LAPORAN UTAMA

Rekomendasi Pertemuan Pimpinan PNP-Pemuka Masyarakat Sekitar Kampus:

________________

Aneka Diklat Singkat, Kawasan Bebas Palak, Siskamling 24 Jam, dan “Jam Malam”!

PNP News. PNP siap memberikan pelatihan pengelasan, lokomotif, elektro, komputer, bahasa Inggris, dan pembinaan UKM untuk masyarakat Kenagarian Limau Manis sebelum perkuliahan Semester Ganjil Tahun Akademik 2019/2020. Kedua belah pihak juga sepakat memperbaiki citra warga Limau Manis yang bebas dari aksi palak-memalak (pungli) dalam setiap kegiatan bongkar muat barang bersamaan dengan berlakunya “siskamling siang malam” dan “jam malam” sebagai antisipasi tindakan kriminal di lingkungan kampus dan sekitarnya.

 

Demikian rekomendasi dari pertemuan pimpinan PNP dan pemuka masyarakat Kanagarian Limau Manis yang berlangsung penuh kekeluargaan di Aula Gedung C Pustaka Lantai 2 PNP, Jumat, 2 Agustus 2019.

 

Pertemuan pimpinan PNP dan pemuka masyarakat Kanagarian Limau Manis yang berlangsung penuh kekeluargaan di Aula Gedung C Pustaka Lantai 2 PNP,

 

Direktur PNP, Boyon: “Sesuatu yang Dimodali Merendahkan Motivasi”

Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan itu bagi PNP tak perlu dipungut bayaran, begitu juga yang perlu kita sikapi bersama, “kadang-kadang sesuatu yang dimodali itu merendahkan motivasi”. Jika ada pemuda yang tageh [tegas dan ngotot, red.] untuk belajar, silakan dikirim ke PNP. Ndak diagiah makan gay, kami ka makan jo ma. Kalau mereka bilang, kami ingin baraja, baok ka mari [kalau mereka bilang, kami ingin belajar, bawa ke PNP, red.]. Nan mode-mode itu nan paralu, Pak! [yang seperti itu yang kita perlukan, Pak!] Ibarat anak panah, tajam larinya… Tapi kalau mereka mau belajar karena Apak agiah nyo baju, Apak agiah nyo balanjo, tu Apak suruah nyo baraja, itu biaso–biaso senyo tu… [Bapak beri mereka baju, Bapak beri mereka uang belanja, itu biasa-biasa saja itu, red.].

 

Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom.

 

Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom., mengungkapkan itu dengan nada pasti menanggapi keinginan Ketua KAN Limau Manis, Syaripuddin untuk bekerjasama memanfaatkan hibah program Corporate Social Responsibility (CSR) PT Semen Padang dalam bentuk pendidikan dan latihan untuk meningkatkan pemberdayaan masyarakat. Pendidikan dan pelatihan singkat yang dibutuhkan oleh warganya, di antaranya adalah pelatihan pengelasan, otomotif, dan lainnya yang lebih difokuskan untuk lulusan SMA atau warga yang belum siap kerja.

Meskipun demikian Direktur yang diakrabi “Pak Boyon” ini tak menampik, imingan uang belanja itu mungkin menjadi pertimbangan utama juga bagi mereka yang biasanya bekerja jam-jaman atau harian atau butuh biaya hidup juga. Namun pada intinya kami di PNP siap. Begitu kan, ya? tanya Direktur kepada beberapa orang ketua jurusan di forum itu untuk menunjukkan keputusan itu bukan dari dirinya sendiri tapi melibatkan dan diputuskan bersama beberapa pimpinan PNP lainnya.

Tak terbatas pada kegiatan itu saja, jika ada kebutuhan akan kegiatan-kegiatan lain, seperti pelatihan UKM atau pelatihan lain, silakan menghubungi PNP karena di PNP ada banyak jurusan, Jurusan Administrasi Bisnis, misalnya. PNP butuh masukan dari masyarakat, terutama untuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Masyarakat silakan saja mengungkapkan kebutuhan mereka, siapa tahu bisa mendapatkan solusi dari PNP. Kami pun akan tahu, oh, ternyata masyarakat membutuhkan itu. Itu yang sebenarnya jadi latar belakang kegiatan pengabdian kepada masyarakat di perguruan tinggi, jelasnya.

