Tahun Ini Mahasiswa PNP Produksi Electrical Car:

Tahun Ini PNP Terima Bantuan Bus Operasional Pertama dari Dirjen Perhubungan

 

PNP News. Muhammad Wildan, asal Bangkinang tak bisa menahan luapan kegembiraannya tatkala mobil elektrik rakitannya yang lulus uji sidang tugas akhir kemaren lalu dikendarai oleh Dirjen Perhubungan Darat, Drs. Budi Setiyadi yang kebetulan menyambangi stand pameran Jurusan Teknik Elektro. Kehadiran Dirjen itu dalam rangka memeriahkan Dies Natalis PNP yang ke-32, Senin, 7 Oktober 2019.

 

Muhammad Wildan, “Analisa Konsumsi Energi Menggunakan Data Logger pada Electrical Car (E-car) “

 

“Secara keseluruhan mobil ini sudah bagus, sudah bisa jalan.Namun harus dikembangkan oleh adik tingkat Anda agar projek mobil elektrik ini menjadi lebih baik. Kecepatan motor elektrik ini agar ditambah dan penggunaan baterainya harus ditingkatkan agar electrical car (e-car) ini lebih efisien, jelas Dirjen sungguh-sungguh.

“Penggunaan panel surya sudah menjadi pilihan yang tepat, tinggal memanfaatkannya semaksimal mungkin agar dapat mengisi baterai (aki) lebih efisien dan efektif”, imbuhnya sambil turun dari mobil elektrikal itu tergopoh-gopoh.

 

 

Wildan, pemilik tugas akhir berjudul “Analisa Konsumsi Energi Menggunakan Data Logger pada Electrical Car (E-car) itu mengaku proyek e-car itu hasil kerja bareng dirinya dalam tim yang beranggotakan Rafi Friandi, Putri Balqis, Agus Satriawan, dan Ilhamdi Saputra. Mereka dibimbing oleh dosen di antaranya, Ismail, Salwin Anwar, Dasrul.

 

Bus Operasional Untuk Mahasiswa

Sebelumnya, selesai berorasi, atas nama Kementrian Perhubungan (Kemenhub), Dirjen Budi menyerahkan secara simbolis kunci bus operasional kepada Direktur PNP, Surfa Yondri.

 

 

“Kami berharap dapat memberi 2 unit bus, tapi untuk sekarang 1 unit dulu, ya, karena saat ini ada 600-an unit yang diminta kampus-kampus se-Indonesia dengan medan tempuh yang berbeda. Pemberian bus kampus untuk mahasiswa PNP ini hanya untuk menstimulus pemerintah daerah (Pemda) dengan harapan ke depan gantian Pemda yang memberi bantuan lagi, karena jika mengharapkan dari Pusat saja tentu tidak mungkin,” jelas Budi setengah ketawa.

Dijelaskan Dirjen, pada 2019 ini Kementrian Perhubungan merealisasikan sekitar 200 unit bus kampus. “Tujuannya untuk mengurai tingkat kemacetan, karena satu rumah ada yang memiliki 2 atau 3 kendaraan pribadi. Secara umum ini menggembirakan, karena menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat kita yang membaik, namun di sisi lain kondisi ini memperparah kemacetan,” terangnya.

Selain memberikan 1 unit bus, Kementrian Perhubungan juga memberikan 3 unit laptop, 3 unit helm dan 1 goody bag sebagai voucher dalam kuis di sela orasinya kepada mahasiswa yang menjawab dengan benar.

Dalam wawancara door stop, Direktur PNP, Surfa Yondri mengatakan, awalnya pihaknya mengajukan permintaan 5 unit bus kampus kepada Kementrian Perhubungan RI. “Alhamdulillah dapat 1 unit untuk tahun ini. Kita berharap tahun depan, PNP mendapat jatah lagi,” ungkapnya.

Di luar area PKM, Jenny Wicaksana, mahasiswa Prodi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro menyatakan, rumitnya persoalan bus kampus bagi mahasiswa PNP sudah ada semenjak dirinya menginjakkan kaki di PNP. “Susah, jika ada kegiatan tambahan di luar jam dan hari biasa, karena kalau tidak memiliki motor, kita berdebar-debar juga mikirin bagaimana pulangnya”, keluhnya.

 

Jenny Wicaksana, mahasiswa Prodi Teknik Listrik, Jurusan Teknik Elektro

 

Bus kampus dipergunakan untuk mempermudah kegiatan pembelajaran mahasiswa, khususnya ke lapangan nanti. “Mahasiswa PNP lebih banyak praktik, mahasiswa harus menjalani praktik ke lapangan. Di samping itu, aktifis kampus selalu melakukan kegiatan di luar jadwal kuliah. Dengan demikian, keberadaan bus kampus sangat dibutuhkan!” terang Direktur PNP.

“Ya, mestinya, pengelola bus kampus bertindak adil, karena kita mahasiswa PNP, seperti mahasiswa Unand kan bayar juga iuran transportasi tiap semester. Namun kalau udah mulai sore, nyaris tak ada bus kampus yang naik ke kampus tertinggi ini, amit-amit kalau ada kegiatan praktik mengejar laporan tugas akhir hingga malam hari. Mahasiswa biasanya mengantisipasi itu dengan membawa kendaraan sendiri, setidaknya konvoy dengan motor sebagai bukti solidaritas, imbuh temannya, Muhammad Fadhil Aldan.

 

Muhammad Fadhil Aldan.

 

d®amlis

Berita Terkait