PNP Dongkrak APK Dengan Tingkatkan Daya Tampung Kelas Kerjasama Perusahaan, Industri & Pemda

 

PNP News. Sebagai kontribusi untuk meningkatkan SDM, PNP berusaha mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan pendidikan tinggi dengan meningkatkan daya tampung untuk kelas kerjasama perusahaan, industri dan pemda. Selagi tidak bertentangan dengan rasio dosen dan mahasiswa, seluruh kabupaten/kota, perusahaan, dan industri akan kami layani. Kurikulum bisa menyesuaikan.

 

Hal itu diungkapkan dengan mantap oleh Direktur Politeknik Negeri Padang, Surfa Yondri, S.T., S.S.T., M.Kom., di tengah berlangsungnya Ujian Masuk Politeknik Negeri di Kampus Politeknik Negeri Padang (PNP), Sabtu, 22 Juni 2019. Menurut Yondri, angka partisipasi kasar (APK) pendidikan tinggi Indonesia saat ini berada pada angka 34,58 persen. Masih ada sekitar 65,5 persen penduduk usia kuliah yang belum bisa menikmati pendidikan tinggi. Perguruan tinggi, termasuk PNP perlu terus mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang kompetitif, inovatif dan berkarakter agar dapat bersaing di tingkat dunia.

 

***************************

 

Salah satu langkah yang dilakukan PNP adalah mempermudah akses penduduk berusia muda dan dewasa untuk memiliki pengetahuan dan skill yang relevan, termasuk technical and vocational skills. Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah rasio jumlah siswa, berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu.

Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 26 Tahun 2015 Tentang Registrasi Pendidik pada Perguruan Tinggi menetapkan perbandingan jumlah ideal dosen dengan mahasiswa adalah satu banding 30 (1:30) untuk mata kuliah eksakta dan satu banding 45 (1:45) untuk sosial. Namun pada prinsipnya politeknik menerapkan small class ‘sistem kelas kecil’ yang berkisar 26-28 orang saja.

 

****************************

 

Yondri membenarkan adanya tambahan kursi 1 kelas di D-4 Telekomunikasi, 1 kelas di D-3 Telekomunikasi, 1 kelas di D-4 Elektronika, 1 kelas di D-3 Teknik Listrik, dan 2 kelas reguler di d-3Teknik Alat Berat.

 

 

Sekarang perguruan tinggi vokasi ini juga sedang mempersiapkan kelas kerjasama dengan Pemko Padangpanjang. “Masih progress. Insyaallah itu akan menambah 2 kelas lagi, 1 kelas D-3 Teknik Sipil, dan D-3 Manajemen Informatika. Ujiannya sudah dilakukan dengan sistem Ujian Masuk Berbasis Komputer pada 16 Juni 2019. Tinggal menunggu jawaban dari Pemko Padangpanjang saja tentang kesiapan kelasnya”, papar Yondri.

 

****************************

 

Menjawab wartawan, dia mengatakan, kelas kerjasama dengan Pemko Padangpanjang itu penyelenggaraan belajar-mengajarnya tetap di PNP, mahasiswanya yang berasal dari SMA/SLTA Padangpanjang, dan uang kuliahnya rencananya dibayarkan oleh Pemko Padangpanjang. Berbeda dengan Pemko Padangpanjang, Pemko Pariaman hanya menanggung beasiswa saja, tidak membuka kelas khusus.

 

 

“Kelas kerjasama dengan Pemko Padangpanjang ini memang kelas khusus yang kita buat. Kurikulum disesuaikan atau khusus dibuat sesuai permintaan Pemko Padangpanjang. Pemko Padangpanjang juga mengacu pada kebutuhan lokal dan kegiatan pembangunan di Pemko itu sendiri”, terang Yondri.

 

****************************

 

Misalnya, di Jurusan Teknik Sipil yang belajar perencanaan, dari perencanaan itu nantinya mereka praktik bagaimana ikut melakukan perencanaan kegiatan Pemko, bukan mereka yang melaksanakan, tapi ikut melaksanakan praktiknya dalam kondisi belajar. Itu yang kita coba sepakati dengan Pemko. Keterlibatan langsung mahasiswa dalam kegiatan faktual Pemko, jelasnya bersemangat.

Di sisi lain, Kelas Kerjasama Manajemen Informatika dibuat berdasarkan permintaan karena Padangpajang sedang membangun smart city. Kalau infrastrukturnya nanti siap, minimal SDM-nya bisa diberdayakan dari mahasiswa kelas kerjasama ini. Meskipun demikian tidak ada ikatan mereka setamat kuliah nanti akan diterima bekerja di Pemko Padangpajang.

