PNP Kirim 4 Duta Lagi Melalui Program Beasiswa 2+1 Taiwan Academia Collaboration

 

Saya merasa sangat senang, karena cita-cita saya untuk kuliah di luar negeri akhirnya menjadi kenyataan. sebelumnya saya sempat lolos mendapatkan beasiswa S-1 di Universidad de Jaén, Jaén, Spanyol, namun beasiswanya terlalu kecil dan perkuliahannya menggunakan bahasa Sepanyol sehingga orangtua saya tidak memberi izin. Sekarang, keluarga saya sangat mendukung untuk melanjutkan studi di Kaohsiung, Taiwan karena perkuliahannya menggunakan bahasa Inggris dan ada kerjasama dengan Dikti. Saya berharap proses perkuliahan saya di Taiwan berjalan lancar dan dapat menorehkan prestasi di sana, Aamiin.

 

Hal itu diungkapkan penuh semangat oleh Ahmad Fajri, salah seorang dari 4 duta PNP yang dilepas Direktur PNP, Surfa Yondri, ST., SST., M.Kom., kemaren (22/3) untuk menghadiri kegiatan pembekalan peserta penerima bantuan studi 2+1 Taiwan Academia Collaboration bersama Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, di Hotel Sultan, Gelora, Senayan, Jakarta Pusat, 26 Maret 2019, sebelum bertolak ke Taiwan.

 

Ahmad Fajri, salah seorang dari 4 duta PNP peserta penerima bantuan studi 2+1 Taiwan Academia Collaboration

 

 

Ahmad Fajri kelahiran Batuhampar, 18 November 1997 berasal dari SMAN 3 Teladan, Bukittinggi. Pehobi renang yang meraih prestasi Awardee Industry Academia Collaboration Scholarship ini tercatat memiliki IPK 3.37.

Program Industry-Academia Collaboration Indonesia-Taiwan 2019 yang diikutinya, menurut Direktur Yondri adalah program beasiswa dari pemerintah Taiwan melalui Taipei Econom and Trade Office (TETO). Tujuannya mendorong mahasiswa berprestasi melanjutkan pendidikan di Taiwan.

Adapun 4 perguruan tinggi yang mereka masuki adalah Cheng Shiu University, Chien Shien University of Science and Technology, Hsing Wu University, dan Mingshin University.

Menurut Wakil Direktur 1, Revalin Herdianto, Ph.D, empat orang alumni Politeknik Negeri Padang yang berhasil mendapatkan beasiswa 2+1 Taiwan Academia Collaboration di 2 perguruan tinggi Taiwan tersebut adalah Ahmad Fajri dan Yulia Permara Sari untuk Program Studi Mechanical Engineering di Cheng Shiu University; Althof Afif dan Muhammad Jouhari Al Said untuk Program Studi Teknik Listrik di Chien Shien University of Science and Technology.

 

Persiapan pembekalan peserta penerima bantuan studi 2+1 Taiwan Academia Collaboration

 

 

Kepala Kantor Urusan Internasional PNP, Alhapen R. Chandra, S.E.,M.T., M. Com, melaporkan, tercatat 89 orang mahasiswa dan 18 politeknik di Indonesia yang berhasil lolos dalam seleksi program dengan 4 minat program studi: mechanical engineering, teknik listrik, hospitality management, dan civil engineering. Politeknik Negeri Surabaya terbanyak lulus dan mengirim duta, yakni mencapai 15 orang, sementara Batam dan Madiun cukup puas mengirim 1 orang saja tahun ini.

Peserta yang lulus akan melanjutkan kuliah selama 2 tahun dan menjalankan magang industri selama 1 tahun di perusahaan terbaik Taiwan sesuai dengan disiplin ilmu masing-masing, dan mendapat gelar “Bachelor” yang setara dengan Sarjana Strata 1 (S-1).

Sebelumnya mereka dinyatakan lulus dalam wawancara yang menyorot 3 aspek penting: kompetensi, penguasaan bahasa Inggris dan etika.

Menurut Muhammad Jouhari Al Said, awalnya mereka menjalani tes tertulis dan wawancara dua kali di PNP, kemudian mengisi data yang diberikan oleh Profesor Taiwan dari perguruan tinggi yang mereka pilih, dan terakhir diwawancarai Profesor tersebut di Medan.

 

Muhammad Jouhari Al Sai

 

 

Seperti ketiga rekan seperjuangannya, Muhammad Jouhari Al Said, juga mengaku sangat bersyukur bisa melanjutkan studi di luar negeri. Tak ada yang sia-sia atas setiap perjuangan yang telah dilakukan. Yakinlah akan ada sesuatu yang menantimu, setelah banyak kesabaran yang kau jalani! ia menyempatkan pesan untuk para yuniornya.

Pehobi memanah yang dilahirkan di Jakarta, 14 Desember 1996 dan sekolah asal SMAN 1 Lubuk Sikaping ini tercatat memiliki IPK 3.63. Panahnya benar-benar tepat sasaran.

 

Althof Al Afif

 

 

Sementara, Althof Al Afif, kelahiran 15 November 1996 yang berasal dari MAN 2 Padang ini merasa sangat bangga dan bersyukur karena bisa mendapat kesempatan yang tidak semua orang bisa dapatkan. Pemilik IPK 3,38 ini optimis pasca pendidikan di Taiwan nanti prestasinya kian meningkat.

 

Yulia Permata Sari

 

Lain halnya dengan Yulia Permata Sari kelahiran Padangsidimpuan, 17 Juli 1997. Pehobi jalan- jalan ini mengaku seperti mimpi saat dinyatakan dirinya lulus seleksi. Saya sangat bersyukur kepada Allah karena diberikan kesempatan yang banyak diimpikan oleh para pelajar dunia. Insyaallah, saya akan berusaha dengan giat dan sungguh-sungguh belajar di sana, janji pemilik IPK 3.59 ini.

 

Jangan Gampang Tergoda

Baik Revalin maupun Alhapen yang punya pengalaman kuliah di luar negeri berpesan agar keempatnya betul-betul tekun belajar pada awal-awal semester, tidak segera tergoda untuk bekerja paruh waktu dengan upah yang menggiurkan atau kurang tabah dengan jaminan beasiswa yang diberikan. “Jangan sekali-kali tergoda untuk menambah uang pada semester persiapan!” pesan Revalin.

“Karena Anda adalah duta PNP dan negara Indonesia, maka Anda berkewajiban menjaga nama baik almamater dan nama baik negara di rantau orang!” Direktur Yondri mengamanatkan.

d®amlis

Berita Terkait