Ketua KAN Syafripuddin: “Pemberdayaan Masyarakat Tahun Ini Tak Lagi Untuk 1 Kelurahan tapi Senagari”

 

Ketua KAN Limau Manis, Syafripuddin

 

Ketua KAN Limau Manis, Syafripuddin menceritakan, setelah 3 tahun berjuang untuk mendapatkan program kegiatan CSR yang diharapkan memberikan manfaat ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakatnya, baru tahun ini bisa terkabulkan. PT Semen Padang melalui CSR mengalokasikan anggaran Rp 3,4 Miliar lebih kepada 14 forum nagari dan forum pemberdayaan di lingkungannya, termasuk Limau Manis.

Di samping itu, dalam launching Rencana Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat (RKPM) 2019, dideklarasikan pembentukan Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis dan Forum Pemberdayaan Masyarakat Koto Lua.”Jadi hingga kini di Nagari Limau Manis, sudah ada tiga forum pemberdayaan. Selain di Limau Manis dan Koto Lua, satu forum pemberdayaan lainnya, yaitu Forum Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis Selatan yang telah didirikan oleh Semen Padang pada 2016 lalu,” kata Syafripuddin.

Menurut Syafripuddin, tahun lalu memang ada hibah dari PT Semen Padang yang diterima Kelurahan Limau Manis Selatan untuk warga yang kurang mampu berupa program peternakan ikan lele dan nila, tapi itu hanya untuk satu kelurahan itu saja, belum menyentuh Nagari Limau Manis secara keseluruhan yang membawahi 3 kelurahan. Sementara tagline PT Semen Padang dalam CSR-nya adalah “Basinergi Mambangun Nagari”, ungkapnya bahagia.

 

Ketua LPM, Sudirman: “Jam Malam” untuk Kawasan Limau Manis

 

Sudirman, Ketua LPM Limau Manis

 

Sudirman, Ketua LPM Limau Manis yang menjadi ketua rombongan dalam kesempatan itu mengungkapkan rasa prihatin atas tindakan kriminal yang terjadi dalam pekan ini di kawasan kampus. Komplotan begal yang selama ini beraksi di Kota Padang sudah berani memasuki kawasan kampus yang mestinya juga di bawah pengawasan mereka. Publikasi di media nasional terhadap aksi kriminal tersebut seolah mencoreng kening kami selaku pemuka masyarakat dan adat kaum setempat, demikian Sudirman.

Menanggapi situasi terkini di antara kedua belah pihak, Ketua KAN Syaripuddin menyatakan, “Alhamdulillah, sejak civitas akademika Universitas Andalas menjadi warga kami, kami dari unsur niniak mamak tidak pernah mengabaikan persoalan-persoalan yang terjadi, baik dari dalam lingkungan maupun yang datang dari pihak luar kampus ini. Kami selalu siap membantu Universitas Andalas sejak awal menetap dan dalam perkembangannya, terutama dalam masalah lingkungan. Dulu kami memandang kampus PNP adalah Kampus Unand karena dalam sejarahnya Politeknik adalah bagian dari Unand”.

 

Wakil Direktur 1 Revalin

 

Wakil Direktur 1 Revalin juga membenarkan, santernya ekspos aksi begal di kampus itu bisa mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat berkurang untuk menguliahkan anak di PNP, ini merugikan kita, ungkapnya.

Menanggapi itu, Sudirman menyatakan sebagai antisipasi pihaknya menginstruksikan kepada seluruh RT dan RW di Limau Manis untuk mengaktifkan siskamling siang dan malam. Jam 00.00 WIB, jalur ke Limau Manis ditutup total. Sehubungan dengan itu ia mengimbau kepada seluruh unsur pimpinan PNP jika ada mahasiswa yang berkegiatan kelompok di luar jam kuliah agar diingatkan membawa bawa kartu mahasiswa.

Mereka yang tak bisa menunjukkan kartu identitas sebagai mahasiswa tapi kedapatan berada di kawasan kampus di luar jam perkuliahan dan praktik, akan diberlakukan skorsing dan tidur sampai pagi di pos siskamling. Begitu jam kerja dan jam kuliah berakhir, kami mengambil alih kamanan di kawasan ini. Ini semua kami lakukan agar kita tak kecolongan terus dan sebagai antisipasi terhadap pendatang liar yang tidak memiliki identitas tapi berpura-pura sebagai mahasiswa. Jika terjadi hal yang buruk, terkabar keluar, Limau Manis juga yang buruk, begitu juga sebaliknya, demikian Sudirman.