 

****************************

 

Pelamar kelas kerjasama Pemko padangpanjang baru-baru ini mencapai 105 orang dan akan diterima sesuai dengan passing grade saja. Jika 17 orang, ya, 17 orang saja, tidak harus 23 orang. Daya tampung maksimal seperti dikatakan tadi 28 orang, karena Politeknik itu menerapkan sistem small class.

 

 

 

 

Passing Grade adalah batas nilai minimal yang harus dicapai untuk memilih jurusan di suatu Universitas atau Perguruan Tinggi. Umumnya passing grade dipakai untuk seleksi SBMPTN. Passing grade biasanya dinyatakan dalam bentuk persen, biasanya berkisar 40% – 50% persen pada PTN di Indonesia.

 

****************************

****************************

 

Meskipun demikian, seleksi awal administratif diserahkan kepada Pemko yang bersangkutan karena tidak semua siswa SMA/SLTA dari Padangpanjang itu bisa ikut. Karena program studi yang diminati itu adalah rekayasa, jadi persyaratannya yang bisa diterima di Teknik Sipil dan Manajemen Informatika itu adalah siswa SMA jurusan IPA atau MAN jurusan IPA atau SMK yang linier dengan program studi itu.

Misalnya untuk Teknik Sipil di kelas kerjasama, mungkin relevan dengan Teknik Bangunan, Teknik Sipil di SMK. Di Manejemen Informatika mungkin Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), Teknik Komputer Jaringan (TKJ) atau yang bersinggungan dengan itu.

Selain kerjasama dengan pemerintah kota itu, kelas Kerjasama PLN adalah upaya menjawab kebutuhan peusahaan. Kurikulum bisa menyesuaikan, begitu juga dengan industri, kelas kerjasama Trakindo untuk D-3 Teknik Alat Berat adalah upaya menjawab kebutuhan industri, imbuhnya.

 

Gagal UMPN, Jalur Mandiri Menanti

Berbeda dengan tahun lalu, UMPN PNP selain diselenggarakan di PNP juga diselenggarakan di UNP dan Unand. Tujuannya selain untuk sosialisasi juga untuk lebih mengenalkan kepada masyarakat bahwa Sumbar sudah memiliki beberapa perguruan tinggi negeri, baik berupa universitas maupun vokasi, di antaranya Unand, UNP, dan PNP.

 

****************************

 

Pelamar UMPN sekarang sekitar 4300 orang, kurang 100 dibanding tahun lalu. Namun dari segi peminat meningkat dari tahun lalu karena penerimaan PNP beragam, ada jalur Bidikmisi, UMPN, PMDK, dan PLN yang luar biasa peningkatannya. Kelas Kerjasama Trakindo bahkan meningkat 3 kali lipat daripada tahun kemaren, ungkapnya tanpa merinci.

UMPN adalah ujian serempak secara nasional yang berlangsung sehari yang diselenggarakan oleh 43 politeknik se-Indonesia, termasuk PNP. Ujian serempak itu menjadi alasan mengapa peserta terbanyak berasal dari Sumatera Barat karena rata-rata politeknik di tiap provinsi menyelenggarakan ujian serempak.

 

****************************

 

Lulusan SLTA Kepri memilih ujian di Politeknik Batam, Jambi ke Politeknik Palembang, Jambi, dan Lampung. Riau dominan ke PNP karena lebih dekat. Meskipun demikian, seperti tahun sebelumnya, peserta UMPN PNP tetap diminati oleh peserta yang berasal dari Aceh sampai Papua.

Selain ke PNP, lulusan SLTA provinsi tetangga bidang pertanian juga bisa mengikuti ujian di Politeknik Pertanian Negeri Payakumbuh.

 

****************************

 

Wakil Direktur 1, Revalin Herdianto, S.T., M.Sc., Ph.D. mengungkapkan, setelah UMPN ini ada seleksi mandiri yang kuotanya 192% dari total penerimaan 1549 orang. Seleksi Mandiri itu mempersyaratkan peserta lulus seleksi UN. Seleksi Mandiri diselenggarakan di PNP dengan Sistem Ujian Masuk Berbasis Komputer (UMBK).

Dengan mengandalkan 55 kelas (tahun lalu 46 kelas), rencana daya tampung mahasiswa PNP Tahun Akademik 2019/2020 yang mencapai 1549 orang itu secara rinci adalah sebagai berikut; Jalur Kerjasama Pemko Padangpanjang 56 orang (4%), MSU 15 (1%), Teknik Alat Berat 55 (4%), Bidikmisi 288 orang (19%), PMDK 299 (19%), UMPN 540 orang (35%), dan Mandiri 296 orang (19%).

 

d®amlis

Berita Terkait