Revalin Imbau Pengelola Jurusan PNP Manfaatkan 8,7 Triliun Dana Dikti Tahun Ini
Revitalisasi, magang bersertifikat, dan MEME jadi isu penting pada tahun ini di lingkup Kemenristekdikti. Sehubungan dengan itu, pengelola jurusan diimbau untuk menahan dulu realisasi ketiga program tersebut hingga pertengahan 2019 agar program terencana matang dan PNP ikut andil memanfaatkan secara proporsional 8,7 Triliun dana yang digelontorkan Dikti tahun ini.
Hal itu diungkapkan Wakil Direktur 1 Politeknik Negeri Padang (PNP), Revalin Herdianto, Ph.D., dalam Workshop Penyusunan Rencana Pengembangan Jurusan Administrasi Niaga, di Hotel Ibis, Padang, 13 Februari 2019.
Wakil Direktur 1 Politeknik Negeri Padang (PNP), Revalin Herdianto, Ph.D
Revitalisasi tersebut merupakan bagian dari Tujuh Fokus Rekomendasi Rakernas Kemenristekdikti 2019 yang dimulai dari kurikulum, penguatan kapasistas dan kapabilitas dosen, hingga kompetensi mahasiswa sebagai bentuk peningkatan kualitas pendidikan vokasi ke depan.
Pemerintah ngebut merevitalisasi politeknik tahun ini untuk mengejar ketertinggalan pengembangan perguruan tinggi vokasi. Revitalisasi tidak hanya terkait dengan kurikulum, tapi juga infrastruktur dan staf pengajar agar menghasilkan lulusan vokasi berkualitas dalam memenuhi tuntutan Revolusi Industri 4.0.
Kualitas dan kuantitas lulusan vokasi politeknik terus ditingkatkan berdasarkan temuan studi lembaga riset internasional McKinsey Global Institute yang memperkirakan kebutuhan tenaga kerja Indonesia pada 2030 mencapai 115 juta orang.
Revitalisasi menyeluruh dilakukan dengan menggandeng berbagai pihak, termasuk perguruan tinggi luar negeri.
Workshop Penyusunan Rencana Pengembangan Jurusan Administrasi Niaga, di Hotel Ibis
Selain revitalisasi, magang bersertifikat ( forum human capital ) juga diterapkan agar mahasiswa mendapatkan ijazah sebagai syarat kelulusan dan sertifikat kompetensi sebagai pelengkap. Sertifikat kompetensi ini menentukan kemampuan terbaik lulusan”, demikian Revalin.
Mengutip Menristekdikti M. Nasir, Revalin juga mengatakan, pengembangan politeknik atau pendidikan vokasi harus berorientasi pada kebutuhan industri dan pasar kerja saat ini. Upaya tersebut adalah wujud peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar siap melakukan persaingan di dunia kerja.
Sebagian Tim Kurikulum Jurusan AN
Di sisi lain, program MEME adalah solusi bagi PNP dalam menghadapi tantangan dunia kerja yang banyak menghilangkan lowongan kerja karena pemanfaatan komputer dan mesin di Era Revolusi Industri 4.0.
Sesuai dengan artinya, multi exit, mahasiswa dibolehkan menghentikan kuliahnya di akhir tahun ke-2, di akhir tahun ke-3, atau di akhir tahun ke-4 untuk bekerja.
Setelah mendapat kerja, jika mereka ingin kuliah lagi, mereka dibolehkan melanjutkan kuliah yang tertunda karena bekerja.
Saat keluar dari kampus untuk bekerja, di samping mendapat ijazah, mereka juga mendapat sertifikat kompetensi, syaratnya, mereka lulus saat ujian sertifikasi kompetensi tertentu. Sistem ini diharapkan dapat menekan jumlah mahasiswa yang drop out (DO).
Pola MEME berlaku untuk semua program studi. Dengan sistem multi entry setiap peserta program bisa masuk di awal tahun pertama atau awal tahun ke-2 atau hingga tahun ke-4. Sebaliknya, sistem multy exit, memungkinkan seorang mahasiswa keluar dari program di akhir tahun ke-2, ke-3, atau ke-4.
Ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu sumber daya nanusia (SDM) dalam menghadapi persaingan era Revolusi Industri 4.0, terutama dalam mencapai link and match dengan dunia industri.
Workshop AN: Sosialisasi Kurikulum, Renstra, dan Panduan TA
Ketua Jurusan AN, Dr. Primadona, M.Si. melaporkan, workshop jurusannya itu terdiri dari 3 sesi, Sosialisasi Kurikulum Prodi Administrasi Bisnis dan UPW, Sosialisai Panduan Tugas Akhir, dan Sosialisasi Renstra.
Dalam pekan berikutnya, workshop ini akan di- follow up dengan penyusunan Rencana Pembelajaran Semester (RPS). RPS adalah dokumen perencanaan pembelajaran yang disusun sebagai panduan bagi mahasiswa dalam melaksanakan kegiatan perkuliahan selama satu semester untuk mencapai capaian pembelajaran yang telah ditetapkan, demikian ditambahkan Sepri Neswardi, M.Si., Koordinator Program Studi Administrasi Bisnis.
d®amlis