Riset yang berorientasi pada pemecahan masalah, keterbaruan, dan riset berbasis produk adalah 3 faktor menonjol yang digilai penerbit jurnal dunia dan menjadi senjata bagi penulis menembus jurnal bergengsi dunia.

Ada tidaknya salah satu dari ketiga faktor itu terlihat dari abstrak yang diajukan penulis, ungkap Yuni Sari Amalia, S.S., M.A., Ph.D.,  pengamat publikasi jurnal internasional, proceeding, dan masalah khusus jurnal internasional dalam “Workshop on Abstract’s Writing Guidance for International Journal” di Lantai 2 Gedung Pustaka PNP, kemaren (16/8).

 

 

Abstrak adalah ringkasan singkat, lengkap, kuat dari sebuah artikel makalah atau skripsi yang panjangnya 150-250 kata, biasanya berupa 1 paragraf tunggal yang ukuran font-nya berbeda dari teks utama dan dicantumkan di awal naskah.

“Namun sebagian besar penulis tidak begitu mengenal abstrak  padahal gambaran singkat ini sangat menentukan diterima atau ditolaknya naskah mereka, tak peduli sepenting atau semahal apapun riset mereka”, tekan Yuni.

Mengacu pada struktur abstrak, Reviewer jurnal dunia cuma butuh waktu 3 menit untuk memutuskan suatu naskah diterima atau di- reject .

Oleh karena itu abstrak harus secara jelas mengungkapkan latar belakang dan tujuan riset. Jika naskah tak sesuai format yang ditentukan, panitia jurnal sudah bisa menebak penulisnya tidak membekali diri dengan penulisan standar.

Sebelum mengirim naskah ke jurnal prestisius, penulis bisa menerapkan strategi berikut: melakukan penilaian sejawat, penyuntingan naskah, penerjemahan dan penerjemahan ulang ke bahasa asal dan ke bahasa Inggris untuk menghindari plagiariasi dari kata-kata yang sama, pengoreksian dari penutur bahasa asli, dan tidak bosan merevisi berkali-kali, saran mantan fasilitator dan korektor buku ajar PIPS Unair, Surabaya ini.

 

 

 

Praktik penilaian sejawat ( peer review) dan penyuntingan naskah ( copy editing).

 

Permasalahan umum yang dihadapi penulis Indonesia menurut Yuni adalah kekeliruan dalam menerapkan struktur dan kaidah penulisan, kesalahan dalam isi (metode pengumpulan data, analisis riset, temuan, dan kesimpulan), memilih kata kunci, mengangkat judul, dan menggunakan bahasa.

Dalam sambutannya, Wakil Direktur 1, Drs. Albar, M.Kom., menyambut antusias workshop yang dipanitiai Kepala UPT Bahasa PNP, Sariani, S.S., Appl.Ling., ini.

Staf PNP sangat membutuhkan penjelasan teknis ini karena sebagian mereka diwajibkan mengikuti konperensi internasional dan membuat jurnal, baik karena tuntutan naik pangkat maupun untuk  memenuhi persyaratan menyelesaikan program doktoral”, ungkap Albar.

d®amlis

Berita Terkait