Konsultan Spiritual yang Gemar Menulis Buku

Darwin Farman: Konsultan Spiritual yang Gemar Menulis Buku

 

PNP News. Terhitung pekan ini, PNP melepas karyawan sekaligus pebakat spritualnya yang biasa terlibat dalam “perang menembus mata batin” untuk menyelamatkan mahasiswa yang kesurupan akibat kelelahan dan depresi berat menghadapi problematika kehidupan_gejala ini biasanya sudah dimiliki mereka sebelum menginjakkan kaki di PNP. Berbeda dengan Roy Kiyoshi, paranormal kondang yang rutin tampil dalam program acara faktual “Karma” dan “Menembus Mata Bathin” yang juga dibuat serialnya di ANTV, Darwin Farman cukup dikenal sebagai sosok tenaga pendidik yang mengisi kekosongan psikolog di lembaga pendidikan vokasi bernama Politeknik Negeri Padang sejak menerima mahasiswa pada 1987.

 

Darwin Farman, SE

 

Jika peramal dan paranormal indigo Roy Kiyoshi memiliki kemampuan menerawang masa depan dan masa lalu, Darwin menggunakan talent-nya untuk mengeluarkan jin dari tubuh mahasiswa yang menjadi korban mereka dan menyediakan waktu luangnya untuk konsultasi spritual bagi mahasiswa, terutama yang berasal dari daerah. Jin yang masuk, tidak hanya seekor, tapi bisa puluhan, bahkan dari nenek sampai cucu-cucunya. Jangan heran, dalam dialog Darwin dengan mahasiswa yang menjadi korban, mahasiswa yang kesurupan bisa mengeluarkan suara yang berbeda-beda, bahkan mengaum seperti harimau. Suatu kali ada yang menggunakan bahasa asing karena jinnya mengaku berasal dari luar negeri sehingga Darwin sedikit kewalahan terkendala bahasa.

Mungkin pengalaman yang diceritakan di atas cukup lucu dan menggelikan. Namun di saat lain, cukup memprihatinkan. Darwin tahan untuk diterjang oleh mahasiswa yang sedang “trance” yang kekuatannya berlipat ganda. Kadang saat Darwin memercikkan air ke kepala korban kesurupan, dia dihujani ludah dan sumpah-serapah dari yang bersangkutan. Setiap Darwin berzikir dan melantunkan ayat suci, korban kesurupan akan berteriak-teriak kepanasan dan menghujaninya dengan makian dan sumpah-serapah. Korban akan pingsan kelelahan setelah jin dari tubuhnya berhasil diusir Darwin. Anehnya, setelah siuman, mahasiswa yang bersangkutan lupa kejadian hebat yang mereka alami, apalagi minta maaf dan terimakasih.

 

Dari Teknisi Honor Sampai Menulis Buku

Alumnus D-3 Fakultas Ekonomi Universitas Andalas Angkatan 1982 ini mengawali kerja sebagai karyawan PNP pada 1987 sebagai tenaga teknisi honor di bengkel dan labor Jurusan Teknik Sipil. Bersama Dr. Munafri Alwys yang sekarang juga sudah pensiun, Darwin ikut memasang tata layout peralatan mesin bengkel dan labor. Ia juga tercatat punya karya dan gagasan membuat alat pengeluaran aspal pada botol labu setelah uji praktik mahasiswa Teknik Sipil, dan beberapa peralatan pembantu praktik mahasiswa.

Terlahir 7 Juni 1961, pria yang sudah menekuni kerja di bidang percetakan, dagang, dan wiraswasta ini di PNP pernah menjabat sebagai Koordinator Rumah Tangga, tenaga administrasi akademik, teknisi di bengkel Teknik Listrik, staf perencanaan, selanjutnya bertugas sebagai Kepala Subbagian Rumah Tangga dan beralih berikutnya sebagai Kepala Subbagian Perencanaan dan Sitem Informasi.

