Profil Perempuan Inspiratif

Roza Susanti, SST., M.Kom:

Inovator yang Merajut Mimpi dari Kecoak ke Unicorn

 

Nama perempuan bertubuh mungil dan bersuara lantang ini kembali mencuat di Kampus Jingganya pasca debat calon presiden (capres) 2019 kedua,  yang menyinggung istilah “unicorn”, sebutan bagi perusahaan rintisan atau startup yang memiliki nilai valuasi lebih dari 1 Miliar Dolar AS atau sekitar Rp. 14,1 Triliun. Apakah itu berarti inovasi Branjakkopi, mesin penggiling biji kopinya punya harapan setara dengan Go-Jek, Traveloka, Tokopedia, dan BukaLapak yang merupakan 4 perusahaan rintisan Indonesia yang telah menyabet gelar unicorn? Aha!

 

Roza Susanti, SST., M.Kom:

 

 

Tahun silam perempuan kelahiran Batusangkar, 30 Desember 1972 ini berhasil mengharumkan nama Politeknik Negeri Padang dengan terpilihnya dirinya sebagai Inovator Baranjakkopi, alat penggiling kopi dengan menggunakan sistem cerdas.

Dengan mengantongi Rp. 283 Juta dari Kemenristekdikti, ia membuat mesin penggiling biji kopi yang dapat mengidentifikasi jenis kopi Robusta dan Arabika yang akan digiling. Sejak didaulat sebagai inovator, ia dan alat penggiling biji kopinya itu berpromosi dan hadir dalam exhibition promotion (expo)  teknologi  di provinsi yang berbeda.

“Mesin ini tidak akan melakukan proses penggilingan terhadap kopi hasil sangrai yang telah dicampur atau bahan lain yang bukan kopi. Deteksi dilakukan berdasarkan identifikasi sensor elektronik dengan metode  sistem cerdas.

Sistem sensor akan mengekstrak karakteristik sebuah rasa dalam  bentukan pola sinyal. Sensor yang digunakan pada alat ini selektif terhadap jenis rasa kopi atau bersifat selektifitas global”, jelas perempuan rada tomboy ini bersemangat kepada tamu asing yang mengunjungi standnya di tengah Expo (I3E) di Atrium Hall, Jogja City Mall tahun silam.

 

Roza memberi penjelasan tentang inovasi mesin penggiling biji kopinya kepada tamu asing di Expo (I3E) di Atrium Hall, Jogja City Mall tahun silam penuh semangat.

 

 

Perusahaan Baru Berbau IT

Sebagai perusahaan rintisan, startup sekarang tak lagi untuk ajang bisnis saja, namun juga menjadi alternatif untuk mengatasi masalah masyarakat keseharian, gagal panen atau kemandegan produksi.

Indonesia Digital Creative Industry Society mengklaim, jumlah startup yang berkembang di Indonesia hingga akhir  2018 mencapai 992 buah, yang menjangkau berbagai macam sektor.

Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi bahkan menargetkan sebanyak 1.000 startup berbasis teknologi masuk ke dunia industri pada tahun ini (2019). Target yang realistis sebetulnya, mengingat pada tahun lalu sudah sekitar 950-an startup yang siap berkolaborasi dengan investor dari dalam dan luar negeri.

Startup selalu dikaitkan dengan valuasi atau nilai suatu perusahaan rintisan meskipun sampai saat ini valuasi atau nilai itu masih ditentukan berdasarkan persetujuan antara founder dengan investor, tidak standar, tapi beragam.

Valuasi  atau nilai sebuah perusahaan biasanya dihitung melalui profit bisnisnya. Misalnya, jumlah fitur yang telah dibuat dan dikembangkan, respons masyarakat sebagai pengguna, dan pertumbuhan user-nya. Dengan pertumbuhan yang signifikan, perusahaan tersebut diharapkan mendapatkan dukungan dari investor secara berkelanjutan dan otomatis menambah valasi atau nilai perusahaan.

Bertolak dari hal tersebut, Branjakkopi diusahakan gencar dipromosikan kepada masyarakat, demikian Oja, alumnus D-4 Teknik Elektro, Institut  Teknologi Surabaya (2004)  dan S-2 Teknologi Informasi UPI YPTK Padang (2007) ini menjelaskan.

 

Mesin penggiling biji kopi

 

 

Buku “Prospektif Calon Startup 2018” mencatat, spesifikasi teknis produk inovasi Roza Susanti yang diakrabi Oja ini berukuran 100 cm x 50 cm x 80 cm, dimensi 3D, komponen/ bahan baku biji kopi, sumberdaya AC 220 V, dan daya listrik 100 Watt. Status kelayakan intelektualnya paten/ paten sederhana yang terdaftar tahun 2018 dengan nomor seri S03201801605.

Dr. Ir. Jumain APPE., M.Si., Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti menulis di “Prospektif Calon Startup 2018”, hasil inovasi teknologi perguruan tinggi diharapkan mampu dihilirisasikan dan ditumbuhkembangkan menjadi Calon Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (CPPBT) di perguruan tinggi.

