Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto: “Mahasiswa Bukan Pekerja tapi Motor Penggerak Industri Pariwisata!”

 

PNP News. Mahasiswa jangan merasa diri mereka cuma pekerja, tapi motor penggerak kebangkitan dunia pariwisata. Pariwisata memang mengalami dentuman yang signifikan sejak pandemi Covid-19 tapi mari kita ubah bencana tersebut menjadi kekuatan. Yakinlah, pariwisata tidak tidur tapi bangun dengan kondisi yang tak sama dengan kondisi sebelum Covid-19. Mari bersatu untuk bangkit dengan kekuatan 10 kali lipat.

 

Hal itu diungkapkan oleh Dirjen Diksi, Wikan Sakarinto dalam pembukaan FGD Pengembangan Akademis Prodi Usaha Perjalanan Wisata Politeknik Negeri Padang bersama DUDI, yang digelar secara online dan offline di Grand Zuri Hotel, Senin, 19 Oktober 2020.

Andaipun pandemi berlangsung setahun, tetaplah memperkuat softskill dan praktik, jangan puas dengan simulasi dan teori. Alumni, di pasar kerja nanti Anda tak ada jaminan ketemu bos yang baik hati, adanya bos yang galak dan banyak tuntutan ini dan itu, ungkapnya setengah berseloroh. Dirjen Diksi juga mengimbau agar para dosen vokasi benar-benar menghasilkan penelitian yang tak sekedar menghasilkan paper terindeks Scopus dan memenuhi persyaratan naik pangkat tapi hasilnya harus benar-benar terpakai dan dibutuhkan masyarakat. Untuk tahu kebutuhan pasar dan masyarakat, mereka harus datang dan magang di industri.

Perguruan tinggi vokasi masa kini tidak cukup mengandalkan 50 jam per prodi per semester, namun menuntut sertifikat kompetensi, pengalaman magang guru dan dosen minimal 4 tahun sekali, dan menjalani training teaching factori ‘konsep pembelajaran yang berorientasi pada produksi dan bisnis untuk menjawab tantangan perkembangan industri’.

Di akhir sambutannya dalam FGD tersebut, Wikan menyisakan tanya untuk Program Studi Usaha Perjalanan Wisata dan dunia pariwisata umumnya: kalau pariwisata mulai bangkit apakah turis tak perlu guide dan apakah turis bisa gali sendiri informasi dari plat form digital dan mencari daerah tujuan wisata melalui teknologi dan siap menjadi self touris atau turis mandiri? Jika itu faktanya dan opportunity untuk guide tentu dibutuhkan hal yang tak bisa lebih dari friendship dan pendekatan psikologis. Kasus ini mirip dengan mahasiswa sudah belajar dari youtube dan apakah masih membutuhkan kehadiran dosen?

Dirjen yang menekankan softskill dan keterampilan berkomunikasi ini menyatakan, perguruan tinggi vokasi jika hanya mengajari hard skill tanpa menyertakan soft skill, tanpa ancaman Covid-19 pun akan runtuh. Perguruan tinggi butuh kecepatan untuk mengubah mindset kurikulumnya, menciptakan branding yang kuat agar diminati masyarakat (input) dan industri  (output). Sehubungan dengan itu, pimpinan, kepsek, dekan, direktur politeknik dan jajarannya juga dituntut memiliki kemampuan leadership, visioner, dan punya kemampuan manajerial yang kuat. Pengajar tamu ahli (expert) dari industri bahkan minimal dibutuhkan 20%, tekannya.

Alumnus Teknik Mesin yang mengaku pernah menjadi guide yang laris manis di masa remajanya ini juga menekankan, the best strategy dalam marketing adalah kepuasan pelanggan. Sekaitan dengan itu, kekuatan promosi dari mulut ke mulut harus powerfull sambil intens menggrap medsos untuk mendapatkan sebanyak mungkin simpati kaum millenial. Sebagai pelaku industri, pengelola perguruan tinggi harus paham kalau dunia medsos didominasi oleh kaum milenial yang sangat aware dengan digital technology.  Fenomena ini harus bisa diterjemahkan oleh mahasiswa dan dosen yang terlalu teoritis, dan jadi pertimbangan juga bagi perancang industri berbasis kewirausahaan yang kuat, tegas Dirjen.

Ketua Panitia Penyelenggara, Sarmiadi, S.E., M.M., melaporkan, selain Dirjen Diksi  Wikan Sakarinto, ST, M.Sc. Ph.D., Panitia FGD juga menghadirkan Keynote Speaker  Dr. Diena M. Leny, A.Par, M.M , Sekjen Hildiktipari, Prof. Azril Azahari, Ph.D., Ketua Umum ICPI, dan  Novrial, SE, MA. A.K, Kadis Pariwisata Provinsi Sumbar, dan  Dra. Gemala Ranti, M.Si, Kadis Kebudayaan Provinsi Sumbar. Pembukaan FGD yang dibuka secara resmi oleh Direktur Politeknik Negeri Padang, Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom., tersebut diikuti oleh kalangan akademik,  praktisi  industri pariwisata,  dan birokrat terkait.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

 

d®amlis

Berita Terkait