 

 

 

Karena ada regulasi manajemen, ia sempat ditempatkan kembali pada staf perencanaan, dilanjutkan sebagai tenaga administrasi pada proyek Due-like Politeknik. Dua dekade berikutnya ia diangkat sebagai Kepala Urusan Kemahasiswaan sekitar 12 tahun, dan 3tahun terakhir sebagai Kepala Urusan Kepegawaian. “Dari pelaksanaan tugas ini karya ide gagasan yang dapat saya berikan antara lain merelokasi pedagang kakilima yang saat itu menjamur di areal kampus pada satu tempat yang dikenal oleh sebagai warga kampus PNP sebagai ‘barak’ ”, ujar suami dari Alsriwanti, alumnus PGTK 1993 ini. Ia juga mengklaim sebagai pemilik gagasan menempatkan petugas khusus untuk menjaga perparkiran yang saat itu rawan curanmor di kampus-kampus.

Sementara, pada bidang kemahasiswaan, pria berzodiak Gemini ini sempat menulis buku untuk panduan mahasiswa memasuki kampus dan merancang beberapa rambu-rambu kehidupan kampus. Setelah di kepegawaian merumuskan berbagai peraturan direktur tentang kode etik pegawai, peraturan laporan harian pegawai untuk tunjangan kinerja (tukin), sementara “ Kerja yang belum sempat dirampungkan adalah buku saku panduan teknis pelaksanaan tugas satpam politeknik”, ujar karyawan yang juga dikenal sebagai tenaga pengelola koperasi, pengurus Masjid Jamiatul Ilmi PNP, dan tak ketinggalan sebagai anggota Organisasi Kongsi Politeknik.

 

 

 

Bersama anak dan istri, Alsriwanti

Darwin mengaku sudah 4 windu mengabdi di PNP atau sekitar 30 tahun lebih, dan 30 Juli 2019 ia mengakhiri masa bakti, pengabdian pada negeri dan bangsa sebagai pelayan masyarakat sejati. Kehadirannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) 4 windu yang lalu, bersamaan dengan berkibarnya bendera Politeknik di Ranah Minang, Sumatera Barat. Politeknik adalah salah satu bentuk perguruan tinggi yang dilahirkan oleh pemerintah RI untuk menupang SDM yang handal, kala itu kita mengenalnya sebagai Politeknik Engineering Universitas Andalas. “Kami ikut dalam barisan menjajaki dan menapaki Bukit Karamuntiang, Limau Manis, Kota Padang, mengisi hari demi hari untuk bangsa dan ibu pertiwi, dan di sini juga tertumpang harapan mengais secercah rezeki, itulah jalan hidup mengabdi padamu negeri”, paparnya.

Pada hari berakhirnya statusnya sebagai pensiun, atas nama 11 orang karyawan lain yang sudah lebih dahulu pensiun, Darwin Parman menulis permintaan maaf dan terimakasih serta pamit di WAG “Keluarga Besar PNP. Kesebelasan pensiunan yang terdahulu itu adalah H Munafri Alwys, Husna Maani, M. Ridwan, Suardi. S, Syafniar, Syamsuar, Aznir, Samsul Bahri, Sudaryono, Zulmaidi, dan Zainimar.

 

Lebih Senang Disebut Sebagai Peruqiyah

Setiap manusia tidak terlepas dari persoalan, baik itu nyata maupun tidak nyata atau samar, terutama masalah kesehatan, katanya. Kalau persoalan penyakit yang jelas, maka penanganannya jelas secara medis. Namun tak dapat dipungkiri sampai saat ini masih banyak misteri penyakit yg belum bisa dijawab secara medis dengan sempurna, seperti sihir, kesurupan, dll. Berdasarkan penanganan kasus yang dia hadapi selama ini, khususnya yang menimpa mahasiswa PNP, fenomena kesurupan dapat dialami oleh siapapun, tua muda, besar kecil, kaya atau miskin, semuanya bisa saja terjangkit penyakit ini. Jika dibiarkan, bukan tidak mungkin berpotensi pada penyakit kejiwaan, stres atau gila, dia berargumentasi.

“Untuk itu, sebaiknya kalau ada di antara keluarga kita yang mengalami hal seperti ini sebaiknya dilakukan penangannya. Banyak cara yang dapat dilakukan, baik secara tradisional maupun cara modern, baik secara Islam maupun secara mistik. Namun bagi kita umat Islam tentu harus seuai syariat dan ajaran Rasullulah agar tidak terjebak pada kesirikan. “Pekerjaan sirik tantangannya adalah neraka, dan problema hidupnya tidak akan pernah selesai, akan selalu dililit masalah berikutnya.