 

Wakil Direktur 3, Junaldi, S.T., M.Kom

 

Permasalahan lain yang disinggung forum adalah kegiatan bongkar muat ilegal. Biasanya diberlakukan “upah” Rp. 300.000-Rp. 500.000 sekarang setelah kita bicarakan dengan Rektor Universitas Andalas, ke depan mungkin upah itu hanya berupa uang administrasi yang dipungut Rp. 30.000-Rp. 50.000 saja. Kasus ini menurut Sudirman sudah lama dan lebih ngetop lagi keluar provinsi daripada aksi begal yang cuma sekali.

“Waktu saya di Jakarta ada suplier pemasok barang ke Unand yang mengeluh, sebagian biaya pengiriman barang itu habis untuk pungutan liar dalam kegiatan bongkar muat saja di kampus Limau Manis. Kuping saya jadi panas. Limau Manis di pundak saya sudah jelek dan tercemar di luar. Mereka tidak tahu kalau saya adalah Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Limau Manis,”, kenang Sudirman.

Wakil Direktur 3, Junaldi, S.T., M.Kom., mengeluhkan, pungutan terhadap aksi bongkar muat tersebut cukup memberatkan bagi mahasiswa. Umumnya mahasiswa tingkat akhir membawa barang ke kampus dalam rangka membuat tugas akhir, tapi sejak dari Pasar Baru mereka dikejar pula oleh para pengutip, padahal mereka mahasiswa. Untuk biaya tugas akhir saja mereka belum tentu cukup punya uang, tapi mereka dikutip juga. Tugas anak-anak kami dari Jurusan Teknik Mesin dan Jurusan Teknik Elektro adalah membuat alat.

Saat akan membuat alat itu mereka membawa besi untuk dikerjakan di kampus. Kadang alat itu besar-besar dan panjangnya mencapai 1-2 meter. Ini terlihat mencolok bagi pemuda-pemuda pengutip sehingga mereka mengejar mahasiswa sampai ke barak makan mahasiswa, di samping kampus PNP. Bagi suplayer mungkin tak ada masalah, tapi bagi anak-anak kami mahasiswa, itu sangat bermasalah dan mempengaruhi penyelesaian kuliah mereka, keluh Eddy.

Menanggapi pungutan liar terhadap mahasiswa PNP itu, Sudirman mengisahkan, pihaknya beberapa hari lalu telah mengadakan pertemuan yang cukup alot dengan Rektor Universitas Andalas hingga tengah malam, bahkan berakhir subuh. Kesimpulannya, pengurus lama yang membidangi bongkar muat dibubarkan dan dipilih pengurus baru dengan cara yang disepakati. Diharapkan dengan PNP demikian juga karena keamanan dan kenyamanan lingkungan adalah tanggung jawab bersama, tekannya.

Untuk keamanan dan bongkar muat ıtu tidak bisa tunggal dari Lımau Manis, karena Limau Manıs itu hanya kenagarian yang hanya beberapa kelurahan, tapi kenagarıan Lımau Manıs adalah termasuk wilayah kecamatan pauh. Bongkar barang ıtu ada organısası yang orang-arangnya banyak dari Pauh.

(Effendi, ST.,MT)

 

 

 

 

Siap Kirim Mahasiswa 1.500 Orang Untuk Penghijauan

Di sisi lain, ia menyatakan mahasiswa PNP siap bekerjasama dengan warga Limau Manis dalam aksi penanaman pohon. PNP bisa menyiapkan mahasiswa sekitar 1.000-1.500 orang itu. Diharapkan, dengan banyaknya mahasiswa terlibat, kerja yang berat bisa jadi ringan. Nanti bisa kita saling koordinasi teknis dengan LPM, ujarnya.

Menurut Direktur yang pernah membidangi kemahasiswaan hampir 8 tahun, waktu musibah galodo Juli 2012, sekampus mahasiswa dia datangkan untuk membantu masyarakat kelurahan Koto Panjang. Banjir bandang membuat jembatan Limau Manis menuju Unand terputus. Ratusan warga Lambuang Bukit sempat terisoliasi dan sebagian mengungsi ke Bukit Limau Manis. Selain menewaskan 6 jiwa, tercatat sejumlah rumah warga rusak tertimpa pohon dan tiang listrik, dan mushala di kawasan Lambuang Bukit ambruk terseret arus. Civitas akademika PNP punya kewajiban untuk itu karena dari sekitar 4.000. orang mahasiswa PNP, sekitar 1.500 orang bermukim di Limau Manis.

