita bingung, dana PNBP mana lagi yang akan kita ambil? Di satu sisi kita harus meningkatkan kualitas penelitian dan pengabdian masyarakat dan di sisi lain kita mesti mendorong rekan-rekan dosen untuk menyelesaikan S-3. Ini problem yang berputar-putar pada masalah penggunaan PNBP yang saya yakini juga jadi masalah perguruan tinggi vokasi di mana saja”, papar Direktur Surfa Yondri.

Sebetulnya pimpinan PNP sudah dari kemaren-kemaren ingin menemui pejabat PNBP sehubungan dengan penerimaan dana Satuan Pengawas Internal (SPI) dari seleksi kelas mandiri. Alhamdulillah Pak Joko memberikan arahan. Mudah-mydahan tidak ada persoalan karena ini baru pertama kalinya bagi PNP. Kebetulan di PNP dari 2011 Uang Kuliah Tunggal (UKT)-nya didanai reflek sehingga mencapai target PNBP agak susah. UKT paling tinggi di PNP hanya Rp 2.700, kecuali untuk program Sarjana Terapan Rp 3.000.000. Jadi sangat minim, imbuhnya.

d®amlis

Berita Terkait