 

 

 

Darwin yang lebih senang disebut sebagai peruqiyah daripada peramal atau sejenisnya ini menyatakan, alasan memilih ruqiyah adalah karena dalam setiap menghadapi masalah kita selalu ingat kepada Allah (zikir); setiap kalimah ayat al Quran yg di baca berisi hikmah dan pahala, serta mempunyai karamah tersendiri; dari sini terkandung unsur dakwah, dalam haq menghadapi kebatilan; melatih pada sifat keikhlasan, sabar, karena ikhlas adalah kunci utama dari ruqiyah ini, jelas; melatih diri dalam kepasrahan penyerahan diri secara mutlak, bahwa kita tidaklah siapa siapa, hanya Allah Yang Maha Kuasa; menambah keyakinan yang teguh kepada Allah (haqulyakin). Semuanya dari Allah dan kembali pada-Nya.

Sementara sebagai bahan evaluasi, ia menyatakan bahwa kebanyakan kasus yang dialami orang dalam kesurupan ini disebabkan oleh faktor, seperti berobat menggunakan mistik dan perdukunan ( pakai jimat ) biasanya terjadi pada mahasiswa yang berasal dari kampung, stres berkepanjangan, dililit persolan yang tidak tuntas, mempelajari ilmu kebatinan (kanuragan, perdukunan), bawaan dari lahir, terkena sihir dan guna guna, membuang bekas haid di sembarang tempat, bangga dan sombong berlebihan, buang air di sembarang tempat, kekosongan pikiran, mengkhayal terlalu jauh, ketakutan berlebihan, dan beraktifitas saat Zuhur dan Maqrib.

 

Banyak Guru & Tak Ada Kader yang Mewarisi

 

 

Penanganan masalah kesurupan yang sering terjadi di PNP dengan metode ruqiyah telah dimulainya sejak 2002. Sebelumnya kesurupan juga sering terjadi menimpa mahasiswa PNP. Sudah banyak yang mencoba menanganinya dengan berbagai cara, mulai dari mendatangkan orang pintar, membayar upah pengusir jin, bahkan ada yang menyarankan memberi sesajen sebagai tanda masuk wilayah Bukit Limau Manih ini karena tempat ini diduga adalah sarang jin, namun tetap saja masalahnya tidak tuntas, malah kian bertambah.

Berbekal sedikit pengetahuan dan mempelajari kasus kesurupan lebih mendalam, termasuk mengikuti pelatihan dan seminar ruqiyah, Darwin mencoba dan meyakinkan bahwa metode ruqiyahlah yang cocok bagi kita untuk keselamatan dunia dan akhirat, katanya. Insyaalah persoalan kesurupan di Politeknik umumnya dapat diselesaikan dengan baik, terangnya.

Darwin tak bersedia menyebutkan semua nama guru yang mewariskan ilmu atau bakat langka itu kepadanya. “Semenjak kecil mamak-mamak saya sudah mewariskannya begitu saja, saat SMP saya berguru kepada Pak Ridwan, guru spritual Mantan Gubernur Azwar Anas. Saat SMA lebih saya perdalam lagi di kampung, dan di Padang saya mengikuti seminar ruqiyah di Kantor Gubernur pada tahun 2000”, jelas pria yang selalu berusaha tampil rapi ini setelah didesak.

Kebahagiaan dari praktik bakat uniknya ini adalah jika pasiennya bisa sembuh dan konsentrasi belajar dan mencetak prestasi. Pengalaman yang paling berkesan bagi pria yang bisa berkomunikasi dengan makhluk yang tak kasat mata ini adalah berhasil membujuk seorang ayah untuk berhenti menuntut ilmu hitam untuk menyelamatkan anaknya yang jadi korban guna-guna dari lawannya sesama ilmu hitam. Hingga Darwin memasuki masa pensiun, tak ada tanda-tanda pewaris ilmu atau bakat langkanya itu di kampus PNP. Kebetulan akhir-akhir ini kasus kesurupan yang muncul musiman itu (biasanya di awal semester baru) lumayan berkurang. Akankah ke depan posisi Darwin digantikan psikolog?

 

d®amlis