Peran perusahaan inovatif sangat vital bagi peningkatan daya saing. Perusahaan yang tertinggal dalam inovasi akan kalah bersaing, dan akhirnya tersisih dalam kompetisi bisnis. Inovasi mampu memberikan nilai tambah dan keunggulan perusahaan, baik dari aspek proses maupun produk yang dihasilkan.

Tumbuh dan berkembangnya perusahaan inovatif perlu didukung oleh semua pihak melalui berbagai upaya, di antaranya mendiseminasikan dan mengenalkan produk-produk inovasi ke investor, industri, dan masyarakat.

 

Salimpauang, Nagari Hoki Kelahiran Uwan

Benarkah karena ingin mendongkrak kredibilitas perusahaan dan diharapkan dapat meyakinkan investor, Roza terlihat sering bolak-balik Padang-Salimpauang?

Nagari Salimpauang terletak di Kecamatan Salimapauang, Kabupaten Tanah datar, Sumatera Barat. Nagari seluas 1.119.7 ha ini merupakan pemekaran dari Nagari Pinang Tigo Baririk.  Letaknya sekitar 13,4 km dari Batusangkar, ibukota Kabupaten Tanah Datar dengan waktu tempuh 10-15 menit dengan kendaraan bermotor atau ke Padang, ibukota Provinsi Sumbar sekitar 110,4 km dengan waktu tempuh 2-3 jam dengan kendaraan bermotor.

Dengan kalm Oja menjawab, “Interaksi dengan pengguna memang menambah kredibilitas, tapi saya ke Salimpauang sambil pulang kampung saja. Salimpauang itu kan kampungnya Uwan [panggilan sayang kepada suaminya], sambungnya terkekeh.

Inovator alat penanam bibit palawija dengan pelubang plastik mosa yang sempat dipamerkan di Universitas Negeri Padang (2018) ini tercatat juga pernah menyelenggarakan Pelatihan Singkat Robot Cerdas di SMAN Lintau Batu Sangkar (2016), IbM kelompok tani Kecamatan Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar (2017), dan PKM Pelatihan Cara  Settingan dan Pemakaian Internet Untuk Mencari Informasi Pengolahan Lahan Pertanian di Kecamatan Salimpauang, Kabupaten Tanah Datar (2018).

Di bidang penelitian, di antaranya Aplikasi Artifisial  Neural Network pada proses Roasting Kopi (2016), Aplikasi Artifisial  Neural Network pada proses blending Kopi (2017), Deteksi  Komposisi Nilai Kandungan  Tahu (Warna dan Aroma) Hasil Proses Blending Menggunakan JST (2018), dan Alat Penanam Bibit Tanaman Plawija Otomatis Menggunakan JST (2018).

 

Keluarga yang setia menunggu, Uwan Aznir, Rieke Syochrani Zaef (mahasiswa PNP Prodi D4 Elektronika Semester 5), Ridho Zachroni Zaef, mahasiswa Kuliah Kerjasama PLN-PNP, Semester 2, dan Riandy Zachron Zaef (siswa SD Pasar Ambacang, Kelas 5)

 

 

Membantu Masyarakat Dengan Ilmu yang Dititipkan

Saat ini terdapat 6 sebutan dalam tingkatan valuasi startup; yaitu cockroach, pony, centaurs, unicorn, decacorn, dan hectocorn. Tiga tingkatan awal dari perusahaan rintisan ini merupakan langkah pertama dari pertumbuhan start-up. Branjakkopi berada pada  level  cockroach  atau kecoak, perusahaan rintisan yang memulai usaha dan giat melakukan promosi kepada masyarakat.

Pertumbuhan nilai perusahaan biasanya mulai terlihat ketika perusahaan tersebut berada di level pony dengan valuasi sebesar 10 Juta Dolar atau sekitar Rp. 141 Miliar. Di  level ini, perusahaan tersebut memiliki tantangan untuk mempertahankan atau malah mampu mengembangkan nilainya ke tingkatan centaur (manusia setengah kuda) atau bahkan unicorn (hewan mitologis Skotlandia) yang dijadikan icon kesuksesan bisnis startup”.

Tiga level teratas dari valuasi startup adalah unicorn, decacorn dan  hectocorn. Startup disebut centeur ketika valuasinya 100 Juta Dolar, unicorn 1 Miliar Dolar, decacorn 10 miliar dolar, dan hectocorn jika memiliki valuasi lebih dari 100 Miliar Dolar.

Bagaimana perempuan bertinggi berat 150/ 50 ini melalui jalan panjang bisnis ini? “Target awal memakmurkan Salimpauang jadi raja kopi, selanjutnya menangkal gagal panen cabe yang berlarut, terakhir memanfaatkan teknologi canggih untuk menjalankan industri yang inovatif untuk kesejahteraan masyarakat.

Perlu usaha gigih dan doa untuk mewujudkan semuanya. Selanjutnya terserah Dia yang di atas!” ujar pemilik profile picture whatsapp “Semua Kebaikan Bermuara dari Doa” ini mengakhiri bincang dengan optimis.

d®amlis

Berita Terkait