Tutup Kursus Bahasa Inggris, UPT Bahasa PNP Hadirkan Narasumber dari Eropa:

_______

Sebelum September 2019 PNP Kirim Empat Orang Dosen Lagi ke Luar Negeri

Sebagai penutup kursus bahasa Inggris di akhir Semester Genap Tahun Akademik 2018/2019, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa, Politeknik Negeri Padang (PNP) menghadirkan 3 orang pembicara tamu dari negara Eropa Tengah dan Eropa Barat, di Aula Gedung Pustaka, Lantai 2, Kampus PNP, Selasa, 9 Juli 2019.

 

 

Menurut Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bahasa, Sariani, S.S., MA., Appling, ketiga narasumber itu adalah Tjasa Krasovec (Slovenia), Elif Gürbüz (Belgium), Jiří Herman (Czech Republic), yang tergabung dalam program Exchange Students from Medical Faculty (Cardiovascular).

English Course yang dikelola UPT Bahasa sejak Maret 2019 dan didesain sesistematis mungkin itu dimaksudkan sebagai fasilitas bagi dosen dan tenaga pendidik untuk melanjutkan pendidikan atau mengikuti kursus singkat keluar negeri, terutama dosen muda yang akan melanjutkan pendidikan doktoral (S-3) ke luar negeri.

 

 

Dalam acara penyerahan SK 80% bagi 23 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) baru-baru ini, Wakil Direktur 1, Revalin Herdianto, S.T., M.Sc., Ph.D. menyatakan, dengan bekal bahasa asing itu, para dosen muda itu dipersilakan memilih perguruan tinggi di Taiwan, Korea, Jepang Australia, Amerika, Eropa, atau negara lainnya.

Target Wadir 1 PNP ini adalah membangun “Politeknik Kosmopolitan” yang ‘terbangun dari dosen-dosen yang menimba dan meningkatkan pendidikan dari perguruan tinggi dunia yang memiliki ciri spesifik dari keunggulan ilmu masing-masing.

 

Kursus Bahasa Inggris Bukan Sekedar Pengisi Waktu

Revalin mengimbau dosen dan tenaga kependidikan untuk mempersiapkan diri dan memikirkan studi lanjutan itu secara serius, tidak dianggap sekedar pengisi waktu tapi menuntut persiapan yang serius. Itu dibuktikan dengan didesainnya kursus itu secara bertahap, jelasnya.

Tahap awal mirip TOEFL, karena jika tidak melalui TOEFL, langsung masuk ke IELTS, luar biasa sulitnya! TOEFL (Test of English as a Foreign Language) adalah tes bahasa Inggris yang dipakai untuk mengukur kemampuan seseorang dalam bahasa Inggris dan diperuntukkan bagi mereka yang hendak sekolah ke Amerika Serikat, misalnya.

 

 

IELTS (Internasional English Language Testing System) dimaksudkan untuk menguji kemahiran Bahasa Inggris. Beda dari TOEFL, tes IELTS memiliki 4 komponen: listening (30 menit ), reading (1 jam), writing (1 jam) dan speaking (12-15 menit). Tes IELTS biasanya 3 jam. Di samping untuk keperluan melanjutkan pendidikan, tes ini juga dibutuhkan dalam pembuatan visa kerja di luar negeri atau perpindahan kewarganegaraan.

Biasanya Universitas Eropa, UK dan US mengharuskan nilai IELTS sebagai syarat masuk. Range nilai IELTS 1-9. Jika mau masuk universitas yang ada di luar negeri, minimal score berkisar dari 5,5-6,5, tergantung universitas dan jenjang S1 atau S2 atau S3 yang mau ditempuh.

 

 

 

 

Sariani membenarkan, kursus IELTS semester depan di PNP direncanakan full 1 semester. Wakil Direktur 1 secara terbuka juga sudah meminta pada Wakil Direktur 2, Anton, S.T., M.T. agar peserta terbaik dari kursus IELTS itu dikirim untuk kursus ke Jakarta dan dibiayai PNP agar sumber daya manusia PNP benar-benar berkembang.

Khusus untuk Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang 23 orang, di samping diharuskan mengikuti kursus Bahasa Inggris juga diharapkan membantu Jurusan tempat mereka ditempatkan untuk membuat proposal penelitian, mengikuti program P3AI, AA, Pekerti, dan kemudian metodologi pengajaran untuk politeknik, serta terlibat dalam penyelenggaraan revisi kurikulum saat ini.

 

 

Jadwal kerja mereka relatif padat karena beriringan dengan akreditasi institusi, dan revisi skema bagi prodi yang belum, jelasnya. Meskipun demikian, jika selama ini mereka sesekali dizinkan untuk tidak ikut kursus Bahasa Inggris karena dalam waktu bersamaan mereka mesti membantu jurusan atau prodi mereka mempersiapkan peningkatan akreditasi, semester depan diharapkan lebih fokus kepada kursus.

 

 

Saat ditanya animo peserta kursus yang rencananya diselenggarakan secara berkelanjutan ini, Sariani yang diakrabi dengan panggilan Ai ini menjawab, rata-rata mereka antusias, terutama para dosen. Untuk tenaga pendidik (tendik) lebih berminat pada public speaking.

 

Dilaporkan Ai, dalam waktu dekat, staf pengajar yang akan bertolak keluar negeri untuk kursus singkat adalah Alde Alanda dari Jurusan Teknologi Informasi (sudah berangkat ke Belanda Juni 2019), Dedi Kurniadi dari Jurusan Elektro (ke Turki akhir Juli 2019), Rini Ekasari dan Dian dari Jurusan Administrasi Niaga (ke Canada akhir Juli 2019), dan disusul Indri Rahmayuni dari Jurusan Teknologi Informasi (berangkat awal Agustus).

 

Teks:

d®amlis

 

Foto: Naswiradianto

Berita Terkait