Meski cuma sebagai anggota, dirinya sudah mengibarkan bendera Politeknik Universitas Andalas dalam organisasi profesi IATKI, hasil deklarasi 72 orang pakar, birokrat, dan praktisi tenaga kelistrikan se-Indonesia, di Aula Barat ITB di era milenium, tahun 2000.

Untuk IATKI cabang provinsi,  yang ketuanya otomatis  dijabat oleh GM PLN Wilayah III Sumbar-Riau-Jambi, dia adalah sekretaris. Saat aktifitas yayasan mulai vakum, PT Eleska IATKI mendaulat pria pekerja keras dan murah senyum ini sebagai asesor senior.

 

Photo terakhir yang diambil di PNP pada 15 ‎Mei ‎2018

 

Namun 2 tahun terakhir ini, dia lebih aktif di Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) PNP daripada di perusahaan jasa sertifikasi kompetensi tenaga teknik ketenagalistrikan yang sudah terakreditasi oleh Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan Nomor 3657Stf/20/DJL.4/2014 itu.

“Target PNP tahun ini, 90% dosennya sudah berstatus asesor. Ini mesti digenjot karena industri sudah mulai memberlakukan syarat pendaftaran calon tenaga kerja bersertifikat kompetensi!” demikian ungkapannya dalam wawancara terakhir dengan PNPNews.

 

Di tengah deraian hujan, Si Kembar Dilan dan Ryan (25) membaringkan ayahanda di peristirahatan terakhir.

 

Pergi di Tengah Silaturrahim

 

Namun sekarang Desmiwarman, ST., M.Si., asesor senior itu telah pergi menghadap  Khalik-nya.

“Tidak ada tanda-tanda Ayah mau meninggal. Terakhir, Ayah cuma kasi uang jajan kayak biasa. Namun karena Ayah pergi bersama Ibu, Ayah emang berpesan agar Dylan hati-hati dan jagain adik (Putri)”, kisah Dylan tercekat.

Kisah alumnus PNP tahun silam ini diamini oleh kakak kembarnya, Ryan yang sekarang menempuh pendidikan pascasarjana. “Semua terjadi seperti biasa”, kata Ryan yang lebih sering terlihat melamun dibandingkan dengan kedua adiknya.

“Ayah pergi bersama Ibu untuk mengikuti Reuni Alumni Akademi Teknik Padang (ATP) Angkatan 1980 di Pekanbaru. Rombongan berangkat 08.00 WIB dari Kampus Universitas Negeri Padang (UNP), terang Dylan” sambil memandang adiknya Putri, yang sedang berbincang dengan teman-temannya sesama mahasiswa akademi perawat.

 

Foto bersama Alumni ATP Angkatan 1980 sebelum bertolak ke Pekanbaru. Desmiwarman mengacungkan jempol penuh semangat.

 

Bapak cukup antusias dalam silaturrahim alumni. Meskipun acara dimulai esok hari, dari mulai check in hingga malam masih terlibat perbincangan dan senda gurau dengan teman-temannya.

Lepas tengah malam saat beristirahat beliau tiba-tiba mengalami sesak nafas. Kami memutuskan untuk membawa beliau ke Rumah Sakit Umum Santa Maria di kawasan Sukajadi, Pekanbaru.

 

Salah satu momen bahagia yang terekam di ponsel rekan alumninya: “Ayo! Siapa yang mau gulai ikan patin, makanan enak khas Pekanbaru…!” ajak Desmiwarman kepada teman-teman alumninya saat santap malam. Seperti biasa, ia tetap ceria.

 

Di rumah sakit, tubuh beliau mulai dingin tapi masih dalam keadaan sadar. Saya bisikkan: “Ayah harus kuat agar kita bisa pulang ke Padang! Beliau mengangguk,” ungkap istri Desmiwarman  Sumarni mengisahkan sambil terisak. Bola matanya penuh gumpalan air yang siap berjatuhan.

 

Ny. Sumarni bersama kedua anak kembarnya di rumah duka.

 

Maju Bersama

 “Pak Des orang yang berjasa mengenalkan saya pada organisasi profesi dan lembaga uji kompetensi. Beliau punya prinsip maju itu harus bersama-sama. Di IATKI, beliau menguji tenaga teknik kelistrikannya, saya di pembangkit tenaga listrik, kesan  Dr. Maimuzar, ST.,MT.

Tercatat, Desmiwarman adalah dosen senior PNP ke-7 yang telah tiada. Enam orang lainnya adalah: Drs. Yuwirman, Drs. Buyung Sidik, MPd., Zulfikar, ST., MT., Lismar Rusli, ST., Indra Yurmansyah, M.Sc., IPMD, dan Drs. Erwadi Bakar, M.Kom.

Catatan : Ada satu lagi yaitu Hendra MZ, teman seangkatan Lismar Rusli di tek sipil, sebelum meninggal beliau sudah keluar PNP.

d®amlis

Berita Terkait