Di sisi lain, sekaitan dengan tugas di bidang kebencanaan, Ketua LPM Sudirman mengajukan izin kepada Direktur PNP untuk melibatkan 4 orang satgas untuk bergabung mengikuti pelatihan di bidang kebencanaan di Aula Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Limau Manis, 10 Agustus 2019. Ia mengaku sebelum menjadi Ketua LPM dirinya sering berkunjung ke PNP dalam rangka kerjasama bidang kebencanaan dengan Satgas PNP.

 

 

 

Selain itu pihaknya juga mengharapkan adanya perwakilan PNP sebagai narasumber dalam pembinaan UKM yang diselenggarakan sekitar 13-14 Agustus 2019. “Kami butuh pelatihan UKM bagi 30 orang peserta gelombang pertama. Pelatihan UKM tersebut dimaksudkan untuk mendidik dan memotivasi masyarakat supaya mandiri di bidang UKM”, harapnya.

Hari itu dia juga menginstruksikan pada jajarannya agar sepulangnya dari pertemuan tersebut mendata warga yang baru tamat sekolah dan tidak ada kegiatan dan menanyakan keahlian apa mereka ingin dan butuhkan agar nanti bisa dikirim ke PNP. Sekarang mencari ilmu mesti membayar, tapi di PNP tidak dipungut biaya. Mereka akan dilatih oleh staf pengajar PNP yang berdomisili di wilayah kita. Setor dananya ke saya, nanti akan sampaikan ke Direktur. Persyaratannya itu cukup fotokopi KTP. Kalau bisa Agustus ini kegiatan ini sudah terlaksana supaya tidak tabrakan jadwalnya dengan kegiatan perkuliahan di PNP, ia mengingatkan.

Sudirman dalam paparannya menyatakan, sebelumnya LPM Limau Manis dan Rektor Unand sudah membuat kesepakatan dalam program bina lingkungan, pengelolaan ternak, pembinaan UKM, dan pelatihan perbaikan handphone berserifikat. Hari itu pihaknya ingin mendengar masukan lain yang mampu meningkatkan hubungan masyarakat Limau Manis dengan PNP menyangkut program Bina Lingkungan.

Menurut Direktur Boyon, yang membidangi kemahasiswaan hampir 8 tahun, kegiatan kedua belah hari itu bisa dianggap sama dengan bina lingkungan. Sambil berseloroh Yondri mengungkapkan, PNP itu sama dengan PT Semen Indarung yang punya tagline sudah berbuat sebelum orang lain memikirkan. Sudah banyak yang dikerjakan tapi belum seramai ini, ungkap pehobi palapau [sering nongkrong di kedai, red.] dan tercatat sebagai warga Limau Manis sejak masih berstatus mahasiswa PNP pada 1989.

 

 

 

Dalam pertemuan yang bertajuk “Silaturahmi dan Harmonisasi PNP Dengan Usulan Program Masyarakat Sekitar Kampus” yang dipandu oleh Wakil Direktur 1, Revalin Herdianto, S.T., M.Sc., Ph.D. tersebut, Kanagarian Limau Manis nyaris lengkap diwakili oleh pemuka masyarakatnya. Selain Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) dan Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM), pihak yang mewakili Kapolsek dan Danramil, tampak hadir juga aparat kelurahan, RT dan RW dari Kelurahan Kapalo Koto, Kelurahan Limau Manih Selatan, dan Kelurahan Koto Lua.

Menurut Revalin, Sudirman, Ketua (LPM) berinisiatif datang ke PNP beberapa bulan lalu untuk menetapkan waktu pertemuan, namun baru pada Jumat itu terwujud karena padatnya agenda kegiatan di PNP yang membuat pimpinan jarang di tempat. Pertemuan ini adalah rahmat karena sebelumnya kita seperti ruas dan buku, tak pernah bertemu. PNP ingin, masyarakat mau, tapi belum bisa bertemu. Namun yang paling penting adalah bagaimana komunikasi dan silaturrahim bisa jalan. Kadang kalau aspirasi hanya disampaikan kepada pihak ketiga oleh masyarakat, belum tentu sampai ke pimpinan PNP, imbuh Direktur Boyon.

 

 

 

 

d®amlis

Berita Terkait