Pengukuhan Prof. Yuli Yetri Diharapkan Mampu Meningkatkan Harkat Petani & Bargaining Harga Produksi

 

PNP News. Kita penghasil terbesar kakao di dunia tapi negara lain yang menetapkan harganya. Seharusnya kita yang memproduksi, kita yang menetapkan harga. Oleh karena itu keberadaan Guru Besar PNP dan perguruan tinggi lain diharapkan mampu meningkatkan harkat dan pendapatan petani di Sumatera Barat.

 

Hal itu diungkapkan Gubernur Sumatera Barat, H. Mahyeldi Ansharullah, S.P. gelar Datuak Marajo dalam Pengukuhan Guru Besar Prof.Dr.Dra. Yuli Yetri, M.Si., dalam bidang Ilmu Kimia Material di Kampus Politeknik Negeri Padang, 12 April 2021.

 

 

 

Dengan dikukuhkannya guru besar Kimia Material pertama di Sumatera berarti PNP memiliki keunggulan di bidang Kimia Material. Diharapkan ini menjadi pemicu dan pemacu hadirnya ahli-ahli di bidang lainnya di Sumatera Barat, jelas Gubernur yang mengaku sangat bangga dengan prestasi warganya ini.

 

 

 

 

Ketidakadilan & Beda Perlakuan Pemicu Jadi Pendidik

Dalam pidato pengukuhannya berjudul “Inovasi Teknologi Pemanfaatan Limbah Kulit Buah Kakao ( Theobroma Cacao ) Berkelanjutan Menjadi Produk yang Berdayaguna, Prof. Yuli mengakui tidak pernah terlintas di pikirannya bakal menjadi seorang pendidik karena saat kuliah dia bercita-cita bisa bekerja di Lembaga Minyak dan Gas Indonesia (Lemigas).

 

 

 

Namun karena ketidakadilan dan beda perlakuan yang diterima semasa perkuliahan menimbulkan keinginan untuk menjadi pendidik yang baik. Gayung bersambut, Ketua Jurusan Kimia, Drs. Abu Bakar, MS dan Dra. Zaharasmi Kahar, Dosen Kimia Fisik memberinya kesempatan untuk mencalonkan diri dan merekomendasikan dirinya menjadi staf pengajar Jurusan Kimia Universitas Andalas. Namun dalam perkembangannya, Yuli ditempatkan di Politeknik Engineering Universitas Andalas.

 

 

 

 

Sekaitan dengan topik pidatonya, wanita kelahiran Bukittinggi, 6 Juli 1963 ini menyimpulkan, sisa serat hasil ekstrak kulit buah kakao merupakan bahan baku untuk dijadikan matrik dalam pembuatan papan partikel dan jika dicampurkan dengan serat limbah biomassa lainnya, berpotensi baik untuk dijadikan papan partikel. Namun semua itu tidak terlepas dari usaha dan kerjasama dan kolaborasi dalam berbagai bidang ilmu untuk menghilirisasi riset ini hingga menghasilkan produk yang layak pasar.

 

 

 

 

Beberapa komponen utama dari ekstrak kulit kakao merupakan senyawa yang dapat mendonorkan elektron untuk membentuk senyawa komplek di permukaan baja. Senyawa tersebut dapat membentuk lapisan tipis di permukaan logam yang berfungsi sebagai inhibitor korosi dan pemulihan sifat mekanik pada baja.

Kandungan kakao ini juga menjanjikan sebagai bahan dasar untuk karbon aktif untuk Penjernihan air dan logam berat serta zat warna. Karbon aktif Cacao juga dapat dijadikan bahan elektroda super kapasitor untuk sumber energi terbarukan.

Risetnya dalam 6 tahun terakhir ini tercatat menghasilkan luaran 15 artikel terindeks Scopus, 3 paten granted dan 3 paten terdaftar, 10 artikel terindeks Sinta, 6 artikel di prosiding bereputasi, dan 3 kolaborasi internasional.

VOKASI KUAT, MENGUATKAN INDONESIA!

 

 

 

d®amlis

Fotografer: Naswiradianto/ Dasriyadi

Berita Terkait