Aksi kriminalitas jalanan yang dilakukan kelompok begal maupun geng motor liar kerap membuat masyarakat resah. Untuk meminimalisir terjadinya aksi kriminalitas itu, yang dapat diaplikasikan secara praktis dalam kehidupan menjadi motivasi bagi salah satu kelompok Pekan Kreatifitas Mahasiswa – Karsa Cipta (PKM-KC) mahasiswa Politeknik Negeri Padang (PNP) untuk menciptakan gelang anti begal.

Proposal PKM-KC berjudul “GIBAL (Gelang Anti Begal) Sebagai Solusi Pencegahan Dini Kejahatan Berbasis Mikrokontroller” itu bahkan lolos seleksi dan meraih dana penelitian dari Kemenristekdikti dalam program PKM 2018.

“Alhamdulillah lolos seleksi, kami sudah mengikuti Monev (Monitoring dan Evaluasi, -red) dan diberi dana penelitian oleh Kemenristekdikti. Mudah-mudahan lolos hingga Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas),” ujar Tiara Ramayani selaku ketua kelompok kepada Metrans, Selasa (24/7).

Ia menjelaskan, gelang anti begal ini diciptakan dengan anggaran biaya sekitar Rp200 ribu.

“Biayanya sekitar Rp200 ribu. Gelang ini sudah dapat berfungsi dengan memberikan notifikasi ke nomor yang dituju dan memberikan informasi ke aplikasi android berupa denyut jantung dan lokasi korban terkini,” jelasnya.

Lebih lanjut dikatakan, secara otomatis, alat tersebut akan mengirimkan informasi petunjuk ketika pembegalan terjadi atau pengguna merasa terancam.

“Alat ini dapat menjadi alat pemberitahu atau proteksi dini terhadap korban yang terkena begal. Ia bekerja ketika kondisi pengguna merasa teracam atau pengguna sedang di begal, maka pengguna dapat menekan tombol pada alat,” jelasnya.

Selanjutnya kata dia, informasi pengguna dikirim ke semua pengguna aplikasi yang sama, dan notifikasi sms akan terkirim ke nomor yang sudah di hubungkan, seperti keluarga.

“Pada sistem terdapat dua metode yang berhubungan, yaitu alat dan aplikasi. Alat bekerja mengirimkan lokasi secara real time dan jumlah denyut nadi pengguna, setelah data didapatkan, selanjutnya data akan disimpan dan diolah untuk diteruskan ke sesama pengguna aplikasi Gibal dan notifikasi sms akan masuk ke nomor bantuan yang sudah didaftarkan oleh pengguna,” tandas mahasiswa tingkat akhir itu.

Ia berharap, Gibal dapat mengurangi angka korban kriminalitas tindak kekerasan di jalan (begal), dan bekerjasama dengan kantor polisi dan rumah sakit. Implementasi alat, berpotensi untuk dipatenkan dan produksi masal.

Dikatakan, selain digunakan untuk keamanan, tetapi gibal juga bisa digunakan sebagai aksesoris, oleh karena itu, tim gibal bekerjasama dengan pengrajin.

“Untuk saat ini pengembangan alat Insya Allah hanya tinggal pada desain dan pembuatan untuk komersial. Kerjasama dengan pengrajin gelang, itu untuk memperbaiki tampilan dari desain Gibal yang lebih menarik, sehingga Gibal dapat dipakai oleh semua orang,” katanya.

Dikatakan, mereka optimis bisa lolos dan mendapatkan emas di Pimnas yang akan diselenggarakan bulan Agustus mendatang.

“Insya Allah, kita optimis. Pasti bisa,” harapnya.

Ia menyebutkan, apapun hasil akhir yang akan didapatkan pada PKM kali ini, mereka tetap akan melanjutkan pengembangan alat tersebut hingga mengomersialkan produk dan membuat hak patennya.

Hal yang sama juga dikatakan Pembina PKM 5 Bidang PNP, Fazrol Rozi. Ia juga optimis untuk bisa sampai ke tahap Pimnas dan meraih emas untuk tahun ini meskipun tahun sebelumnya, PNP belum bisa untuk sampai ke tahap Pimnas.

Mahasiswa beserta Pembina PKM 5 Bidang Politeknik Negeri Padang

“Kita optimis, mudah-mudahan bisa meraih emas. Saingan cukup berat di seluruh Universitas di Indonesia, seperti UI, ITB, UGM, ITS, dan Universitas lainnya,” tandasnya.

Dikatakan, untuk tahun ini, di PNP ada enam kelompok yang proposalnya lolos hingga sampai ke tahap Monev.

Lebih lanjut kata dia, untuk PKM 2019, Direktur PNP sudah minta agar dipersiapkan dari sekarang.

“Proposal 2019 masuknya akhir tahun ini, sekitar bulan November. Insya Allah untuk 2019, sudah diancang-ancang,” katanya mengakhiri. (Raihan)

*sumber

Berita Terkait