Atasi Banjir dan Erosi, Dosen PNP, Elvi Roza Syofyan, Ciptakan Model Hidrologi Terdistribusi

Atasi Banjir dan Erosi, Dosen PNP, Elvi Roza Syofyan, Ciptakan Model Hidrologi Terdistribusi

 

PNP News. Dalam 20 tahun terakhir, Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Kuranji Padang mengalami banyak masalah terkait pergerakan, distribusi, dan kualitas air bumi (hidrologi). Banjir bandang besar pada 2012 dan degradasi dasar sungai yang terus-menerus menjadi perhatian serius bagi kesehatan DAS. Namun kesenjangan data penelitian atau kurangnya data debit DAS hulu, mengakibatkan respon permodelan DAS terhadap efek perubahan penggunaan lahan menjadi terhambat.

 

Hal itu terungkap dalam orasi ilmiah Dr. Elvi Roza Syofyan, S.T., MPSDA berjudul “Kajian Model Hidrologi Terdistribusi untuk Estimasi Runoff dengan Variasi Resolusi DEM” dalam rangka Dies Natalis Politeknik Negeri Padang yang ke-34, beberapa waktu lalu.

Tujuan penelitian putra daerah Batusangkar kelahiran 29 Desember 1967 ini adalah untuk melihat pengaruh model hidrologi terdistribusi dengan lumped model terhadap akurasi perhitungan Runoff pada DAS Batang Kuranji. Selain itu juga untuk melihat efek perubahan resolusi DEM terhadap akurasi perhitungan Runoff pada DAS Batang Kuranji.

Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah daerah yang di batasi punggung-punggung gunung tempat air hujan yang jatuh pada daerah tersebut akan ditampung oleh punggung gunung tersebut dan akan dialirkan melalui sungai-sungai kecil ke sungai utama. DEM adalah data digital yang menggambarkan geometri dari bentuk permukaan bumi atau bagiannya yang terdiri dari himpunan titik-titik koordinat hasil sampling dari permukaan dengan algoritma yang mendefinisikan permukaan tersebut menggunakan himpunan koordinat. Runoff atau limpasan merupakan unsur penting dalam siklus air dan salah satu penyebab erosi.

 

 
 

 

Batang Kuranji merupakan sungai utama di DAS Batang Kuranji yang berhulu di Gunung Sakai. Sumber airnya berasal dari Sungai Padang Janiah, Sungai Padang Karuah, dan Sungai Limau Manih, terang Mantan Ketua Jurusan yang sukses membawa hampir semua dosen, tendik, dan karyawan rumah tangga Jurusan Teknik Sipil liburan keluar negeri nyaris secara gratis ini.

Untuk mengidentifikasi jaringan sungai Batang Kuranji, ia menggunakan dua metode. Metode pertama adalah menggunakan peta topografi dari Rencana Pembangunan Dinas Provinsi (Bappeda Provinsi Sumatera Barat). Metode kedua adalah dari Digital Elevation Model (DEM) dalam resolusi 90 m, 30 m, dan 8 m dari Global Digital Elevation Model-Advanced Spaceborne Thermal Emission and Reflection Radiometer (GDEM-ASTER).

 

Keterangan Gambar: Tutupan Lahan tahun 1994, 1999, 2004, 2012, dan 2017.

 

Keterangan Gambar: Delinasi 7 Sub-DAS dengan SCS CN Hec-HMS.

 

Di samping mengidentifikasi jaringan sungai, alumnus S-1 Teknik Sipil, Unibraw dan S-2 Sumber Daya Air, ITB ini juga menggunakan Modis Tutupan Lahan 1994-2017 (Mod12Q1) dalam resolusi 500 m (0.50 x 0.50) untuk menganalisis penggunaan lahan. “Ada 6 kelas tutupan lahan yang diidentifikasi oleh Modis Tutupan Lahan. Perubahan penggunaan lahan disajikan sebagai deret waktu dan perubahannya dihitung dari waktu ke waktu. Kerja lapangan dilakukan untuk memverifikasi perjanjian antara data Modis dan Rencana Pembangunan Kantor Provinsi”, jelas Mantan Kajur yang terkenal tegas dan berani ini.

Apa kesimpulan penting dari orasi Tenaga Ahli pada Konsultan Nasional sejak 1992 ini? “Dengan menggunakan model hidrologi terdistribusi, sebagai peneliti ia bisa membagi satu DAS yang besar menjadi beberapa Sub-DAS yaitu 7 Sub-DAS. Dengan demikian, jika terjadi permasalahan pada Sub-DAS, sangat cepat terlihat penyebabnya pada Sub-DAS tersebut. Model hidrologi terdistribusi ini dapat diterapkan pada DAS dengan curah hujan tinggi sehingga hasil yang didapat lebih akurat dan mendekati hasil pengukuran”, jelas alumnus S-3 Ilmu Pertanian Bidang Kajian Sumber Daya Air ini penuh semangat.

Selanjutnya, alumnus SMA Taman Siswa ini merinci, DAS Batang Kuranji mengalami curah hujan cukup tinggi setiap tahunnya, antara 3.100 mm-5.000 mm dan bulanan antara 210-500 mm, sehingga banyak menyimpan air. Panjang sungai utama sekitar 32.42 km dan melewati daerah sangat curam ke landai atau datar. Luas DAS Kuranji sekitar 22.470 ha yang membentang dari Kota Padang ke Kabupaten Solok. Bagian hulu DAS Batang Kuranji sekitar 7.875 ha, termasuk kawasan konservasi dan hutan lindung.

 

 

Secara umum Provinsi Sumatera Barat memiliki curah hujan tahunan di atas 3500 mm, kecuali pada 2015. Selama El Nino, sebagian besar wilayah menunjukkan curah hujan di bawah rata-rata.

Untuk mendapatkan hasil yang teliti dan baik, ia menyarankan resolusi DEM 8 m untuk menentukan runoff pada Sub-DAS atau DAS. Runnoff merupakan konsep pengelolaan sumber daya air dengan cara menahan atau menampung limpasan permukaan yang terjadi di permukaan atau di dalam tanah sehingga debit limpasan permukaan yang bermuara ke sungai dapat dikurangi. Selain mengurangi debit limpasan, juga dapat meningkatkan ketersediaan air di dalam tanah. Untuk menahan atau menampung limpasan permukaan, diperlukan alat bantu berupa bangunan resapan antara lain berbentuk sumur resapan dan biopori, jelas alumnus S-3 Ilmu Pertanian Bidang Kajian Sumber Daya Air Universitas Andalas ini.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

d®amlis