Alde Alanda Siap Jalani Kursus Singkat Cyber Security ‘Pelindung Aset Digital dari Tindak Kejahatan’

 

Alde Alanda, S.Kom., M.T., dosen Teknologi Informasi, Politeknik Negeri Padang terpilih sebagai salah seorang dari 15 orang peserta training dan sertifikasi trending di musim pilpres 2019 ini: cyber security! Alde direncanakan ke Belanda pertengahan Juni 2019, setelah pengumuman presiden RI terpilih nanti.

 

Cyber security adalah teknologi, proses dan praktik yang dirancang untuk melindungi jaringan, komputer, program dan data dari serangan, kerusakan atau akses yang tidak sah. Istilah “Cyber security” mengacu pada fungsi bisnis dan alat teknologi yang digunakan untuk melindungi aset informasi.

Melindungi informasi dan data sudah menjadi kebutuhan sebagian besar perusahaan dan instansi pemerintah di seluruh dunia.

Menurut Drs. Roswaldi, S.S.T., M.Kom, kolega Alde, cyber security itu sebetulnya sudah dipelajari di Jurusan Teknologi Informasi PNP, Alde hanya memperdalam saja di Belanda.

Di samping itu, kursus yang merupakan tindak lanjut dari persetujuan ADB Loan 2928-INO (EF) No.015/L/NI/2928/2019 TanggL 2 Maret 2019 tentang Polytechnic Education Development Project Term of Reference (TOR) for Capacity Development in Cyber Security-No Objection tidak ada hubungannya dengan politik di negeri ini, termasuk dengan kesesuaian jadwal keberangkatan Alde setelah pengumuman presiden terpilih.

 Saat ini instansi dan perusahaan memberi perhatian lebih pada upaya perlindungan asetnya. Beberapa masalah kriminal seperti penyusupan ( cyber vulnerability ), perdagangan orang (convergence of cyber and financial crimes ), Foreign Corrupt Practices Act (FCPA), email compromise dan kegiatan memata-matai berbagai aktivitas dan strategi ekonomi dari pesaing bisnis ( economic espionage ). Instansi dan perusahaan harus memperhitungkan kemungkinan terjadinya korupsi internal atau korupsi eksternal, dan faktor lingkungan yang memberikan kontribusi terhadap kejahatan tersebut. Sebagai perlindungan, organisasi dapat menggunakan cyber security, pen testing and data loss prevention tactics.

 

Dominan dari Politeknik Sumatera

Alhapen Ruslin Chandra, S.E., M.T., M.Com., Kepala Kantor Urusan Internasional saat dihubungi menyatakan, program tersebut di bawah pengelolaan Polytechnic Education Development Project (PEDP) Pusat. Rekrutmennya diselenggarakan secara terbuka. Tercatat 47 orang pendaftar sebagai calon peserta awalnya, 41 orang berasal dari dosen politeknik penerima hibah dan 6 orang peserta dari politeknik non penerima hibah PEDP.

Kelima belas orang mereka yang keluar sebagai calon peserta training itu, sebagian atau 7 orang berasal dari Politeknik Sumatera.

Mereka adalah Amang Sudarsono (Politeknik Ekektronika Negeri Surabaya), Alde Alanda (Politeknik Negeri Padang), Septafiansyah Dwi Putra (Politeknik Negeri Lampung), Defiana Arnaldy (Politeknik Negeri Jakarta), Roby Stevi Lumbu (Politeknik Negeri Manado), Nelmiawati (Politeknik Negeri Batam), Irawan (Politeknik Negeri Ujung Pandang), A. Sumarudin (Politeknik Negeri Indramayu), Nugroho Budi Wicaksono (Politeknik Mekatronika Sanata Dharma), Gunawan (Politeknik Negeri Medan), Vivien Arief Wardhany (Politeknik Negeri Banyuwangi), M.Arif Fadhly Ridha (Politeknik Caltex Riau), Nur Cahyo Kushardianto (Politeknik Negeri Batam), Anita Fauziah (Politeknik Negeri Lhokseumawe), dan Irwan Setiawan (Politeknik Negeri Bandung).

Persyaratan yang mereka penuhi saat penjaringan mencakup status sebagai dosen tetap politeknik yang sudah bekerja lebih dari 3 tahun dengan latar belakang Teknologi Informasi dengan kualifikasi yang relevan, punya passpor dengan masa berlaku minimal Juli 2020, mampu berbahasa Inggris dengan kompetensi minimal setara score TOEFL 480; menuliskan Motivation Letter maksimum 4-5 halaman dalam Bahasa Inggris; mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam salah satu sistem operasi komputer, dan memiliki pengetahuan dan keahlian praktis dalam pembuatan sistem (atau sebagai staf pengajar mata kuliah tersebut), dan mendapat persetujuan dari Direktur Politeknik untuk mengikuti Training dan Sertifikasi Kompetensi di Belanda pada bulan Juni/Juli 2019.

PEDP Pusat akan membiayai training dan sertifikasi, visa, tiket pesawat Padang-Belanda (PP), asuransi perjalanan, hotel, dan biaya hidup sesuai standar SBU yang berlaku, demikian Alhapen.

 

d®amlis

Berita Terkait